Share

Bab. 33

Saat kembali, Bu Nur mendapati Miftah tengah rebahan di ruang tengah sembari menyalakan TV. Sementara tangisan Bila terdengar nyaring dari dalam kamar. Entah apa yang ada dipikiran lelaki yang baru genap berusia tiga puluh tahun itu, saat ini.

Dia mulai tak peduli dengan suara tangisan sang bayi, dan malah sibuk bergelut dengan pikiran sendiri. Penampilannya sangat berantakan setelah pulang malam tadi. Kebiasaan merawat diri yang biasa digeluti kini tak lagi menjadi prioritas utama. Mandi sehari sekali pun sudah patut disyukuri.

"Miftah! Itu Bila kenapa kamu biarin nangis, sih? Gendong, kek, kasih susu, atau ajak keluar dulu! Udah siang begini masih aja leha-leha depan TV, bukannya siap-siap kerja," tegur Bu Nur sembari menghampiri Bila ke kamar, lalu kembali menghadap putranya yang seolah tak peduli.

"Males, ah, Ma. Hari ini Miftah ambil cuti lagi. Pengen istirahat. Cape!" Miftah mengubah posisi menyamping. Beralaskan karpet plastik bermotif bunga itu dia terbaring memunggungi, berba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status