Share

Bab 12

"Apanya, Mbak?"

"Ck! Ya gimana itu Ibu?" Aku menggaruk kecil kepalaku.

"Ya gimana lagi? Mbak harus mau merawat Ibu. Aku kan sudah kebagian jatah merawat Bapak. Bukan perhitungan, tapi tahu sendiri kan kalau Bapak dan Ibu bukan mahram lagi."

"Makasih ya, Mbak," ucap Mbak Imah pada pelayan yang mengantarkan makanan.

"Jadi gimana, Mbak? Kalau Mbak nggak mau rawat Ibu, ya kita tukeran aja. Mbak rawat Bapak, aku rawat Ibu. Toh jarak rumah kita dekat," ucapku pada akhirnya.

"Gimana, Mas?"

"Ya sudah. Gimana baiknya aja."

"Nanti aku kasih tahu Mas Cahyo hasil rundingan ini. Kamu juga kasih tahu suamimu, Fir."

Aku mengangguk, lalu mulai menyantap makanan.

--

Esok pagi.

Kami sudah selesai berkemas. Aku meminta Ibu untuk duduk di sofa saja karena seprai dan sarung bantal akan kulepas.

Jangan salah, ini bukan berarti aku membuat pelayan hotel kesusahan, justru hal ini membuat pekerjaan mereka terasa ringan. Mereka tinggal gulung dan masukkan ke troli untuk dibawa ke laundry.

Delapan j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status