Share

25. Bangkit Kembali

POV Aswin (Ayah Satria)

Tepat pukul setengah dua belas malam, jenazah Airin telah selesai dimakamkan. Kini berganti Hanin yang memainkan perannya.

Ia duduk bersimpuh di sisi makam putri kami itu sembari terus menangis pilu. Para lelaki itu menatapnya dengan iba, namun penuh kegalauan.

"Pak Aswin, jenazahnya sudah selesai dimakamkan. Lalu sekarang kita harus bagaimana lagi? Di antara kami tak ada yang pandai memimpin do'a," ujar salah satu dari mereka.

"Tak apa, Pak. Yang penting kita do'akan saja Airin di dalam hati kita masing-masing," sahutku dengan bijak.

Mereka hanya manggut-manggut saja, namun masih penuh kegalauan di raut wajah mereka.

"Kalian kalau mau pulang duluan tak apa kok."

"Tapi, Bapak--."

"Tak apa. Ini kan sudah malam. Saya juga akan segera pulang jika Hanin sudah tenang," lanjutku lagi.

Dengan sedikit sungkan mereka pun segera berpamitan padaku. Aku tahu itulah yang jadi kegalauan di hat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status