Seorang wanita dengan pakaian sexynya terlihat keluar dari sebuah taksi online.Usai membayar dan sang supir taksi mengeluarkan barang bawaannya dari bagasi mobil, si wanita tampak susah payah menarik kopernya menuju sebuah apartemen mewah di Jakarta.Wanita itu masuk ke loby gedung berlantai 57 itu. Berjalan menuju lift dan menekan tombol angka 25.Tak lama, lift sampai di tempat tujuan.Wanita itu mengeluarkan key card dari mini clutchnya dan mulai membuka pintu apartemen bernomor 50 di hadapannya.Seorang lelaki yang sedang berkutat dengan laptop di depan ruang TV menoleh ke arah pintu apartemennya yang terbuka."Abis dari mana lo? Bawa-bawa koper segala," tanya Venus pada Hanni yang kini menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang letaknya berhadapan dengan Venus."Gue abis dari apartemen Daren," jawab Hanni dengan wajah berseri-seri."Asik dong abis main kuda-kudaan," ledek Venus yang memang tahu bahwa Daren adalah salah satu sephianya Hanni.Hanni tersenyum manis. "Kenapa emang, hah?
Pagi hari yang cerah waktu Maldives.Roger baru saja menyelesaikan tugasnya untuk memastikan sarapan sudah tersedia di meja makan untuk Tuan Muda Mars dan Nona Suci."Selamat pagi, pasangan yang berbahagia," sapa Roger sumringah ketika mendapati Mars dan Suci keluar sambil bergandengan tangan dari dalam kamar mereka."Seperti biasa, ini menu sarapan kalian hari ini," beritahu Roger.Mars memperhatikan menu masakan yang terhidang di meja.Sepertinya semua menu masakan itu rasanya pedas. Sementara Mars tahu kalau Suci tidak suka pedas.Tiba-tiba saja sebuah ide muncul dalam benak Mars. Lelaki itu tampak membisiki sesuatu ke telinga Suci. Lalu Suci manggut-manggut dengan senyuman lebar."Dapur di sini, di mana? Saya mau masak," kata Mars pada Roger.Roger langsung melongo."An-anda mau ma-," Roger langsung menutup mulutnya sadar dia keceplosan. "Maksud saya, Bos serius mau masak?" ulang Roger.Mars mengangguk. "Iya, saya mau masak buat Suci," jawab Mars yakin.Roger mengedikkan bahu lalu
Banyak aktifitas seru nan romantis yang dilakukan Mars dan Suci hari ini di Maldives.Antara lain, berjalan kaki melintasi hutan tropis. Menikmati petualangan laut dengan mencoba berbagai macam olahraga air, seperti snorkeling, kayak mau pun diving.Makan siang romantis di tepi samudra sambil menikmati sejuk angin sepoi-sepoi di tengah nuansa indah alam Maldives.Dan terakhir, Mars mengajak Suci untuk melakukan perjalanan dengan perahu. Menelusuri perairan laut biru yang tenang sambil menikmati nuansa jingga langit Maldives di waktu senja.Rona keemasan yang terpancar dari sang raja langit, begitu memanjakan mata. Menentramkan jiwa.Saat itu, Mars dan Suci duduk bersisian saling merangkul menghadap ke arah matahari terbenam. Kepala Suci bersandar nyaman di bahu Mars."Pemandangan alam di sini memang luar biasa indah, Suci," puji Mars yang kagum akan pesona alam Maldives yang menakjubkan.Bibir mungil Suci mengerucut, tangannya meraba ke belakang dan menarik tengkuk Mars, membuat kepala
Setelah memastikan Suci tertidur, Mars yang terlanjur tidak bisa tidur karena Suci yang terus mendesaknya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan wanita itu tentang Hanni, berniat mendatangi Roger untuk menanyakan kebenaran perihal hal tersebut.Untungnya, si penjahat kelamin itu tidak sedang berada di Club melainkan di kamar penginapannya."Ada apa Mars?" tanya Roger yang kelihatan kaget melihat kehadiran Mars di waktu selarut ini."Ada yang mau gue omongin sama lo," kata Mars. Lelaki itu duduk di sofa yang ada di teras penginapan. Perasaannya mulai diselimuti kekhawatiran."Ngomong apaan?" tanya Roger sambil menguap."Nggak usah pura-pura ngantuk lo!" Mars menimpuk Roger dengan bantal sofa.Roger hanya terkekeh."Sebenernya, Hanni itu siapanya Venus sih?" tanya Mars to the point."Kan gue udah bilang, Hanni itu sahabatnya Venus," jawab Roger apa adanya."Terus, sejauh apa hubungan mereka selama ini? Jawab jujur pertanyaan gue?" cecar Mars tak sabaran."Itu sih privasi, Bro. Sorry gue
