Kini, tubuh wanita tersebut telah berubah wujud menjadi seekor serigala dengan bulu-bulu api di sekujur tubuh. Vino langsung panik dan alarm darurat dari Grace terkirim ke Derick.Pria tersebut tiba-tiba telah berada dekat Grace. Kedua tangan kekar Derick mendekap tubuh Grace yang membara lalu menghilang. Vino pun paham ke arah mana Derick akan membawa Grace. Calon raja bangsa vampir tersebut ikut menghilang.“Rupanya, Grace adalah pilihannya.” Sandra melihat ketiga siluman dari balkon berucap lirih dengan raut wajah sedih.Sandra buru-buru pergi ke kamar mamanya. Ia merasa sedih karena telah menikah dengan Vino. Kala itu, baik dirinya maupun Vino merasa telah ditakdirkan untuk berjodoh karena sama-sama pemegang kitab suci.Namun kini, Sandra tahu bahwa Vino telah mempunyai calon istri yang telah bercampur darah keduanya. Wanita berambut lebat ini sakit hati karena telah dibohongi oleh Vino. Sandra adalah wanita satu-satunya bagi Vino.“Bulshit!”teriak Sandra sesaat setelah dibukakan
Derick berharap Grace bisa memegang janji untuk menutup mulut tentang kisah terlarangnya dengan Sandra. Cukup bertiga saja yang tahu. Kini, dirinya harus memutar otak agar Tuan Alfonso tidak menginginkan darah suci dari Sandra lagi. Sebuah halangan terberat yang akan ia hadapi bersama Sandra. Tidak ada solusi terbaik, selain melawan pimpinan tertinggi bangsa serigala tersebut. Dengan risiko, ia harus berani keluar dari ras serigala. Derick telah memikirkan hal tersebut. Dia telah bertekat hidup sebagai manusia dengan apa pun konsekuensinya. Itulah bukti rasa cinta pria tersebut untuk Sandra. Derick telah yakin bahwa Sandra memang takdir untuknya. Derick telah memilih untuk bersama Sandra. Itu berarti dirinya harus siap bertarung. Lawannya adalah dua pemimpin tertinggi dari dua ras bangsa siluman yang terkenal playing victim. Panglima perang bangsa serigala ini yakin telah ambil jalan terbaik. •••• Gendang telinga Derick berdenging menyakitkan. Komunikasi lewat telepati telah menja
“Aku lakukan demi Alexander. Dialah yang lebih berhak menggantikanku daripada kamu, Vino. Alexander pewaris darah seorang pemimpin,” ucap Tuan Ferdinan tegas.Vino menggelengkan kepala lalu tertawa sinis. “Apa Tuan Ferdinan telah amnesia? Ada darah manusia dalam tubuh Alexander. Itu yang menggugurkan syarat sebagai pangeran sekaligus raja pengganti.”Sementara itu, tidak jauh dari kedua pria yang sedang berdebat. Alexander menenteng dua buah drone dilengkapi tabung dan alat penyemprot. Alexander berkostum tertutup dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dari balik kaca helm yang dipakainya, tampak senyum lebar kepuasan."Sekarang wabah buatan gua tersebar luas di wilayah ini. Kemungkinan besar penghuni dalam kastil utama sedang menunggu detik-detik akhir hidup mereka. Kemungkinan sudah ada yang mati,” ucap Alexander sambil memindai sekitar.Manusia setengah vampir ini tertawa terbahak-bahak lalu melanjutkan ucapannya, “Papa enggak pernah percaya akan keberhasilan rencana ini. Memang suda
Barusan tadi Sandra?Benarkah?Siapa yang membawanya pergi?Alexander sibuk beropini dengan diri sendiri. Kini, pria tersebut segera menyusul ke arah kepergian dua makhluk yang melesat barusan. Betapa terkejut Alexander saat mengetahui dua makhluk yang diikutinya masuk bangunan apartemen.Gua yakin si wanita memang Sandra. Tapi pria tadi bukan Vino, batin Alexander sambil mengamati gerak-gerik yang sekiranya mencurigakan dari balik kaca-kaca jendela beberapa balkon.Belum habis rasa heran Alexander, tiba-tiba Vino telah datang. Pria berwajah pucat tersebut tampak mengamati salah satu jendela balkon dari atas pohon akasia. Sementara Alexander berada tepat di bawah pohon tersebut.Tentu saja, hal tersebut membuat hati Alexander semakin emosi. Vino dan keluarganya adalah sasaran utama dari virus yang disebarnya. Namun, ternyata perkiraannya meleset. Alexander tahu pasti bahwa Tuan Ferdinan sedang berada di luar kastil.Raja vampir yang segera lengser tersebut sedang menjalankan sebuah mi
