Setelah kejadian kemarin malam tentang Hanni, seharian ini Suci terus saja diam.Dia terus memasang wajah jutek dan tak mau diajak bicara.Bahkan ketika makan malam berlangsung Suci masih membisu.Hal itu membuat Mars jadi serba salah.Meski dia tak juga menyerah untuk merayu Suci supaya berhenti ngambek.Seperti biasa, setelah melakukan aktifitas malam sebelum tidur, cuci muka dan gosok gigi, Suci keluar dari kamar mandi dan hendak tidur.Suci masuk ke dalam selimut di mana Mars sudah menunggunya.Lelaki itu langsung merangsek dan memeluk tubuh Suci dari belakang."Ih, apaan sih? Lepas nggak!" kata Suci dengan wajah kesal. Dia berusaha melepas tangan Mars yang melingkar di perutnya.Mars tetap bertahan. Bahkan dia semakin mempererat pelukannya. "Aku minta maaf," katanya setengah berbisik. Mars bicara dengan bibirnya yang hampir menempel di telinga Suci, membuat tengkuk Suci merinding."Bosen ah dengernya! Seharian ini kamu udah minta maaf puluhan kali tapi kamu tetep aja nggak mau jel
"Mas, apa penyakitku ini bisa sembuh? Rasanya, aku sudah sangat lelah hidup seperti ini," ucap Liliana usai dirinya menjalani therapy di rumah sakit.Sudah hampir satu minggu ini mereka stay di rumah sakit untuk menjalani pengobatan penyakit langka yang Liliana derita.Kondisi mental Liliana yang tidak stabil membuatnya seringkali merasa berhalusinasi hingga tanpa sadar melukai dirinya sendiri.Kondisi ini bermula sejak dirinya menjalani operasi pengangkatan rahim usai melahirkan Venus.Seolah ada sesuatu yang menghantuinya, Liliana seringkali merasa ketakutan dan berteriak histeris tanpa sebab. Bahkan tak jarang hal itu menyebabkan Liliana kejang hingga akhirnya pingsan.Dokter di Swiss sendiri sudah bekerja sama dengan beberapa dokter ahli di bidang syaraf dan mental, belum ada yang berani menyimpulkan penyakit jenis apa yang sebenarnya Liliana derita selama ini.Dan anehnya, sejak dirinya mengalami menopouse, kondisi Liliana justru semakin parah akibat adanya komplikasi serius pada
Waktu seakan berputar lebih cepat bagi Suci dan Mars.Kebersamaan mereka di Maldives akan segera berakhir.Ini malam terakhir bulan madu mereka setelah begitu banyak hal menyenangkan yang telah mereka lalui bersama selama lima hari belakangan.Pesona alam Maldives telah mereka jelajahi hampir keseluruhannya.Malam ini, Suci dan Mars terlihat sibuk untuk packing karena besok mereka akan bertolak dari Maldives dengan menaiki penerbangan pertama menuju Jakarta. Untuk itu mereka harus berangkat pagi-pagi sekali.Mars membantu Suci membenahi pakaiannya setelah seluruh barang bawaannya telah dia packing rapi."Terima kasih, suamiku," ucap Suci pada Mars. Kedua tangannya melingkar di perut Mars. Suci memeluk tubuh Mars dari belakang ketika Mars masih sibuk merapikan pakaian milik sang dara."Udah sana, kamu istirahat, biar aku yang beresin sisanya," ucap Mars pada Suci."Iya nanti juga aku istirahat, aku mau jalan-jalan dulu..." balas Suci dengan gelagat manjanya. Jemari lentik wanita itu be
"Jangan diminum lagi obat ini. Kalau kamu ingin ingatan kamu cepat kembali, Suci," ucap Mars memperingati.Suci mengerjapkan mata berkali-kali diiringi dengan dua alis yang menyatu. Masih belum paham maksud perkataan Mars."Biar aku yang menyimpan obat ini," ucap Mars lagi seraya berlalu dari hadapan Suci, namun gerakan tangan Suci yang sudah lebih dulu menahan tubuhnya, membuat lelaki itu pun urung melangkah."Bisa jelaskan lebih detail, maksud perkataan kamu, Mas? Apa hubungan obat ini dengan kembalinya ingatanku?" tanya Suci, pada akhirnya.Mars mengesah pelan. Dia menggenggam jemari Suci. "Justru hal itu yang masih harus kita selidiki. Tentang alasan kenapa Bi Lia membohongimu soal fungsi obat ini," ucap Mars menjelaskan."Memang, apa sebenarnya fungsi obat ini?" tanya Suci dengan nada bicaranya yang mulai meninggi seiring perasaan cemas yang mulai melanda hatinya."Ini bukan vitamin penambah daya tahan tubuh, Suci. Melainkan obat yang bisa memberikan efek penurunan daya ingat bag
