Pekikan dan teriakan kesakitan si pria muda membahana dalam ruangan. Senyum Tuan Ferdinan semakin lebar melihat progres yang berjalan sesuai keinginannya. Sebentar lagi, dirinya dan Alexander bisa melanjutkan rencana yang tertunda.Mereka akan melumpuhkan kekuatan Vino yang timpang, sejak terpisah dengan Sandra. Tuan Ferdinan masih merasa permata pelacak tertanan dalam tubuh Derick, sehingga dirinya dan sang anak bisa menguasai bangsa serigala lewat Derick."Kita akan kuasai seluruh dunia siluman, Nak," kata Tuan Ferdinan lalu tertawa terbahak-bahak.Pria tua ini lupa bahwa Sandra telah menguasai sebagian ilmu dalam kitab biru sejak wanita tersebut dinikahi oleh Vino. Darah suci yang mengalir dalam tubuhnya, begitu cerdas menyerap segala ilmu di sekitar. Bahkan ilmu dari buku kuning pun telah terserap sebagian ke dalam otak Sandra.Kini, setelah meneteskan sedikit darah suci pada luka di lengan Derick, ilmu yang dimiliki pria tersebut sebagian telah tersalur ke tubuh Sandra. Kekuatan
"Ini, …” kata Sandra sambil mengusap punggung Derick.“Apa?” sahut Derick seraya menatap Sandra yang sudah terengah keenakan saat jari-jarinya menyusup ke lembah kenikmatan milik Sandra.“Jangan berhenti, Sayang!” erang Sandra sambil memelototi Derick dengan mata penuh ancaman. Ia tidak bisa menahan diri untuk mendesah dan menikmati sentuhan Derick yang membuat gairahnya kembali tersulut.Derick terkekeh geli melihat mata Sandra yang memelototinya. “Kau yang memintanya?” tanya Derick ingin memastikan.“Yah, iya! Kumohon jangan berhenti,” sahut Sandra tidak malu-malu mengakuinya. Hasratnya benar-benar membara dan mendesah agar Derick bisa memberikan kenikmatan seperti yang sebelumnya.“Aku tidak akan berhenti sebelum kau terpuaskan,” kata Derick segera menurunkan kain segetiga berenda milik Sandra.Sandra mengerang tidak sabaran saat Derick menurunkannya lalu mulai memanjakannya di bawah sana. Ia menjerit menyerukan kenikmatan yang mendalam saat lidah dan mulut Derick mencumbu milikny
"Sangat!" sahut Sandra dengan jujur. "Ini benar-benar sangat nikmat,"' ungkap Sandra lagi sambil tertawa menikmati sensasi yang begitu dahsyat melandanya sampai akhirnya perlahan mulai turun.“Kau menyukainya, Sayang?” tanya Derick sambil tersenyum senang melihat ekspresi Sandra yang begitu berseri-seri.“Sangat! Ini sangat luar biasa!” jawab Sandra sambil menggelinjang lagi karena Derick telah melancarkan aksinya kembali. Sandra sedang menyelami kenikmatan kedua yang menderanya saat ini. Bagaimana mungkin? tanya Sandra dalam hati.Wanita ini merasa bingung. Bahkan Derick belum menyatukan diri dengannya, dirinya sudah bisa merasakan klimaks yang begitu menggetarkan seluruh jiwanya seperti saat ini. Otak Sandra berpikir keras sambil menatap dan mengelus wajah Derick.Samuel tersenyum nakal lalu tangannya mulai turun dan mengusap-usap puncak bukit kembar Sandra.“Uh, geli!” pekik Sandra dengan bergidik. Sementara dari mulutnya terdengar suara desahan.“Pertama geli memang geli. Nikmati
"Terima kasih, Bro. Masih bisa selamatkan kitab. Tuan Ferdinand mempersiapkan Alex untuk menguasai dunia kita," ucap Derick sambil menyalami Vino."Bukan itu saja. Tuan Ferdinand ingin menguasai dunia manusia dengan cara memperdayaiku. Dia telah bikin ramuan yang akan membuat aku bisa dikendalikan," urai Sandra."Kamu tahu dari mana, Sayang?" tanya Derick dengan ekspresi terkejut. Ekspresi serupa pun jelas terlihat di wajah Vino. Pria ini memandangi wajah Sandra dengan perasaan iba. Sandra tersenyum melihat reaksi kedua pria.Wanita berambut lebat ini dengan tersenyum menjawab," Aku bisa melihat dan mandengar yang tidak bisa kalian lakukan."Baik Derick maupun Vino hanya bisa tersenyum . Ya, memang benar yang diucapkan oleh Sandra. Wanita pemilik darah suci ini telah memiliki kekuatan lebih tinggi dari bangsa siluman manapun. Hanya satu yang tidak bisa dia lakukan, ialah tidak bisa hidup abadi seperti bangsa siluman. Sandra harus mau kehilangan separuh darah suci dalam tubuh untuk men
