Alex merasa sangat nyaman saat memeluk Aisyah. Bau harumnya seketika bisa menenangkan jiwa Alex. Sudah Banyak wanita yang di coba Alex, tapi hanya dengan Aisyah lah yang bisa membuat Alex nyaman dan serasa ingin melindunginya dan di jaga dengan sangat hati-hati. Dirinya tidak tahu mengapa nalurinya berkata seperti itu, atau karena hanya ingin membalas Budi karena sudah membuat ayah Aisyah meninggal dunia. Yang pasti dirinya hanya ingin melindungi dan menjaga Aisyah. Tapi sejak kapan dirinya suka membalas Budi. Bahkan Aisyah tidak melakukan apapun, adik kecilnya sekarang sudah menegang hanya dengan memeluk Aisyah saja, tapi segera ia tahan, takut nya mengejutkan Aisyah atau takut Aisyah belum siap apalagi Aisyah masih berumur 18 tahun. Sedangkan Aisyah malah tidak bisa tidur. Dirinya tidak berani bergerak sama sekali. Ia begitu takut kepada Alex. "Tuan ,ada yang mengganjal di punggung Aisyah.." "Tidak usah hiraukan.." jawab Alex dengan cepat. bahkan dirinya merasakan ses
Aisyah keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaian nya. la melihat Alex yang sedang menatapnya juga dengan pandangan yang tidak bisa terbaca. "Pagi tuan.." sapa Aisyah dengan suaranya yang lembut. Alex langsung gerjeb memeluk Aisyah, hasratnya semakin menggebu-gebu ingin segera ter tuntas kan. Lagi-lagi membuat Aisyah terkejut. " Aisyah bolehkah aku melihat wajah mu" tanya Alex dengan dalam walaupun sebenarnya ia sudah pernah melihat wajah Aisyah. "Bukankah tuan sudah melihat wajah Aisyah?" jawab Aisyah dengan gugup. "Iya tapi bolehkah" Aisyah mengangguk kan kepalanya dengan ragu-ragu, bagaimana pun Alex kini telah menjadi suaminya yang harus ia patuhi selamanya. Dengan cepat Alex membuka cadarnya, Alex semakin terpesona melihat wajah Aisyah benar-benar alami, bibirnya yang merah asli, ternyata masih ada di dunia jika di cicipi pasti rasanya sangat manis. Cup.. Alex melumat bibir Aisyah yang kenyal seperti perkiraan nya sangat manis rasanya, sehingga membuat nya se
Setelah selesai mandi Alex langsung menuju ke ruang kerjanya. Drtt.... Alex melihat siapa yang telah menelponnya dan wajahnya langsung berubah menjadi datar. "Ja*ang mana yang kamu pungut anak bodoh sampai-sampai kau mau menikahinya hah!!" Membuat Alex langsung mengeram kesal. "Perhatikan ucapan mu Dad" ucap Alex geram. Untung saja masih Ayah nya kalau orang lain maka nyawa nya pasti akan melayang detik itu juga. Yah yang menelepon nya adalah ayahnya tuan besar dari yaitu Anderson kalangi yang sekarang sekarang di new York. "Sudah ku bilang jangan menikahi siapa pun kecuali dengan pilihan ku" ucap kalangi di seberang telepon sana. "Aku yang membina rumah tangga. Dan Daddy perhatikan ucapan mu sekali lagi atau kau akan merasakan kehebatan putra mu yang kau banggakan ini. lngat, sekarang ia adalah istri ku MENANTU BESAR MU " ucap Alex dengan menekan kata terakhirnya dan langsung memutuskan sambungan telepon. lni lah yang tidak sukainya dengan sang Daddy. Yang selalu mengatur-nga
Buru-buru Alex menutup kembali dinding nya seperti semula karena melihat Aisyah telah menyelesaikan mandinya. " Tuan..." teriak Aisyah dari dalam kamar mandi. Alex langsung mendekat dan berucap" Apa kamu sudah selesai mandinya?" "lya tuan sudah tapi" " Katakan ada apa" "Aisyah gak bawa ganti baju" ujar Aisyah. Tanpa aba-aba Alex langsung masuk ke kamar mandi yang ternyata tidak di kunci oleh Aisyah dan melihat Aisyah hanya memakai handuk hanya setengah jengkal pahanya saja membuat Alex kembali menelan salivanya berkali kali. Demi apapun rasanya Alex ingin mimisan sekarang juga. "lhhh.. tuan!! kenapa masuk." protes Aisyah lalu menarik narik handuknya agar lebih menutupi bagian bawahnya. "Kenapa harus di tutupi." Alex meyikap tangan Aisyah. lni terlalu indah untuk di lihat rasanya. la ingin kembali membawa Aisyah ke bawah Kungkungan nya. "Kenapa harus malu?" tanya Alex. " Aisyah belum terbiasa" jawab Aisyah dengan menundukkan kepalanya. "Padahal kita baru saja bercinta, letak