"Kenapa sih tadi lo nggak izinin gue masuk ke rumah lo? Siapa tau, kalau ada gue, Tante Clara bisa sedikit melunak," ucap Venus memecah kesunyian di antara mereka.Keduanya baru saja sampai di apartemen Venus, setelah Venus mengantar Hanni pulang ke kediaman orang tua angkat wanita itu.Ada berkas penting yang harus Hanni ambil untuk keperluan dirinya mengurus surat pernikahan bersama Venus.Ya, Hanni dan Venus sudah mantap untuk menikah secara diam-diam di KUA Bandung.Mereka sepakat melakukan itu di atas beberapa syarat. Antara lain, Venus yang meminta Hanni untuk tinggal sementara di apartemen pribadinya usai mereka menikah nanti. Kelak, jika Venus dan Suci sudah bercerai, maka Venus baru akan memboyong Hanni ke kediaman Utama keluarga Diningrat.Selain syarat itu, Venus juga berniat untuk menyentuh Hanni di saat Hanni sudah melahirkan nanti, karena Venus jelas tak ingin, janin tak berdosa di dalam kandungan Hanni tertular penyakitnya."Gue Kan udah bilang, bokap angkat gue nggak s
Sore ini, Adhiguna sampai di Jakarta setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima belas jam dari Zurich.Lelaki berperawakan tinggi dengan kulit kuning langsat itu tampak mengutak-atik ponselnya di lobi Bandara.Mengesah kesal karena ponsel Venus sang anak masih tak juga bisa dihubungi.Harusnya, jika ada masalah di perusahaan, bukan lagi urusan Adhiguna. Hanya saja, berhubung Venus memang sedang menjalani bulan madu terlebih anak itu sangat sulit dihubungi sejak berada di Maldives, jadilah, Adhiguna terpaksa turun tangan sendiri untuk mengurus masalah serius yang terjadi di perusahaannya. Meski, di balik urusan perusahaan itu, sesungguhnya Adhiguna memiliki alasan penting lain mengapa dia tiba-tiba memutuskan untuk pulang. Dan yang pasti, alasan lain ini, hanya diketahuinya seorang diri.Lelaki paruh baya itu sempat mampir ke minimarket sembari menunggu mobil yang menjemputnya tiba.Sekelebat bayangan seseorang yang melintas di sisi jendela mengusik Adhiguna saat dirinya sedang memb
Sebenarnya, Venus sudah menunggu kepulangan Mars dan Suci sejak tadi siang di kediaman Diningrat, hanya saja, lelaki itu malah kebablasan tidur di kamar tamu saat bermaksud untuk beristirahat sebentar.Venus terbangun ketika mendengar suara-suara berisik dari pada pekerja di kediamannya yang sedang berkumpul mengerubungi sesuatu.Nyatanya, mereka sedang mengerubungi Suci dan Mars yang sedang membagi-bagikan oleh-oleh yang mereka bawa dari Maldives.Itulah sebabnya, Venus lekas bersiap untuk menemui Mars dan Suci dengan menjadikan Bi Lia sebagai tameng.Venus sengaja memerintahkan Bi Lia untuk berpura-pura mengantar jus mangga ke kamarnya dengan Suci, karena dia berniat untuk masuk ke sana setelah mendengar suara Suci dan Mars yang sedang bercengkrama mesra.Hadir sebongkah gemuruh di dada yang membuat Venus ingin meledak.Lelaki itu benar-benar emosi saat mengetahui bahwa Mars tak menuruti perintahnya untuk bersikap dingin di hadapan Suci. Nyatanya, lelaki itu tak bedanya dengan ular b
Papa?Pekik Venus terkejut bukan main.Kenapa Ayahnya itu pulang tidak bilang-bilang?Menoleh ke arah Mars yang kebetulan sudah mengendarai vespa bututnya hendak keluar hingga dua kendaraan itu pun saling bersimpangan di jalan.Akhirnya, Venus bisa bernapas lega sekarang, karena Mars sudah pergi dari rumah ini.Menyambut kedatangan Adhiguna yang begitu tiba-tiba, Venus jadi memasang senyum kikuk."Pa? Kok pulang nggak kasih kabar? Mama gimana?" sapa Venus berusaha menunjukkan perhatiannya.Menatap sinis ke arah sang anak, Adhiguna jelas kesal pada Venus yang sudah mengabaikan panggilang teleponnya sejak beberapa hari ini."Papa pikir kamu masih di Maldives, makanya susah banget dihubungi?" ucap Adhiguna yang terus melangkah masuk.Venus mengekor langkah sang Papa di belakang."Oh, iya Pa, maaf, Venus kemarin sengaja ambil penerbangan lebih awal untuk pulang karena ada trouble di kantor," jawab Venus yang memang sudah lebih dulu tahu tentang masalah yang terjadi di perusahaannya."Jadi