Share

Cinta Mati

"Abaang! Sini dulu!" Tetapi dia tetap melangkah pergi.

Tingkah Bang Sam membuatku mati-matian meredam emosi yang menjalari dada. Lihat saja nanti. Kalau bukti nyata itu ada di tangan, kita tunggu apa yang akan kulakukan.

Aku mengatur napas dan kembali ke ranjang, berbaring di sisi Zidan yang tidur tenang. Mencoba berdamai dengan pikiran agar bisa terlelap.

Namun, celoteh Amanda yang berubah menjadi rengekan, membuatku terpaksa bangkit dan mendekati boks bocah itu.

"Lapar? Mau susu?"

Mata beningnya yang seketika melihatku itu, membuat kemarahan sedikit luruh.

Perlahan kubuatkan dia susu, lalu memberikannya.

"Baca bismillah," ucapku dan dia balas dengan tawa lebar.

Tidak boleh seperti ini. Harus ada yang dibenahi. Orang kaya seperti mereka harusnya tidak melakukan apa-apa sendiri. Tidak ada sesiapapun di rumah ini kecuali seorang pembantu dan sopir yang Abah bawa dari rumah utama.

Ayuk Siti sibuk di dapur dan melakukan semua pekerjaan rumah, sampai Amak harus turun tangan membantu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status