Share

Bab 38

Fanala mengeliat kecil sebelum membuka matanya yang terasa berat. Kepalanya pusing, kerongkongannya juga kering hingga terasa sakit. Beberapa kali ia mengerjap hingga menyadari bila ia tak berada di kamarnya. Dan terasa ada yang salah dengan matanya karena sulit sekali dibuka.

Fanala beranjak duduk seraya mengingat-ingat di mana ia berada. Tak butuh usaha besar untuknya ingat bila ia berada di apartemen Kak Elma. Karena kemarin dengan jahatnya ia membatalkan pernikahannya dan membiarkan laki-laki yang ia kecewakan untuk menanggung semua kesalahannya.

Usai mengembuskan napas berat, Fanala melangkah turun dari ranjang. Gontai langkahnya menuju toilet di sudut kamar bernuansa biru dan pink lembut itu. Di depan cermin, ia memandangi wajah kusamnya. Matanya bengkak dan merah. Hidung berarir, sebab terlalu banyak menangis ia jadi pilek. Ia tampak menyeramkan sekaligus menyedihkan. Perpaduan yang aneh.

Fanala menyalakan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status