Namun, tak lama kemudian ketiga orang ini malah melihat adegan yang membuat mereka tercengang. Begitu ketiga pengawal itu mendekati David, mereka langsung melayang sambil berteriak kesakitan. Mereka terlempar keras ke atas lantai dan meratap tanpa henti. “Bagaimana ini bisa terjadi?” Sepasang mata Bagas membelalak, wajahnya penuh dengan rasa tidak ketidakpercayaan. Perlu diketahui, ketiga pengawal ini adalah pengawal professional yang dia sewa dengan menghabiskan banyak uang. Sekarang mereka justru ditumbangkan oleh David dengan mudahnya. Ini sama sekali tidak mungkin! Wajah Wulan tiba-tiba menjadi lesu, seolah-olah tidak berani percaya pada matanya sendiri. “Dia……ternyata di begitu hebat?”Tanpa menatap ketiga orang yang terbaring di lantai, David berjalan ke arah selangkah demi selangkah. “Kamu……apa yang ingin kamu lakukan?” Tubuh Bagas bergetar kencang dan tanpa sadar berjalan mundur beberapa langkah.“Karena kamu begitu suka orang berlutut menyembahmu, maka kamu juga rasakan p
Pada saat itu, wanita dalam pelukannya juga diam seribu bahasa. Wanita itu gemetar ketakutan dan tidak berani bergerak. Karena mereka tahu dengan jelas, betapa menakutkannya kemampuan orang di depannya ini. Bahkan keberadaan seorang Walikota Jayanegara, pada hari pelantikannya juga akan datang mengunjunginya secara pribadi.“Kamu tenang saja, aku pasti akan memberikan sebuah penjelasan kepadamu.” Julio perlahan-lahan bangkit berdiri dan dengan senyum dingin berkata, “Ayo, bawa aku ke ruang eksklusif.”Di sebelah sini, di dalam ruang eksklusif.Tak lama setelah Bagas pergi, Hasan berkata mendesak dengan firasat buruk. “David, ayo kita segera pergi saja.”Namun, David bukannya panik, malah duduk dengan santainya. Dia berkata sambil menyantap makanan lezat di atas meja. “Om Hasan, jangan terburu-buru. Setidaknya harus pergi setelah makan makanan ini. Kalau tidak, sayang sekali.”Wulan hampir mati karena kesal dan dengan marah berkata, “Dalam keadaan seperti ini, kamu masih mau makan? Mem
Julio tidak bisa menahan diri untuk tidak mengucek mata. Setelah itu raut wajahnya berubah drastis. Dia tidak menyangka bahwa pemukul orang yang dikatakan Bagas adalah David. Perlu diketahui bahwa David adalah majikan mudanya. Jangankan memukul seorang Bagas, bahkan jika membunuh dirinya, Julio Sianturi, dia juga tidak akan keberatan.Pada saat ini, hanya terlihat David dengan satu tangan di saku seolah tersenyum sambil berkata kepadanya, “Kak Julio, ‘ya? Akulah yang memukul orang. Mau dibunuh atau dipenggal, lakukan sesukamu.”Julio hampir muntah darah. Membunuh dia? Jangan bercanda. Bahkan jika meminjamkanku 100 buah nyali, aku juga tidak berani!Julio diam-diam menyeka keringat dan dengan penuh hormat membuka mulut berkata, “Tuan……”Tiba-tiba Hasan dengan langkah cepat berdiri ke depan David dan memaksa diri berkata, “Raja Jayanegara, masalahnya sama sekali tidak seperti yang dia katakan. Anda tolong dengarkan penjelasan saya……”Wulan terkejut seketika dan tidak bisa menahan diri
Julio kembali membungkuk menghadap David sambil berkata, “Maaf, sudah membuat Anda terkejut. Ini adalah kesalahan saya. Saya meminta maaf kepada Anda di sini.”Surya yang berdiri di samping David masih mengira Julio membungkuk kepadanya. Dia buru-buru melambaikan tangan dengan penuh semangat sambil berkata, “Tidak, tidak. Kak Julio, Anda terlalu sungkan. Anda bisa bertindak seperti ini, kami sudah sangat berterima kasih.”Meskipun berkata demikian, matanya justru dipenuhi kegembiraan yang tidak dapat disembunyikan. Seorang Raja Jayanegara bahkan meminta maaf kepadanya. Ini adalah kehormatan yang begitu besar!Julio tidak melihatnya sama sekali dan langsung memalingkan wajah berkata kepada Hasan dan Wulan. “Kalian tenang saja. Aku jamin nggak akan ada orang yang mencari masalah dengan kalian lagi di kemudian hari.”Hasan dan Wulan hingga saat ini tetap tertegun dan hanya mengangguk linglung.“Kemarilah, lempar orang ini ke luar. Mulai hari ini dia bukan manajer utama Emgrand Group lagi
