Di sejumlah media China memberitakan bahwa ada satu kelompok hacker yang melakukan penyerangan siber terhadap perusahaan asing dan lembaga negara. Mereka secara terang-terangan menyebutkan nama mereka, yaitu : Four-H.Belum diketahui pasti jumlah dan asal kelompok hacker tersebut, namun yang pasti, saat ini badan siber China sedang mencari para pelaku. Salah satu peristiwa yang terjadi karena ulah mereka adalah peledakan yang terjadi pada acara hari jadi Yuan You Energy tempo lalu.Hacker Heng merupakan bagian dari Four-H!Selain teror pada acara tersebut, Four-H juga memberikan nada ancaman kepada para petinggi dan karyawan Yuan You Energy. Hacker tersebut memberikan pesan di tiap-tiap komputer kerja mereka bahwa Yuan You Energy tidak akan aman.Terang saja, hal tersebut membuat Tuan Yuan Feng menjadi ketar-ketir. Selama beberapa tahun belakangan, memang kerap kali ada gertakan semacam itu tetapi tidak signifikan dan membahayakan. Namun, pada akhir-akhir ini ancaman tersebut mulai mar
Lagi, Hanz berusaha menenangkan dan menyabarkan Tuan Yuan Feng. “Tuan, yakinlah problem ini akan teratasi, lalu keluarga dan perusahaan Tuan akan aman dan baik-baik saja. Percayalah kepada kami.”Meskipun Hanz, Hyun Ki dan Tuoli terus memberikan kalimat positif dan motivasi, Tuan Yuan Feng seperti kehabisan asa. Apalagi lebih dari sepuluh karyawan Yuan You Energy telah resign dari pekerjaannya dengan alasan menjaga keselamatan pribadi masing-masing. Mereka tidak mau menjadi salah satu korban dari kejahatan Four-H, minimal kehidupan dunia maya dan data rahasia mereka tetap aman.Kondisi perusahaan mulai memburuk karena sejumlah ekonom dan pengamat bisnis mengatakan bahwa bisa saja Yuan You Energy akan mengalami kebangkrutan dalam waktu cepat atau lambat. Sebab, ancaman hacker sama berbahayanya dengan ancaman para mafia, bahkan lebih parah karena hacker tak terlihat dan sangat sulit dilacak keberadaannya.Meski saat ini perusahaan masih tetap berjalan n
Tuoli merupakan imigran asal Taiwan. Pada saat masih tinggal di Taiwan sekitar lima tahun lalu, dia memiliki seorang ibu semata, tidak punya saudara, sementara ayahnya telah meninggal saat dia masih kecil. Ibunya Tuoli waktu itu bekerja sebagai karyawan bank, namun karena pada masa itu bank tempat ibunya bekerja sedang ada masalah besar lantaran ulah hacker sehingga menyebabkan bank tersebut bangkrut, akhirnya ibunya Tuoli tergabung bersama para karyawan lain yang di-PHK.Sejak saat itu, Tuoli sangat benci dengan para hacker jahat. Dia masih ingat nama hacker tersebut, Chen Hu! Meskipun kemiskinan telah hilang dari kehidupan dia dan keluarganya, namun Tuoli masih menyimpan dendam terhadap hakcer tersebut, dan berjanji pada dirinya sendiri suatu saat akan menemukan si hacker dan membalaskan dendamnya.Hyun Ki mengedarkan pandangan di penjuru kamar tidur milik Tuoli. “Aku tidak menyangka kalau di dalam rumah yang tampak biasa ini terdapat ruangan rahasia.” Hyun
Weiheng.Chen Hu.Hanz yang sedang di depan layar komputer lantas termenung beberapa saat. Setelah berpikir keras cukup lama, mengulik berbagai asumsi yang bertebaran di dalam kepalanya, akhirnya dia mengeluarkan satu kesimpulan dini.“Four-H terdiri dari empat orang. Saat ini, kita sudah punya dua nama. Weiheng atau Heng. Dan Chen Hu atau Hu. Heng dan Hu adalah dua nama itu.”Hanz sudah punya data dasar yang mentah tentang Weiheng, sementara Tuoli mempunyai sedikit juga data tentang Chen Hu.Dengan bermodalkan data-data lima tahun lalu tempat ibunya bekerja, Tuoli mengolah semua data tersebut dengan sabar dan teliti, lalu dengan skill hackingnya yang cukup mumpuni, dia pun terus mengerahkan kemampuannya, dengan segala daya dan upaya.Begitu teringat dengan kisah kelam keluarganya yang harus hidup dalam kesusahan pasca ibunya di-PHK, Tuoli sangat geram dengan sosok yang mengaku dirinya sebagai hacker jahat, terutama nama Che
