"Iya, benar, kami para anak desa memang nggak bisa dibandingkan dengan Pak Shawn!" Sebelum Nathan bisa berbicara lagi, Lucius tersenyum sambil berkata dengan sopan, "Pak Shawn adalah mahasiswa berprestasi di universitas, dia sudah berpengalaman, nggak seperti kita yang sudah hidup di desa dari masa
Begitu Nathan berjalan memasuki halaman, dia melihat Shawn yang sedang membujuk Jasmine untuk meminum segelas arak. Jasmine sendiri tidak ingin datang. Karena melihat orang tuanya bekerja keras dan situasi Julia yang memang sangat susah, Jasmine baru memaksa dirinya untuk menyetujui untuk datang.Al
"Sudahlah, kalau nggak ada urusan lain lagi, aku pergi dulu, ya." Melihat langit sudah mulai gelap, Nathan berpikir, jika dia pulang terlambat, ibunya pasti akan mengatakan bahwa dia berkeliaran ke mana-mana.Jika dia terus terlibat dengan Jasmine, Jasmine mungkin akan mulai mengungkit tentang Joann
"Nenek Tua, tadi, aku hanya memukul bahumu dengan tongkat, bukan dadamu! Kamu salah pegang!" seru Jasmine sambil meludah ke lantai."Biar kuberi tahu kamu, kalau kamu berani berdiri lagi, aku akan memukulmu lagi!" Seusai berbicara, Jasmine hendak menerjang ke depan lagi. Julian baru bergegas menarik
Nathan berpamitan dengan semua orang, lalu meminta sedikit uang dari Nelson dan pergi dengan Stevan, membuat Nelson tercengang. "Bocah ini benar-benar lebih hebat daripada yang kupikirkan. Bahkan polisi pun sebaik ini padanya!""Nelson, aku sudah mempermalukan diri di hadapanmu. Keluargaku lagi sial
"Apanya yang susah dijelaskan?" kata Nathan sambil melambaikan tangannya. Dia berpikir, dengan partisipasi Joanna, jika uangnya tidak cukup, bahkan ayahnya juga tidak bisa menentang keputusannya. "Kalau begitu, aku pulang dulu, ya. Besok, aku akan menyerahkan formulir ini, sepertinya beberapa hari l
Meskipun Nathan tidak memedulikan hal ini, Joanna tetap sengaja menjaga jarak dengan Nathan. Nathan ingin berjalan dengan Joanna, tetapi Joanna sengaja menghindar, sehingga Nathan juga tidak memiliki pilihan lain. Dia langsung mempercepat langkahnya dan mulai berlari. Setelah dia melewati gerbang de
Dia menggertakkan giginya. Resepsionis ini juga sudah mengatakan harganya, jadi dia tidak boleh tampak seperti pecundang di hadapan Joanna. "Mau dua kamar, bisa gesek kartu, nggak?""Bisa!" kata resepsionis ini sambil tersenyum. Joanna pun bergegas menahan Nathan. "Di sini mahal sekali. Bagaimana ka