Share

24. Misteri Rumah Belakang

Aku yang tadinya begitu bersemangat ingin ikut mengantarkan kakak satu-satunya ke peristirahatan terakhir langsung kecewa. Ingin membantah tapi takut malah menjadi keributan di tengah malam.

Dengan berlagak cuek, aku pun terpaksa menuruti saja semua titah Ayah, lalu memilih masuk kembali ke dalam rumah.

Dari ambang pintu terlihat rombongan pengantar jenazah berjalan menjauh, namun kembali kecurigaanku muncul saat tak ada satu pun dari mereka yang melafalkan kalimat tahlil seperti pada umumnya. Apa Ayah juga yang melarangnya?

Malas memikirkan hal-hal yang makin membuat kepala penat, aku langsung mengunci pintu hendak mengistirahatkan tubuh. Namun saat langkahku sampai ke ruang keluarga, aku terkejut saat melihat pintu belakang ternyata masih terbuka lebar. Para pelayat yang sudah dibayar Ayah ternyata lupa menutupnya kembali.

Bulu kudukku sontak meremang saat melihat kegelapan di belakang sana.

Dengan sedikit ragu aku mendekati pintu bela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status