Surya mencibir. “Kalau tidak? Memangnya dia mempertimbangkan mukamu?”David dengan wajah serius berkata, “Tentu saja, karena dia adalah bawahanku.”Setelah omongannya selesai diucapkan, Surya tercengang. Hasan bertiga yang berada di sampingnya juga tecengang. “Apa katamu?” Surya masih mengira dirinya salah dengar dan menggaruk telinganya sambil berkata, “Kamu bilang Raja Jayanegara adalah bawahanmu?”“Benar.” David mengangguk.“Puch!”Surya tertawa menyembur di tempat. “Nggak bisa, aku benar-benar sudah nggak tahan. Hahaha, lucu sekali.”“Om Hasan, Wulan, kalian sudah dengar? Bocah ini bahkan mengatakan Raja Jayanegara adalah bawahannya. Aku pernah melihat orang membual, tapi ini pertama kalinya melihat orang yang membual seperti ini.”Dia memegang perut dan tertawa terpingkal-pingkal, seolah tak lama kemudian akan putus nafas karena tertawa.Heni juga dibuat tersenyum marah. “Makhluk nggak berguna. Kamu benar-benar sembarangan membual. Jika Raja Jayanegara adalah bawahanmu, maka pres
David segera menuju toko karangan bunga terbesar di sekitar dan membeli banyak lilin.”Hari ini adalah tahun ke-12 sejak panti asuhan terbakar, sekaligus peringatan hari meninggalnya kepala panti terdahulu dan yang lainnya.”Setengah jam kemudian, di depan sebuah kuburan di posisi paling tengah Taman Pemakaman Umum Kalibata area B.Di tengah keheningan dan kesedihan yang mematikan, terlihat seorang gadis muda berlutut di depan batu nisan sebuah kuburan sambil terisak, “Kakek kepala panti, hari ini adalah hari peringatan meninggalnya kalian. Ria kembali datang melihat kalian lagi.”Di hadapannya, terletak 7 buket bunga dan 7 batang lilin.“Maaf, Ria tidak berguna. Tidak hanya tidak berhasil menemukan adik Kerikil Kecil dan 6 kakak lainnya, tapi juga tidak bisa membalaskan dendam kalian.”“Aku benci Keluarga Camin. Merekalah yang menghancurkan segalanya dan mencelakai kalian. Selama 20 tahun ini Ria selalu memikirkan pembalasan dendam, tapi Ria benar-benar tidak punya jalan keluar.”“Kak
Di titik kumpul lereng bukit Taman Pemakaman Umum Kalibata, Yuni duduk di dalam mobil. Dia sesekali menunduk untuk melihat waktu dan sesekali mengangkat mata melihat ke luar mobil.Pada saat ini, Ria berjalan kemari.“Bu, Anda tidak apa-apa? Kenapa mata Anda begitu merah?” kata Yuni tidak tahan. “Aku tidak apa-apa.”Ria buru-buru mengucek mata dan berkata memaksakan senyuman. “Mungkin kelilipan.”Dia kembali mengalihkan pembicaraan dan berkata, “Oh ya, pelelangan Keluarga Camin akan dimulai dalam waktu berapa lama lagi?”“Masih tersisa kurang dari setengah jam.” kata Yuni terburu-buru.“Ayo jalankan mobil.”Ria mendesak. Yuni melihat seseorang berjalan kemari dari kejauhan ketika hendak menyalakan mesin mobil.Ternyata itu David.Yuni duluan berteriak, “David.”Ria sedikit tertegun. Dia segera menurunkan kaca jendela mobil dan menatap orang itu dengan dingin. David yang baru saja turun dari Taman Pemakaman Umum Kalibata berbalik badan dan berkata dengan tampak sedikit tak berdaya. “
Plak!Suaranya nyaring dan kelenturannya penuh. Untuk sesaat, Jodi terdiam, Ria terdiam, Yuni yang berada di samping juga terdiam.Ria seperti disambar petir, tubuhnya bergetar tak tertahankan. Warna merah tak berujung menjalar dari leher hingga telinganya. B*jingan ini bahkan……bahkan menepuk……menepuk bagian itunya di depan umum!Terkejut, marah, malu, tidak percaya dan berbagai perasaan lainnya terjalin di matanya.Dia menahan keinginan untuk mencincang-cincang David dan memaksakan sebuah senyuman kaku sambil berkata, “Benar. Jadi, Jodi, kamu jangan menaruh niat padaku lagi.”Setelah itu, dia diam-diam menjulurkan tangan dan mencubit lengan David dengan keras, disertai rotasi cubitan 360 derajat.Dia bahkan mengerahkan seluruh tenaganya. Tapi, ekspresi David malah tidak berubah seperti orang yang tidak bermasalah.“Nggak, aku nggak percaya!”Jodi meraung dan dengan wajah muram berkata, “Ria, beri tahu aku bagian manaku yang nggak sebanding dengan bocah ini?”“Sangat sederhana, karen