Share

BAB 63. BPJS Kesehatan belum dibayar.

“Em, aku permisi dulu ya, Mbak Fatki, Mbak Santi, sudah sore nanti takut dicariin Ibu,” pamitnya lalu buru-buru pergi.

Aku dan Susanti saling pandang saja kemudian makan sampai habis tanpa bicara sepatah kata pun.

“Itu Mas Fawas otaknya lagi konslet kali ya, Mbak. Kelakuannya aneh gitu” tebak Susanti. Kami sedang mengawasi pemasangan kipas angin.

“Sepertinya iya, aku juga jadi bingung sendiri,” jawabku asal.

“Tapi, lumayan sih, Mbak, kita jadi makan gratis. Uang kita utuh. Ha ha ....”

Ya ampun dasar Susanti. Bikin malu aja untung orangnya sudah tidak ada.

“Mbak, Mbak ... cantik-cantik kok, ketawanya kayak genderowo,” tegur Mas-mas yang sedang masang kipas.

“Biarin ah, berisik!” jawab Susanti sewot, tapi sejurus kemudian dia lari ke ruang ganti yang kami sekat pakai gorden.

“Mbak, emang aku cantik, ya?” tanya Susanti seraya mengamati wajahnya. Aku mengiyakan. Memang Susanti cantik kok, wajahnya mirip artis Lesti Kejora.

“Em, maaciiihh ... baru dua orang yang bilang aku cantik selain Em
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status