"Sayang bangun yuk" ucap Alex dengan mengelus-elus pipi istrinya dengan lembut. "Udah jam setengah lima sayang" "Mmmm...Hubby." Aisyah menggeliat dari tidurnya. "Bangun yuk!! habis itu sholat" Aisyah hanya mengangguk kan kepalanya dan sejujurnya ia masih mengantuk sekali. Alex tersenyum dan tanpa aba-aba langsung menggendong Aisyah ke kamar mandi membuat Aisyah terkejut dengan memeluk leher Alex. Setelah sepasang suami istri itu berwudhu Aisyah langsung teringat jika mereka tidak punya alat sholat di kantor, jika pulang ke rumah yang ada ashar waktunya habis. Untung saja dirinya memakai hijab panjang dan masih bisa di gunakan untuk di bawah sholat. "Sayang tolong ambil bukena mu di kursi, aku lupa tadi membawa ke sini" ujar alex. Aisyah tersenyum mendengar ucapan dari suaminya dan segera mengambil bukenanya. Dengan di imami oleh Alex mereka berdua sholat dengan khusyuk nya dan setelah selesai sholat barulah mereka pulang. Aisyah yang melewati ruangan elena langsun
Seperti tengah malam ini Alex begitu setia menemani istrinya yang katanya sedang lapar dan ini juga bukan pertama kalinya Aisyah lapar di tengah malam."Masih mau nambah sayang? " tanya Alex dengan lembut nya."Enggak hubby, Ais kenyang" Aisyah meletakkan sendok dan garpu nya sembari mengucapkan Alhamdah..Alex menatap lekat istrinya yang hanya memakai piyama tipis sangat menggoda apalagi bagian tertentu lebih berisi."Sayang..." Alex memeluk istrinya dengan membenamkan wajahnya di leher istrinya."lya hubby""Kamu sangat seksi sekali malam ini" membuat Aisyah mengerut, padahal mereka sudah sama-sama tidur sedari tadi tapi kenapa suaminya baru menyadarinya sekarang."Terus waktu kita tidur mata Hubby kemana saja?" ujar Aisyah.Alex tidak menjawab tapi tangan nya malah naik ke dadanya."ihhh....Hubby geli tahu!""lya geli tapi nikmat kan." sambung Alex yang mana tangan nya sudah menjalar ke mana-mana.Wajah Aisyah memerah mendengar penuturan suaminya."Sayang? bercinta yuk! " ajak Ale
"Untuk apa kita kesini?" tanya Jerry mewakili menatap pohon mangga yang begitu menjulang tinggi."istriku ingin makan mangga" jawab Alex dengan cepat."lalu apa hubungannya dengan kami" sahut Gavin."diamlah kau banyak tanya" kesal Alex."hubby cepat ambil mangga nya Ais sudah tidak sabar ingin memakannya" rengek Aisyah menatap sang suami dengan mata yang berbinar."jangan lupa rantingnya harus panjangnya lima setengah sentimeter dan berat mangga nya harus satu per tiga" lanjutnya, membuat Alex mengehela nafasnya dengan kasar."ohhhh lagi ngidam" celetuk Jerry dan Gavin bersamaan."tunggu yah..sayang disini" Alex dengan pakaian tidurnya langsung memanjat pohon mangga nya dengan cepat. ia tidak punya pilihan lain selain menuruti istrinya yang lagi ngidam dari pada anak-anaknya nanti ileran, kan gak enak di pandang. masa anak-anak dari keluarga Appolios ileran?membuat Gavin dan Jerry hampir melepaskan tawa mereka melihat Alex yang memanjat pohon nya hampir mirip dengan kembaran nya ya
Aaron terbangun dari pingsannya dan melenguh melihat ternyata dirinya sudah memasuki kawasan mansion Alex."Oh! tuan sudah bangun?" ucap salah satu bodyguard nya."Kalian!!" tuduh Aaron menatap melotot kepada semua bodyguard nya. "Tuan gak usah melotot begitu, seram tahu matanya" celetuk temannya. Ya iyalah seram, mata Aaron sangat merah karena habis bangun. Pas bangun malah melotot kan matanya."Dasar kurang ajar," kesal Aaron.Mobil telah berhenti dan para bodyguard kembali menggendong Aaron."Bodyguard sialan!! lepaskan aku. Aku bisa jalan sendiri" berontak Aaron."Maaf, tuan. Kami tidak bisa, takutnya anda akan kabur nanti""Oh sialan!!" umpat Aaron. la seperti di culik rasanya dengan tidak hormat. Kenapa si Alex SIALAN itu ingin menculiknya juga?"Tuan, kami sudah membawa tuan Aaron." wakil salah satu dari mereka dan segera melepaskan Aaron hingga Aaron terjatuh.Brukk..."Astaga ibuku sayan? ahhhh bokong ku yang seksi ini sakit Bu" ringis Aaron dengan mengusap usap nya."lbumu
