Share

Bab 61

Fanala bangun dalam keadaan haus luar biasa. Segera saja ia duduk lalu menyambar segelas air putih di atas nakas dan menandaskannya hingga tak lagi bersisa, mengabaikan nyeri pada kerongkongannya. Setelah tak merasa haus lagi, ia mulai menyadari matanya yang terasa sangat berat dan sulit dibuka. Matanya pasti bengkak. Bagaimana tidak bengkak, ia menangis berjam-jam, hingga jatuh tertidur.

Fanala mengacak-acak rambutnya frustrasi saat mengingat kembali bila semalam ia memperburuk hubungannya dengan Mama.

Aish!

Ia membentur-benturkan kepalanya pada bantal yang ada di pangguannya. Kenapa juga ia harus terpancing semalam? Tapi bagaimana ia tidak terpancing coba? Mama memojokkan Gathan. Ia tidak terima bila ada yang memojokkan Gathan. Gathan itu korban.

Perhatian Fanala teralihkan oleh dering ponselnya. Menoleh ke sana kemari mencari keberadaan ponselnya yang semalam ia bawa tidur. Setelah mengangkat semua bantar dan melempar selimut ke lantai, akhirnya ia menemukan ponselnya di ujung kasu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status