Setelah kejadian kemarin malam tentang Hanni, seharian ini Suci terus saja diam.Dia terus memasang wajah jutek dan tak mau diajak bicara.Bahkan ketika makan malam berlangsung Suci masih membisu.Hal itu membuat Mars jadi serba salah.Meski dia tak juga menyerah untuk merayu Suci supaya berhenti ngambek.Seperti biasa, setelah melakukan aktifitas malam sebelum tidur, cuci muka dan gosok gigi, Suci keluar dari kamar mandi dan hendak tidur.Suci masuk ke dalam selimut di mana Mars sudah menunggunya.Lelaki itu langsung merangsek dan memeluk tubuh Suci dari belakang."Ih, apaan sih? Lepas nggak!" kata Suci dengan wajah kesal. Dia berusaha melepas tangan Mars yang melingkar di perutnya.Mars tetap bertahan. Bahkan dia semakin mempererat pelukannya. "Aku minta maaf," katanya setengah berbisik. Mars bicara dengan bibirnya yang hampir menempel di telinga Suci, membuat tengkuk Suci merinding."Bosen ah dengernya! Seharian ini kamu udah minta maaf puluhan kali tapi kamu tetep aja nggak mau jel
"Mas, apa penyakitku ini bisa sembuh? Rasanya, aku sudah sangat lelah hidup seperti ini," ucap Liliana usai dirinya menjalani therapy di rumah sakit.Sudah hampir satu minggu ini mereka stay di rumah sakit untuk menjalani pengobatan penyakit langka yang Liliana derita.Kondisi mental Liliana yang tidak stabil membuatnya seringkali merasa berhalusinasi hingga tanpa sadar melukai dirinya sendiri.Kondisi ini bermula sejak dirinya menjalani operasi pengangkatan rahim usai melahirkan Venus.Seolah ada sesuatu yang menghantuinya, Liliana seringkali merasa ketakutan dan berteriak histeris tanpa sebab. Bahkan tak jarang hal itu menyebabkan Liliana kejang hingga akhirnya pingsan.Dokter di Swiss sendiri sudah bekerja sama dengan beberapa dokter ahli di bidang syaraf dan mental, belum ada yang berani menyimpulkan penyakit jenis apa yang sebenarnya Liliana derita selama ini.Dan anehnya, sejak dirinya mengalami menopouse, kondisi Liliana justru semakin parah akibat adanya komplikasi serius pada
Waktu seakan berputar lebih cepat bagi Suci dan Mars.Kebersamaan mereka di Maldives akan segera berakhir.Ini malam terakhir bulan madu mereka setelah begitu banyak hal menyenangkan yang telah mereka lalui bersama selama lima hari belakangan.Pesona alam Maldives telah mereka jelajahi hampir keseluruhannya.Malam ini, Suci dan Mars terlihat sibuk untuk packing karena besok mereka akan bertolak dari Maldives dengan menaiki penerbangan pertama menuju Jakarta. Untuk itu mereka harus berangkat pagi-pagi sekali.Mars membantu Suci membenahi pakaiannya setelah seluruh barang bawaannya telah dia packing rapi."Terima kasih, suamiku," ucap Suci pada Mars. Kedua tangannya melingkar di perut Mars. Suci memeluk tubuh Mars dari belakang ketika Mars masih sibuk merapikan pakaian milik sang dara."Udah sana, kamu istirahat, biar aku yang beresin sisanya," ucap Mars pada Suci."Iya nanti juga aku istirahat, aku mau jalan-jalan dulu..." balas Suci dengan gelagat manjanya. Jemari lentik wanita itu be
"Jangan diminum lagi obat ini. Kalau kamu ingin ingatan kamu cepat kembali, Suci," ucap Mars memperingati.Suci mengerjapkan mata berkali-kali diiringi dengan dua alis yang menyatu. Masih belum paham maksud perkataan Mars."Biar aku yang menyimpan obat ini," ucap Mars lagi seraya berlalu dari hadapan Suci, namun gerakan tangan Suci yang sudah lebih dulu menahan tubuhnya, membuat lelaki itu pun urung melangkah."Bisa jelaskan lebih detail, maksud perkataan kamu, Mas? Apa hubungan obat ini dengan kembalinya ingatanku?" tanya Suci, pada akhirnya.Mars mengesah pelan. Dia menggenggam jemari Suci. "Justru hal itu yang masih harus kita selidiki. Tentang alasan kenapa Bi Lia membohongimu soal fungsi obat ini," ucap Mars menjelaskan."Memang, apa sebenarnya fungsi obat ini?" tanya Suci dengan nada bicaranya yang mulai meninggi seiring perasaan cemas yang mulai melanda hatinya."Ini bukan vitamin penambah daya tahan tubuh, Suci. Melainkan obat yang bisa memberikan efek penurunan daya ingat bag