Share

AWAL PETAKA MASA LALU

AFGAN

“Jim, gue mo kenalin lo ma cewek baru gue!”

“Pamer?”

Aku tertawa mendengar nada sinis Jim. Untuk urusan cewek, Jim memang selalu sewot. Katanya kesal sebab aku terlalu lebay. Kalau dibandingkan koleksi ceweknya tak ada apa-apa.

Aku senang saja menggoda Jim. Pria yang merupakan teman sejak kuliah ini tergolong akrab. Punya hobby sama dan ke mana pun selalu bersama. Bahkan, dalam karir kami berlomba sehat untuk jadi yang terbaik.

Dia tak segan memberi formula jitu menyelesaikan persoalan marketing. Pun denganku yang tak sungkan memberi penilaian akan kinerja kerjanya.

Bisa dibilang kami tumbuh bersama dari nol hingga jadi pebisnis ulung.

“Hai, Honey masih di mana? Katanya Jim sudah tak sabar ingin lihat bidadari Afgan!”

Kurasakan satu tinju kecil mendarat di lengan. Jim mungkin sebal dengan kelebayan temannya.

Sebenarnya, aku serius kali ini ingin meminta pendapat Jim tentang Cindy. Dia sangat jeli menilai wanita. Aku selalu punya keyakinan pandangan Jim selalu tepat dalam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status