"Maaf jika kedatangan saya menganggu Tuan Fernando. Tapi saya hhanya menjalankan amanah dari Nyonya Lita, Tuan," jawab Yuni."Amanah apa? Dia menyuruhmu apa?" cecar Fernando bertanya balik."Nyonya Lita kemarin berpesan kepada saya, supaya dibangunkan pagi-pagi Tuan. Karena mau mengantar Tuan Muda untuk vaksin," jawab Yuni.Fernando berdecap. Tak percaya begitu saja dengan niatan istrinya. Dia adalah tipe wanita yang akan pergi jika hal itu menguntungkan dirinya. "Sejak kapan dia peduli dengan anaknya?" ledek Fernando ."Dia masih tidur. Lihat itu," tunjuk Fernando. Dia bahkan menggeser badannya agar Yuni dapat melihat Lita yang masih pulas. Yuni mengangguk ragu. Dan senyumnya terlihat begitu canggung. Ia yang hanya melihat saja malu sendiri akan hal itu."Kalau dia peduli dengan anaknya, dia tidak akan pulang menjelang dini hari. Dia tak akan kuat tidur dengan waktu yang sedikit seperti itu jadi tidak perlu membangunkannya," tolak Fernando. "Lebih baik kamu cari Nabila untuk ikut de
Fernando tersenyum. "Kamu benar. Sepertinya menyenangkan jika mempunyai anak perempuan yang lucu," sahutnya membenarkan."Sudah berikan Felicia padaku," suruh Fernando.Yuni percaya. Dia mengangguk kemudian mengulurkan Felicia kepada Fernando. "Kalau begitu saya titip Felicia kepada Tuan," ucapnya. Fernando menjawabnya dengan anggukan.Yuni mengelus lembut pipi Felicia dan berkata, "Felicia sayang. Jangan nakal ya. Jangan membuat Tuan Fernando menjadi repot," pesannya sebelum pergi."Maaf jika sudah merepotkan Tuan," ucap Yuni, kemudian tertawa canggung.Fernando menggelengkan kepalanya. "Sama sekali tidak. Jangan khawatir," sahutnya."Baiklah Tuan. Kalau begitu saya pergi dulu," pamit Yuni."Iya," sahut Fernando singkat. Setelah itu Yuni berjalan meninggalkan Shanaz dan Fernando.Di saat itulah Fernando mulai menyusun rencana dengan Shanaz. "Nabila. Bagaimana sekarang? Aku bisa melakukan tes DNA kepada Kenny karena dia tercatat sebagai anakku. Tapi rasanya sulit jika harus melakukan
Hari yang ditunggu oleh Fernando tiba. Hari di mana ia akan mengetahui hasil tes DNA. Fernando datang sendiri ke klinik. Tangan kanannya sudah ada amplop yang berwarna coklat. Fernando lalu mengeluarkan selembar kertas putih dari dalamnya.Dengan perlahan Fernando membuka selembar kertas hasil tes DNA dari klinik tersebut. Tanah yang dipijak oleh Fernando seakan runtuh. Dadanya seakan sesak saat membaca hasil tes DNA yang membuktikan bahwa Kenny bukan anak kandungnya. Fernando sampai tak sadar menjatuhkan kertasnya sembarangan di lantai.Fernando sampai terhuyung beberapa langkah ke belakang karena shock. Padahal dia sudah sudah dapat memprediksikan isinya. Tetapi tetap saja tak terima dengan kenyataan yang terjadi."Tega-teganya kamu membohongiku!" gumam Fernando dengan mengeraskan rahangnya. Tangannya mengepal menahan emosi.Dengan hati yang sudah hancur Fernando malam itu pulang ke rumahnya. Dia memang sengaja datang ke klinik setelah pulang kerja. Hal ini dimaksudkan agar tidak me
Di dalam kamar Shanaz merasa sangat senang. Berkali-kali ia menahan tawanya. Akhirnya Lita merasakan apa yang dulu ia rasakan. Tinggal menunggu mereka bercerai saja. Shanaz menonton dan mendengar rekaman pembicaraan mereka seperti layaknya sedang menonton di bioskop saja. Bersantai sambil memakan cemilan. Meski sesekali ia harus menjauhkan earphone miliknya karena teriakan dari salah satu dari mereka."Aku tak sudi menerima penghianat seperti kamu. Lebih baik kita bercerai saja!" ancam Fernando kepada Lita.Lita membulatkan matanya sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia menghambur ke arah Fernando lalu berlutut sambil memeluk kaki suaminya tersebut. "Aku tidak berselingkuh. Aku hanya–" suara Lita tercekat dan tak bisa melanjutkan ucapannya."Hanya apa? Kenapa tak kamu lanjutkan?" tanya Santi penasaran. Santi menatap tajam ke arah Lita. Damar juga sama, meskipun tak ingin istrinya bertindak anarkis, tetap saja ia tak mentolerir perbuatan Lita."Katakan saja apa yang sebenarnya