“Bentar lagi juga kamu akan tahu,” balas Derick sambil berjalan menghampiri wanita tercinta. Baru juga Derick menutup mulut. Tiba-tiba pria tersebut dapat panggilan telepati dari Vino. “Derick! Lu apain anak kesayangan Tuan Ferdinan?” Derick seketika itu tidak dapat menahan rasa geli. Pria berkulit eksotis tersebut langsung tertawa terbahak-bahak. Tentu saja perilaku aneh kekasihnya tersebut membuat Sandra menatap tajam ke arahnya. “Apa yang lucu?” tanya Sandra.Wanita berambut lebat tersebut menatap Derick dengan raut wajah heran. Rupanya, rasa penasaran Sandra tidak perlu menunggu lama. Terdengar suara ketukan di pintu. Derick berbisik kepada Sandra. "Buruan masuk kamar!"Wanita ini pun buru-buru masuk kamar. Oleh karena Sandra tidak ingin melewatkan peristiwa apa pun, ia pun menempelkan telinga di daun pintu.Setelah, Derick merasa Sandra telah aman, ia pun buru-buru membuka pintu. Betapa kaget pria berkulit macho tersebut saat melihat salah satu pria yang menjadi tamunya."Wow,
"Salut untuk kalian. Terima kasih telah mengatasi tanpa masalah," ucap Vino sambil menatap keduanya dengan perasaan bangga."Kami mohon diri," ucap Tuan Ferdinan. Kedua pria tersebut langsung lenyap."Kenapa mereka enggak lewat pintu?" tanya Sandra heran."Ya, karena telah merasa kita telah berteman. Jadi gak perlu pake jaim-jaim segala," jawab Derick. Pasangan ini pun tertawa terbahak-bahak setelahnya.Mereka tidak menyadari, ada sosok berbulu lebat mengintai dari luar kaca jendela balkon. Kedua mata makhluk tersebut membara. Tangannya mencakar-cakar berusaha membuka pintu dan kaca balkon. Sandra yang melihatnya dan langsung kaget sambil menutup mulut."Itu Alexander, Sayang," jelas Derick sambil merangkul Sandra."Oh my God! Kok bisa?"tanya Sandra seraya mendekat ke arah kaca jendela untuk mengamati makhluk serupa monyet tersebut."Dia kena bubuk dalam guci. Efeknya bisa selesai saat dia mati. Jika tubuhnya sudah jadi vampir seutuhnya, masih ada kesempatan buat dirinya kembali ke w
Sudah barang tentu menarik perhatian semua makhluk yang punya mata. Vino yang paling paham tentang ini seketika tersenyum sembari meneteskan air mata. Pria berwajah pucat tersebut mendongak melihat cahaya yang semburat menyelimuti benda-benda angkasa."Akhirnya darah suci mendapatkan jodohnya. Aku adalah pria pengecut yang tidak pantas mendapatkannya," ucap Vino lirih sambil mengusap buliran bening yang sempat menetes.Di tangannya kini sedang tergenggam kitab biru yang segera dikembalikan ke pemiliknya. Sandra berhak menentukan pilihan tanpa terhalang oleh pria tak setia seperti dirinya. Vino menyesali perbuatannya yang sempat menyakiti dua wanita.Pria berwajah pucat tersebut berdiri di pucuk tertinggi pohon cemara di antara rimbun daun-daun. Ia menunggu prosesi penyatuan cahaya selesai. Sudah saatnya bagi Vino untuk memberi salam perpisahan sekaligus ucapan untuk kebahagiaan pasangan tersebut. Sudah seharusnya, Vino cukup tahu diri, pada saat Derick telah berulang kali ikut memban
Pekikan dan teriakan kesakitan si pria muda membahana dalam ruangan. Senyum Tuan Ferdinan semakin lebar melihat progres yang berjalan sesuai keinginannya. Sebentar lagi, dirinya dan Alexander bisa melanjutkan rencana yang tertunda.Mereka akan melumpuhkan kekuatan Vino yang timpang, sejak terpisah dengan Sandra. Tuan Ferdinan masih merasa permata pelacak tertanan dalam tubuh Derick, sehingga dirinya dan sang anak bisa menguasai bangsa serigala lewat Derick."Kita akan kuasai seluruh dunia siluman, Nak," kata Tuan Ferdinan lalu tertawa terbahak-bahak.Pria tua ini lupa bahwa Sandra telah menguasai sebagian ilmu dalam kitab biru sejak wanita tersebut dinikahi oleh Vino. Darah suci yang mengalir dalam tubuhnya, begitu cerdas menyerap segala ilmu di sekitar. Bahkan ilmu dari buku kuning pun telah terserap sebagian ke dalam otak Sandra.Kini, setelah meneteskan sedikit darah suci pada luka di lengan Derick, ilmu yang dimiliki pria tersebut sebagian telah tersalur ke tubuh Sandra. Kekuatan