Share

Part 42

Aku menghela napas berat. Sebenarnya betul juga apa kata Ibu. Mungkin karena akhir-akhir ini Mas Haris terlalu sering mengabaikanku yang selalu mengingatkan untuk melakukan ibadah wajib serta sunah, dan malah mengatai aku cerewet karena sering menanyakan apakah dia sudah shalat atau belum setiap waktunya.

"Kamu juga jangan terlalu sering melamun, ya, Nak. Nggak bagus. Takut ada syaitan yang menggunakan kesempatan itu untuk mengganggu kamu," pesannya kemudian dan aku jawab dengan anggukan.

Kami pun mengakhiri obrolan karena azan ashar sudah berkumandang.

***

"Ambar, hari ini ada acara haul almarhumah istrinya Gus Fauzan. Ibu boleh minta tolong anter kue ke pesantren? Soalnya Ibu nggak mungkin pergi ke sana, karena Ibu sedang menjalani masa iddah," titah Ibu dengan intonasi sangat lembut.

"Iya, Bu. Mana kue yang mau di antar?"

Ibu menunjuk beberapa kotak kue yang tergeletak di atas meja.

Aku segera memanggil Azriel, memi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
Semangat nulisnya kakak Author, saya setia menunggu lanjutannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status