Share

WANITA CADAR  SANG MAFIA
WANITA CADAR SANG MAFIA
Penulis: Amelia ana

KESEDIHAN AISYAH

Aisyah berlari cepat menyusuri koridor rumah sakit, ini adalah hari kelulusannya tapi Ayahnya sedang terbaring sakit akibat terjadi kecelakaan.

Hanya Ayahnya satu satunya orang yang ia punya di dunia ini.

Aisyah melihat di depan ruang bangsal Ayahnya dan sangat banyak seorang pria berbaju hitam dan badannya sangat besar-besar.

Apakah ia salah nomor? Tapi benar ini adalah nomor yang di sebutkan oleh suster tadi saat dirinya bertanya di meja resepsionis.

Aisyah mendekat dan melihat dari sebuah jendela ternyata memang ayahnya dengan terpasang berbagai alat yang menempel di tubuh Ayahnya.

"Ayah..." tangis pilu Aisyah tak kuasa begitu banyak selang selang yang melekat di tubuh sang ayah.

"Maaf, Nona. Apakah anda keluarga dari pria yang berada di dalam?" tanya seorang lelaki.

"Ya, saya putrinya," jawab Aisyah dengan sopan.

Lalu pria itu pergi dan membisikkan sesuatu kepada seseorang pria yang sedang duduk.

Aisyah kembali melihat Ayahnya yang sedang di tangani oleh dokter. Hatinya sakit sekali, Ayah yang selalu kuat untuk dirinya kini tidak bisa melakukan apapun lagi.

"Maaf, Nona. Bos saya mau berbicara dengan Anda," panggil pria itu lagi dan Aisyah hanya bengong seakan bertanya dari sorot matanya untuk apa.

"lni tentang kecelakaan ayah Anda, Nona," sambung pria itu lagi melihat wanita yang dibaluti oleh sehelai kain di wajahnya tampak sedang ragu dengan perkataan nya.

"Baik." putus Aisyah.

"Itu Nona, Bos saya," ucap si pria itu menunjuk seorang sedang duduk ditemani oleh ponsel berada di tangan nya.

Aisyah mendekat kepada pria itu..

"Maaf, Tuan. Anda memanggil saya...?" sapa Aisyah dengan sopan walau suaranya lagi serak basah menahan tangisnya.

Deg.

Tubuh Alex seketika menegang mendengar suara nan lembut menyapa di Indra pendengaran nya.

Alex mendongak melihat Aisyah karena dirinya tadi sedang fokus ke ponselnya.

Kali ini hatinya bergetar dan jantung nya lebih cepat ritmenya berdetak dari pada biasanya ia tidak tahu.

Alex melihat wanita itu menutupi setengah dari wajahnya. Hanya terlihat alis dan matanya saja tapi melihat matanya saja Alex merasakan hal yang tidak biasa ia rasakan.

Dilihat dari matanya saja orang orang yang punya otak pasti akan mengira Aisyah sangatlah cantik.

"Ehemmm." Alex berdehem menetralkan jantungnya yang sedang berdisko.

Karena Aisyah menangis bulu mata Aisyah jadi lentik walaupun matanya memerah tapi sangat lucu di mata Alex seperti anak kecil.

"Apa yang ingin dibicarakan tuan kepada saya?"

"Saya yang telah menabrak Ayahmu," ujar Alex tanpa basa basi. "Saya akan bertanggung jawab dengan semua pembiayaan rumah sakit nya sampai ayahmu sembuh."

Saat Aisyah ingin menjawab dokter telah keluar.

"Keluarga pasien?" tanya dokter itu.

"Saya, Dok!" jawab Aisyah dan mendekat ke arah sang dokter.

"Pasien memanggil yang namanya Aisyah katanya ingin mengatakan sesuatu." Kata dokter itu lagi.

Tanpa aba-aba Aisyah segera masuk lalu diikuti oleh Alex. perasaan Aisyah sudah sangat was was.

Siapa yang berani ingin menghentikannya ikut masuk ke dalam maka siap siap saja nyawa nya melayang hingga detik itu juga.

"Ayah...ini Aisyah," tangis pilu Aisyah kembali melihat kondisi sang Ayah yang di katakan dari jauh baik baik saja.

Aisyah memegang tangan sang Ayah yang sudah berkeriput itu.

"Putri kecil Ayah...." panggil Klever, ayahnya Aisyah. Itu adalah panggilan kesayangan untuk putri cantiknya yaitu putri kecilnya Aisyah yang nyatanya Aisyah baru lulus sekolah.

"lya, Ayah. Aisyah di sini."

Aisyah mencium tangan Klever yang sudah berkeriput. Tangan yang mencari nafkah untuknya agar bisa bersekolah dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Air matanya mengalir deras dari pelupuk matanya tak sekalipun klever pernah membentak nya atau pun memukulnya. dirinya begitu mencintai sang Ayah lebih dari apapun.

Dengan lemas, tangan Klever mengelus kepala Aisyah yang terbalut jilbab berwarna putih itu.

"Aisyah, waktu Ayah tidak banyak lagi."

"Ayah... apa yang Ayah katakan?" jawab Aisyah dengan panik dan menangis seugukan nya sampai cadarnya pun ikut basah. "Aku hanya punya Ayah sekarang, kenapa berkata seperti itu, Ais tidak suka, Ayah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status