Aaron, Gavin dan Jerry langsung menghadap Aisyah setelah mengganti baju yang di inginkan oleh Aisyah.Dimana mereka terus mengumpat satu sama lain."Gila kenapa harus pink sih" gerutu Aaron begitu kesalnya."Wah? lucu sekali, " ujar Aisyah begitu bahagianya.Jerry menertawakan Aaron yang memakai pakaian berwarna pink di tambah gambar nya hello Kitty, dirinya lebih baik warnanya dari pada Aaron. "Diam kau bocah!!" bentak Aaron kepada Jerry, ia tahu kalau Jerry kini sedang menertawakan dirinya."Kau lucu sekali Aaron?" geli Jerry menatap Aaron."Bocah sialan!!" desis Aaron begitu marah.Alex kemudian memberikan sebuah pistol kepada mereka."Oke!! Gavin. Kamu tetap harus cool, ini semua demi si cabang bayi" batin Gavin, walaupun pun begitu dirinya juga hampir mau menangis rasanya. Gavin memang tergolong lebih pendiam dari pada banyak bicara dari mereka semua. Hampir sebelas dua belas dengan si Alex."Sekarang, Hubby yang jadi juri nya" pinta Aisyah menatap suaminya, yang mana alex langsu
Aisyah berlari cepat menyusuri koridor rumah sakit, ini adalah hari kelulusannya tapi Ayahnya sedang terbaring sakit akibat terjadi kecelakaan. Hanya Ayahnya satu satunya orang yang ia punya di dunia ini. Aisyah melihat di depan ruang bangsal Ayahnya dan sangat banyak seorang pria berbaju hitam dan badannya sangat besar-besar. Apakah ia salah nomor? Tapi benar ini adalah nomor yang di sebutkan oleh suster tadi saat dirinya bertanya di meja resepsionis. Aisyah mendekat dan melihat dari sebuah jendela ternyata memang ayahnya dengan terpasang berbagai alat yang menempel di tubuh Ayahnya. "Ayah..." tangis pilu Aisyah tak kuasa begitu banyak selang selang yang melekat di tubuh sang ayah. "Maaf, Nona. Apakah anda keluarga dari pria yang berada di dalam?" tanya seorang lelaki. "Ya, saya putrinya," jawab Aisyah dengan sopan. Lalu pria itu pergi dan membisikkan sesuatu kepada seseorang pria yang sedang duduk. Aisyah kembali melihat Ayahnya yang sedang di tangani oleh dokter.
"Ayah, bertahanlah... Aisyah mohon , Ayah kuat pasti kuat!" tangis Aisyah benar benar memilukan, tanpa sadar hati Alex ikut sakit. Klever hanya tersenyum mendengar penuturan dari putri satu-satunya. "Siapa kau?" tanya Klever kepada Alex yang berada di belakang Aisyah, dan Aisyah berbalik melihat Alex. "Maaf, Pak. Saya adalah orang yang menabrak Anda," jawab Alex dengan datarnya tanpa ekspresi. "Saya akan bertanggung jawab dengan pengobatan bapak sampai anda sembuh." Klever menggeleng. "Tidak perlu. Saya hanya mohon, tolong jaga putriku. Aisyah tidak punya siapa-siapa lagi kalau aku pergi. Gantikanlah peranku." "Ayah pasti sehat! Jangan berkata seperti itu, Ayah. Aisyah tidak suka..hiks..hiks.." "Nikahi putriku, maka aku akan memaafkanmu," lanjut Klever dengan terbata-bata. "Baik. Saya siap menikahi putri Anda," jawab Alex dengan tegas, tanpa ada keraguan.Entah kenapa dirinya langsung menyetujui permintaan Klever, padahal dirinya tidak mengenal nya sedikit pun. Yang jelas
"Tuan, saya telah berpikir. Sebaiknya, Anda tidak usah menikahi saya," ucap Aisyah. Mendengar ucapan dari Aisyah, wajah Alex langsung suram. Aaron, sopirnya pun yang melihatnya jadi mengerdik ngeri. "Kenapa?" tekan Alex benar-benar tidak suka. Secara langsung Aisyah telah menolaknya.'Berani sekali wanita ini!' pikir Alex. "Saya baru lulus SMA bahkan KTP pun belum ada. Saya takut, saya belum bisa menjadi istri yang baik untuk Anda. Lagi pula, Ayah saya telah memaafkan Tuan, begitu pun dengan saya," jelas Aisyah panjang lebar. "Itu bukan alasan yang logis. Katakan saja yang sebenarnya." Sungguh wajah Alex benar-benar tidak enak dipandang sama sekali, tapi Aisyah tidak menyadari perubahan mimik wajah Alex. Alex begitu tidak suka dengan penolakan Aisyah kepada dirinya. "Maaf, saya tidak mencintai anda," telak Aisyah. Baru kali ini ada yang menolaknya, membuat harga dirinya seperti turun ke dasar tanah yang paling dalam. "Tapi sayangnya, saya sudah berjanji akan menikahimu,