Share

Bab. 34

Waktu bergulir, hari berganti, tetapi bayangan tentang kejadian hari itu masih terekam kuat dalam benak Bu Nur sampai sekarang. Tak menyangka dia, anak yang dididik sedari dini, dibesarkan sepenuh hati, serta dibangga-banggakan sejauh ini, menjadi sangat tak terkendali.

Miftah kadang pulang dalam keadaan teler, penampilan berantakan, bahkan tak lagi mau menggendong anaknya sendiri. Hari-hari yang dihabiskan hanya nongkrong bersama para remaja tanggung di kampungnya. Main PS, merokok, ngoplos, juga main gaple. Dia tak lagi menanyakan Desi yang entah di mana rimbanya. Maupun keadaan Tika yang sudah dia hina habis-habisan. Dia hanya tahu cara menghabiskan uang yang mantan istrinya berikan, lalu bersenang-senang.

"Miftah!" Bu Nur menyingkap selimut yang menutupi tubuh putranya di siang bolong begini. Setelah kesabaran selama ini Bu Nur akhirnya benar-benar lelah menghadapi sikap Miftah. "Mau sampai kapan begini, hah? Udah lebih dari seminggu kamu bolos kerja, kabar Si Desi pun sampai sek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status