Share

Terlena

"Pak Amin tunggu di kantor saya saja, biar mobilnya saya bawa, dari sini bisakan naik ojol saya mau pergi sebentar dengan Ibu."

Angga mengangsurkan beberapa lembar uang seratus ribuan pada sopir yang mengantar mereka tadi.

"Tidak perlu, Tuan saya ada uang.”

Pak Amin menolak uang pemberian Angga dengan sungkan.

"Sudah, Pak, nggak apa-apa anggap saja rejeki buat anak Bapak."

Angga memaksa meletakkan uang itu dan diterima Pak Amin dengan sungkan.

"Ya sudah, Tuan saya langsung ke kantor Tuan dulu."

"Iya, Pak hati-hati."

Angga menarik nafas sejenak lalu, masuk ke kursi pengemudi, menunggu dengan sabar Dina yang sedang berpamitan pada Ibu Panti.

"Kamu duduk di depan, Din, aku bukan sopir." Dina melirik bingung ke mana Pak Amin, kenapa jadi suaminya yang menyetir sekarang.

"Pak Amin mana?"

"Sudah aku minta pergi dulu?"

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status