Aisyah makan benar-benar sudah seperti orang yang tidak makan bertahun tahun sangking lapar nya, kenapa tidak? dirinya sudah melewatkan sarapan pagi dan makan siang dan ini ulah suaminya. Alex hanya tersenyum menanggapi nya karena ulahnya Aisyah sudah melewat kan dua kali makan, yaitu siang dan pagi. "Nambah lagi?" tanya Alex yang melihat piring Aisyah hampir habis. "Enggak tuan, Aisyah udah kenyang" jawab Aisyah yang mulutnya masih berisi yang mirip seperti ikan buntal, yang mana Aisyah kini tidak menggunakan cadarnya sehingga terlihat pipi chubby nya. Tenang saja, Alex sudah memperingatkan semua pelayan tanpa terkecuali agar tidak boleh memasuki ruangan makan. Alex tidak bisa menahan senyum manis di bibirnya "Alhamdulillah.." lalu Aisyah mengelus perutnya yang sudah berisi. Alex mengambil tissue dan mengelap bibir Aisyah membuat Aisyah tertekun dengan perlakuan Alex sekaligus merasa senang. "Sudah selesai?" tanya Alex. "Sudah tuan, Aisyah sudah kenyang" jawab Aisyah den
" Gavin siap kan penjagaan lebih ketat untuk Aisyah" "Sudah, kau tenang saja. Sekarang Aaron sedang menyambut tuan Kalangi." jawab Gavin. Beruntung Alex mempunyai anak buah yang bisa di andalkan. "Tuan apa yang terjadi?" tanya Aisyah heran setelah sampai di dalam mobil. Apalagi Alex terus berbicara dengan aneh. "Tidak ada, hanya sedikit masalah!" Alex meletakkan kepala Aisyah di bahunya. "Tidurlah lagi kalau sudah sampai aku akan membangunkan mu" lanjutnya dan mencium Aisyah. Aisyah tidak bertanya lagi walaupun ia sangat ingin tapi tidak berani apalagi dirinya benar benar masih mengantuk. "Maaf!! mungkin setelah ini akan lebih berat, tapi aku berjanji akan selalu menjaga mu" Alex merasa ia telah jatuh cinta kepada Aisyah sepenuhnya. Terbukti bagaimana dirinya tidak mau kehilangan Aisyah. Ia ingin Aisyah selalu berada di sisi nya. Terlihatlah mansion tak kalah mewah dari mansion utama. tapi, ini letaknya di tengah-tengah hutan. Tidak akan ada yang tahu tentang mansion ini
"Freya, apa Nyonya sudah bangun?" tanya Alex kepada Freya yang telah sampai ke mansion kedua nya di tempat Aisyah berada sekarang. "Belum tuan!! " jawab Freya dengan hormat. Ceklekk.. Alex masih melihat Aisyah masih tertidur pulas seketika amarah yang membuncah nya sirna. Alex memeluk Aisyah dan mengendus aromanya yang kini kian membuat Alex jadi merasa candu. "Aku tidak akan mengulangi hal yang sama" gumam Alex menatap wajah Aisyah yang terasa damai sekali. "Aku benar-benar telah jatuh cinta kepada mu wahai Aisyah ku" Alex mencium bibir Aisyah. "Aku mencintaimu.." Alex langsung menyusul Aisyah ke alam mimpi. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Aisyah terbangun dari tidurnya dan tersentak wajah Alex sangat dekat dengan wajahnya dan kaki Alex juga menimpa kakinya. Aisyah menatap wajah Alex yang benar-benar sempurna apalagi di saat tidur pria ini sangat tampan. Perlahan jari Aisyah menyentuh hidung Alex yang sudah seperti perosotan sangking Mancung nya membuat Aisyah
Sudah tiga hari Aisyah tidak bisa berjalan dan terkurung di kamar, sekarang dirinya merasa sangat bosan dan ingin jalan-jalan setidaknya melihat lihat mansion yang tempati. Berkali kali Aisyah membuang nafasnya. Aisyah merasa kalau dirinya sudah lebih sehat walaupun jalannya sudah seperti pingwin tapi itu lebih baik. lni semua karena Alex yang tidak memperbolehkannya untuk keluar kamar kalau sudah benar-benar bisa berjalan dengan normal. Aisyah berjalan ke arah pintu. Ceklekk!! "Nyonya apakah anda butuh sesuatu?" Freya langsung mencerogos bertanya melihat kedatangan sang nyonya. "Mbak siapa?" tanya balik Aisyah pasalnya baru pertama kali Aisyah melihat Freya. "Saya Freya Nyonya, saya di utus untuk menjadi pengawal Nyonya" jawab Freya dengan hormat dan sopan. "Baik Mbak Freya saya Aisyah.." ucap Aisyah dengan senyum manis simpul nya yang berada di balik cadarnya lalu Aisyah mengadakan tangannya untuk bersalaman kepada Freya. "Maaf Nyonya saya tidak pantas..." tolak Freya