Hanz sudah mengetahui keberadaan satu anggota dari kelompok Hacker Four-H, Weiheng, pria itu sedang berada di Beijing. Namun, sebelum Non-C berangkat menuju Beijing, mereka bertiga ingin melakukan liburan dengan berkeliling kota Shenzhen seharian penuh, setelah itu, barulah mereka mengejar keberadaan Weiheng.Perjalanan yang akan memakan waktu selama berjam-jam lamanya ini mereka tempuh dengan menggunakan bus dan kereta yang beroperasi di Shenzhen, sebuah Mega City besar di China. Shenzhen termasuk satu dari empat kota dengan level Tier Satu selain Beijing, Shanghai, dan Guangzhou.Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan infrastruktur dan ekonomi di Kota Shenzhen berkembang sangat pesat, dan dikenal sebagai Silicon Valley China, karena banyaknya perusahaan teknologi besar di kota ini. Selain terkenal sebagai kota futuristik, kota yang banyak berdiri bangunan modern ini juga terkenal dengan taman-taman tematik dan pantai-pantai yang indah.Ketika bus yang mengantar perjalanan mereka
Mereka pun tiba di salah satu taman yang ada di Shenzhen. Sengaja berkeliling pakai sepeda listrik. Lagipula, umumnya kendaraan di sini sudah menggunakan teknologi terbaru dan tercanggih. Luar biasa. Karena itulah udara di Shenzhen terbilang bersih.Sambil bersepeda, Tuoli mulai mengumbar keluh kesahnya. Dengan raut wajah riang gembira, dia mulai mengomel. “Apa kalian sudah menginstal aplikasi Tektok? Aplikasi yang banyak mengandung konten tidak pantas itu, yang banyak joget haram.”Hanz dan Hyun Ki menggeleng sambil terus mengayuh.“Aku juga belum. Tapi, aku sering melakukan riset. Anehnya, walaupun populasi di China merupakan terbesar di dunia, namun di sini pengguna Tektok bukanlah terbanyak di dunia padahal Tektok asalnya dari sini.” Tuoli tersenyum meledek.Nomor satu tentu saja Amerika, sedangkan nomor kedua adalah Indonesia.Berarti, di China orang tidak terlalu antusias dalam penggunaan media sosial Tektok.Tuoli melanjutkan kalimatnya. “Di Taiwan, masyarakat dan pemerintahnya
Hanz, Hyun Ki, dan Tuoli memang satu frekuensi. Mereka asyik memperbincangkan segala sesuatu yang ada di China. Setelah asyik memperbincangkan Tektok di taman, mereka menuju Huaqiangbei, sebuah lokasi yang merupakan The Biggest Electronic Market in the world.Mereka bertiga berjalan santai di dalam sana. Saat ini, suasana cukup ramai. Para pengunjung hilir mudik ke sana kemari mencari-cari apa yang sedang mereka cari. Elektronik jenis apa pun, ada di sini, seperti smartphone, pc, playstation, mainan anak, robot, dan apa saja.Tuoli mengerling ke sekitaran, “Kalau butuh sesuatu untuk perangkat komputerku, aku pasti ke sini.” Tuoli berhenti di salah satu toko komputer, dia mencari sebuah flash drive. Hanz memperhatikan dengan saksama apa saja yang ada di sini. ‘Negeri copy paste!’ Hanz berkomentar dalam hati. Betapa tidak, seperti halnya Kakashi sang ninja peniru, China memang seperti itu, sangat jago dalam hal tiru meniru.Teknologi yang mere
Malam harinya.Jika dilihat dengan menggunakan drone dari atas langit, maka Kota Shenzhen akan tampak berkilau dan berkerlap-kerlip. Ketika malam hari, kota ini jauh lebih indah dan keren. Gedung-gedung tinggi pencakar langit menebarkan cahaya putih, kuning, dan warna-warni. Sungguh memanjakan mata.Dari setiap apa yang ada pada kota yang dulunya merupakan tempat para petani hidup ini, maka ketika di zoom ini pada satu tempat, tepatnya di Dongmen, di situlah tempat banyak orang terutama para kaum muda menikmati malamnya.Hanz yang sudah capek karena sudah dari tadi pagi berjelajah di Shenzhen pakai bus dan kereta listrik, sebenarnya ingin pulang, tapi lagi-lagi Tuoli dan Hyun Ki memaksa agar nanti saja pulangnya.“Belum pas rasanya kalau kita tidak mampir ke Dongmen! Ini tempatnya anak muda nongkrong!” ujar Tuoli, lalu dia kembali menghadapkan tubuhnya kepada para penjual jajanan, tak sabar mengisi perutnya yang sudah keroncongan.Hyun Ki menepuk-nepuk pundak Hanz. “Makanan di sini en