Share

47. Don't Cry!

Thalia pastilah telah teramat putus asa saat dia mengucapkan ajakan pindahnya tadi.

Ya, dia memang tersulut emosi yang begitu sesak membelit dadanya hingga dia tanpa pikir panjang memohon pada suaminya agar mereka pindah saja dari rumah itu dan hidup berdua.

Hidup berdua saja. Oh, itu pun tidak terdengar bagus. Tetapi pilihan apa yang bisa dia perbuat? Camila tidak mungkin akan menerima kehadirannya begitu saja. Jangankan kembali ke rumah ayahnya, hanya menginap satu hari saja kakaknya itu tidak mengijinkannya.

Jadi, satu-satunya cara untuk menjauh dari semua orang berhati pendengki itu hanyalah dengan pindah dari rumah keluarga Berbardo dan membangun hidup dan keluarga mereka sendiri.

Masalahnya, saat melihat reaksi Jose yang terdiam dengan permohonannya, kekecewaaan merayapi seluruh kulit Thalia, merasuk hingga ke dalam tubuhnya, dan menyebar ke seluruh persendiannya.

Thalia bagai tersadar, dia bukanlah siapa-siapa yang pantas

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status