Share

Pencuri

Saat kembali ke kamar, sepanjang jalan air mataku sudah berkejaran menuruni pipi. Rasanya aku ingin mengumpati diri sendiri. Padahal harusnya aku tidak sebodoh ini dan memperturutkan emosi. Percuma aku memelototi diktat-diktat tebal dan hapal bagian-bagian penting di luar kepala. Sia-sia saja menghabiskan quota untuk membaca bermacam jurnal online ter­-update, kemudian memberikan konseling kepada pasien, kalau mengurus diri sendiri saja aku tidak becus.

Harusnya aku tidak usah peduli pada sekeliling yang juga tidak memedulikanku. Harusnya aku fokus pada diri sendiri, sebab periode emas pertumbuhan dan perkembangan ini tidak akan terulang dua kali.

Peduli setan sama makhluk bernama Samsuari! Harusnya itu yang aku lakukan dan tekankan dalam hati.

Namun ternyata, praktek di lapangan tidak semudah teori. Masing-masing keluarga memiliki masalah komplek yang berbeda. Tidak semudah itu.

“Maafkan Mama, Nak,” ucapku berkali-kali sambil mengelus perut yang masih rata.

Ingin rasanya aku berteri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status