Fernando mengusir Lita dari rumah karena rasa kecewanya yang mendalam. Dia juga hendak menceraikan Lita. Shanaz senang dengan keputusan Fernando tersebut, karena akhirnya dendamnya terbalaskan. Malam itu Fernando yang sedang frustrasi karena problematika yang dihadapi, pergi ke bar dan berakhir mabuk-mabukan. Masalah tak berhenti sampai di sana. Fernando yang mengemudikan mobilnya seorang diri menabrak mobil seseorang yang tengah diparkiran di pinggir jalan. Orang yang ditabrak oleh Fernando tak terima. Dia meminta pertanggung jawaban dari Fernando karena mobilnya rusak. "Kamu bisa lihat sendiri kan? Mobilku rusak karena ulahmu. Kamu harus ganti rugi dengan membawanya ke bengkel sampai kembali seperti semula!" tunjuk seorang lelaki yang usianya lebih tua dari Fernando. Namun Fernando malah memukulnya. Lelaki itu jatuh terjerembab karena tak siap dengan perlakuan Fernando yang tiba-tiba itu. Karena tak terima. Lelaki itu bangkit dan membalas perlakuan Fernando. Fernando yang sedan
Kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Meisya yang mendengar berita tentang Fernando datang ke rumah Fernando untuk mencari kebenaran. Dia shock saat melihat pakaian Shanaz yang compang camping."Ceritanya panjang. Kalau kamu ingin tahu ikut dengan kami," jawab Lorenzo. Tanpa berpamitan Lorenzo berjalan menuju ke mobilnya dan membuka pintu. Lorenzo memberi kode agar Shanaz duduk di belakang. Sementara ia duduk di kursi kemudi. Meisya sebenarnya masih shock. Namun karena ingin tahu apa yang terjadi dia ikut masuk ke dalam mobil. Ia duduk di samping Lorenzo.Mobil Lorenzo kemudian melaju meninggalkan rumah Fernando. Membelah jalanan yang sudah sepi menuju ke apartemennya. Di dalam mobil Lorenzo menjelaskan kronologi kejadian yang dialami oleh Shanaz. Meisya merasa iba."Kasihan sekali dia. Pasti dia menjadi sangat trauma," ucap Meisya dengan tulus."Itu sudah pasti. Maka dari itu aku mau mengamankannya sementara waktu di apartemenku," sahut Lorenzo.Meisya mengangguk. "Aku setuju."Mal
Shanaz terbaring lemah di atas ranjang kamar apartemen Lorenzo. Dengan leluasa Fernando membuka satu persatu pakaian Shanaz, hingga tak menyisakan sehelai benangpun menutupi tubuh wanita itu. Fernando melepas pakaiannya. Kemudian setelah menampilkan tubuh polosnya ia memagut bibir Shanaz dengan lembut. Tangannya mulai turun dan meremas puncak gundukan dada Shanaz. Karena tak dapat menahan gairahnya lagi, Fernando hendak menancapkan kepunyaannya di dalam organ inti milik Shanaz. Fernando mengalami kesulitan, saat tak dapat menembus benteng pertahanan Shanaz. Itu artinya wanita ini belum terjamah oleh laki-laki lain. Fernando semakin bernafsu. "Rupanya kamu benar-benar masih menjaga kesucianmu. Aku sangat beruntung," gumamnya.Shanaz yang mulai merasakan sakit di area sensitifnya, lalu membuka mata. Dia menangis karena shock. Sekuat tenaga ia mendorong tubuh Fernando. Akan tetapi kekuatannya kalah besar dengan tubuh kekar Fernando."Tuan Fernando jangan lakukan ini kepada saya. Saya mo
Lorenzo masih mematung. Namun setelah dapat mengendalikan dirinya, tangannya yang tadi mengambang di udara mendekap erat Shanaz. Akan tetapi dia masih ragu. Apakah ini artinya Shanaz telah menerima cintanya?Lorenzo kemudian mengurai pelukannya. Ia menatap wajah Shanaz dengan intens. "Apa ini artinya kamu sudah dapat menerimaku?" tanya Lorenzo memastikan.Shanaz menangis sambil mengangguk. "Iya," jawabnya dengan singkat. Namun itu sudah cukup membuktikan semuanya. Lorenzo tersenyum. Ia kemudian kembali memeluk tubuh Shanaz dengan erat. Tangannya mengusap lembut rambutnya yang panjang."Terimakasih, karena kamu mau membuka pintu hatimu untukku," ucap Lorenzo."Seharusnya saya yang berterima kasih kepada Tuan. Karena masih mau menerimaku yang—"Lorenzo dengan cepat melepaskan kembali pelukannya. Ia kemudian menangkup kedua sisi pipi Shanaz. Lalu 1 jari telunjuknya ditempelkan pada bibir Shanaz. "Tolong jangan katakan kalimat yang melukai hatiku," sambarnya memotong pernyataan dari Shana