"Tuan Ferdinan pasti tak menyangka seperti ini," balas Sandra sembari mengusap luka dan seketika menutup sempurna, tak berbekas."Lagian, kenapa enggak kamu hancurkan dari dalam? Darah kamu lebih kuat dari larva, Sayang.""Aku bisa hancurkan dari dalam. Tapi makhluk kecil tadi membawa sinyal dari pelaku. Begitu aku hancurkan, sinyal itu akan menyerang balik para pelaku. Aku masih ingin main-main dengan salah satu pelaku," ungkap Sandra sambil tersenyum.Ekor mata wanita tersebut melihat ada pria berkacamata melihat ke arah mereka. Sandra begitu tahu cara untuk mencari kesenangan. Ia yang kini lebih paham akan sebuah ketulusan sudah memutuskan dengan siapa akan menjalankani hidup dalam keabadian. Wanita ini membuka bekas luka kembali lalu berucap,"Bang, ada beberapa larva masih tersembunyi dalam aliran darahku."Tentu saja, ucapan Sandra seketika membuat panik Derick. "Sini, biar Abang bersihkan."Sandra sengaja membuka akses telepati yang sengaja dipasang Vino untuk menyadap pembicar
"Astaga!"pekik Derick pelan sambil berjalan ke arah Sandra."Haha. Itu pasti fans berat Abang, kan?" Sandra tertawa terkekeh pelan. "Nggak, Bang, aku bercanda.""Ku harap kamu nggak salah paham. Ya, begitulah dunia manusia. Kamu lebih tahu soal itu," balas Derick sekenanya."Jangan sampek lupa sama aku," ucap Sandra sengaja menggoda kekasihnya."Aku enggak akan tergoda wanita mana pun. Aku hanya bisa mencintai dirimu," ucap Derick tanpa ragu.Sandra tersenyum lebar lalu mengarahkan pandangan pada wanita dengan rok di atas lutut. Ia berlari dengan ujung high heels berderit menekan lantai. Dengan wajah cemberut, Sandra mengarahkan ujung dahu ke arah si wanita."Tuh, fans kamu datang lagi, Bang."Derick buru-buru menoleh dan tepat saat si wanita berambut blonde sampai di hadapannya."Aku tunggu sejam lagi di showroom. Tugas hari ini, suruh saja sekretaris kamu yang kerjain. Bisa, kan?"Derick hampir menjawab, tetapi sudah didahului oleh Sandra. "Tentu saja bisa, Nyonya. Silakan saja, kal
Justin Molen tersenyum. "Cocok itu, kejar terus, kalau dia jadi menantu, papa setuju!"Vincent tersenyum penuh kemenangan. Dirinya pun menyadari Sandra pasti mendengar apa yang dikatakan papanya, terlihat dari wajahnya yang memerah saat mendengar ucapan kedua pria beda usia itu.Sandra menatap mereka dengan pandangan bingung. Akhirnya, mereka terpisah di luar lift. Sandra ke arah kanan, sedangkan Vincent dan papanya ke arah kiri. Vincent hendak mengejar Sandra, tetapi dicegah papanya karena meeting akan segera dimulai.Sesampai di ruangan Derick, Sandra menelepon seorang office boy untuk membawakannya secangkir kopi. Tak menunggu waktu lama, pesanan yang diinginkan Sandra datang. Wanita cantik ini perlu kafein untuk membangkitkan memori masa lalu. Siapa saja yang dikenalnya?Sayangnya, Sandra tidak menemukan jawaban yang ia mau. Memori masa lalu telah musnah bersama rasa depresi yang dideritanya dulu. Kini, dirinya hanya bisa mengikat ucapan Vincent di dalam lift yang mengaku sebagai
"Kamu kenapa sih? Marah? Tapi gara-gara apa?" Sandra meraih tangan Derick menggenggam erat lalu mengecupnya.Derick menoleh. "Aku nggak marah," katanya singkat."Ini apa kalo nggak marah? Nyatanya kamu diajak ngobrol dari tadi cuek mulu," cerca Sandra.Derick berdehem, lalu menatap manik mata wanita tercinta. "Abang mau kamu memilih. Biar aku bisa putuskan, akan tetap di dunia kamu atau pergi menjauh ke dunia lain," ucapnya serius."Kamu sengaja cari perhatian pada Vincent?"Sandra seketika tersenyum geli mendengar pertanyaan Derick. Apa karena itu Derick marah?"Lah? Gimana ceritanya, aku cari perhatian? Ketemu saja baru tadi," balasnya tak mau kalah.Derick mengangkat sebelah alisnya. "Kan, Abang duluan yang ngajakin ke kantor! Udah gitu pergi sama cewek lain," imbuh Sandra membuat Derick mendelik."Heh! Dia istri Tuan Justin. Orang penting di perusahaan." Derick memberi alibi yang terdengar ngawur.Sandra terkekeh. "Impas, dong, aku dapat perhatian lebih dari anaknya. Bahkan Tuan J