Share

Mencaci tapi memuji

Lampu menyala, dan saat bola mataku mengarah pada kamarku. Aku melihat seorang wanita paruh baya yang selalu aku panggil dengan sebutan ibu, dan seorang pria paruh baya yang selama beberapa bulan ini telah mendekap di penjara. 

Deg!

'Ibu, A-ayah!' lidahku terasa kelu, saat akan memanggil seorang pria paruh baya yang sedang berdiam diri dengan bersidekap dada itu dengan sebutan ayah. 'Bagaimana mungkin! Orang yang selalu aku panggil dengan sebutan ayah itu, sudah berada di rumah, tepat di dalam kamarku! Bukankah dia sedang mendekap di penjara? Kenapa dia sudah berada di rumah? Apakah ini sebuah mimpi? Atau hanya halusinasi? Pikirku dalam hati.

Kedua orang itu menatapku dengan tatapan yang sangat sulit untuk aku artikan. Tatapan apakah itu? Aku terus bertanya-tanya dalam hati, dengan kepala yang mulai menunduk. Pertanda jika aku sudah mulai takut dengan keadaan ini. Tepatnya aku takut dengan kehadiran pria paruh baya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status