Share

48. Dua Orang Bertopeng

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, aku terus menerus menghubungi ponsel Papa, namun sayangnya tetap tidak bisa. Nomor Papa sedang berada di luar jangkauan. Mungkin Papa sengaja menonaktifkan ponselnya karena tidak ingin terganggu, sebab beliau sedang ada pertemuan penting dengan rekan bisnisnya.

"Gimana, Mir? Om Lukman masih belum bisa dihubungi?" tanya Mas Ahmad, ia menatapku sekilas, lalu kembali fokus ke depan.

"Belum, Mas!" jawabku.

"Kamu tenang ya, berdoalah semoga Tante Diana baik-baik saja."

"Iya, Mas. Tapi tolong laju mobilnya dipercepat. Aku takut terjadi sesuatu sama Mama." Air mata kembali mengalir, membasahi pipiku. Aku tidak bisa membayangkan sesuatu yang buruk terjadi pada Mama.

"Mira, Mas minta tenangkan dirimu. Mas sudah berusaha. Jalanan cukup ramai, jadi kamu harus sabar ya. Insya Allah Tante Diana akan baik-baik saja. Pasrahkan semuanya kepada Allah karena beliaulah pemilik kehidupan."

Seandainya aku punya sayap, aku akan terbang agar secepatnya tiba di rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status