Saat Kevin masuk ke ruang kantor Alex karena ada pekerjaan yang harus dia laporkan, Shiera akhirnya baru bisa melarikan diri dari sana.Alex melihat Shiera yang tunduk dan patuh saat berada di hadapannya, tetapi sehat dan energik saat berada di luar sana melalui kaca. Tanpa sadar, sudut bibirnya pun terangkat.Kevin mengikuti pandangan Alex dan melihat Shiera yang sedang mencari sesuatu dengan terburu-buru.Dalam hatinya berpikir, Shiera benar-benar ceroboh seperti biasanya.Dia lalu menoleh dan menyerahkan sebuah amplop pada Alex dan berkata, “Pak Alex, sudah bisa dipastikan kalau Nyonyalah yang menyuruh orang untuk memasukkan obat tersebut.”Saat dia baru saja melontarkan kata-kata tersebut, dia mendengar ada bunyi suara telepon.Kevin menundukkan kepalanya dan melihat ada sebuah ponsel dengan bingkai kristal, jelas terlihat kalau itu bukan milik Alex. Seketika itu, dia langsung tahu apa yang sedang dicari oleh Shiera.Shiera ingin mengirim pesan pada Rachel dan mengatakan padanya k
Suasana di dalam ruangan menjadi sangat hening.Alex diam-diam menatap Shiera yang sangat gugup dengan matanya yang sedingin kolam, seolah sedang mencari kebenaran dari kata-katanya.Shiera menatap Alex dengan cemas, telapak tangannya dibasahi oleh keringat.Dia hampir gila dibuatnya dan berdoa agar Rachel tidak mengiriminya pesan lagi.Di saat dia hampir kehilangan kendalinya, Alex akhirnya berkata dengan dingin, "Pekerjaan apa?”“Memahat relief,” jawab Shiera.“Apa itu?”Dia tiba-tiba menggunakan kata professional seperti itu, Alex yang baru pertama kali mendengarnya sama sekali tidak mengerti.”“Lukisan dinding tiga dimensi,” jawab Shiera lagi.Pekerjaan sampingannya ini memang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya di perusahaan.Shiera mengamati wajah Alex dengan saksama, kedua mata pria tersebut tampak sangat dalam seolah menyembunyikan sesuatu dan Shiera tidak tahu apakah dia sudah melewati rintangan atau belum.Alex mengangkat kelopak matanya yang dingin dan meli
Tadinya, mereka sudah sepakat untuk berjalan-jalan bersama-sama. Namun sekarang, setelah mengetahui kalau Alex sedang mencari wanita malam itu, mereka jadi tidak punya minat lagi.Mereka bersama-sama kembali ke asrama dalam keadaan lesu.Rachel menjatuhkan diri di sofa yang ada di kamar tidur dan berkata, “Shiera, ayo kita langsung mengundurkan diri.”Shiera melihat ke arah Rachel dan berkata, “Tidak bisa, setiap bulan aku harus membayar cicilan rumah sebesar empat puluh juta rupiah. Aku tidak bisa mengundurkan diri.”Wajah Rachel langsung muram.Dia memeluk bantal dan menggosoknya beberapa kali, tetapi tetap saja tidak bisa menenangkan suasana hatinya.“Bagaimana kalau kamu jual saja rumahmu?” ucap Rachel pada Shiera.Jika tidak ada cicilan rumah, dia tidak takut lagi untuk mengundurkan diri dan tidak perlu terlibat dengan Alex lagi.Cara ini kedengarannya memang sedikit egois, tetapi bisa menyelamatkan nyawa mereka berdua!“Rumah itu tidak bisa dijual sebelum satu tahun,” ucap Shiera
Tidak tahu kenapa, Alex masih mempertahankan Shiera di sisinya. Jangan-jangan, semua itu karena Shiera takut dengan Alex. Selain itu, Shiera juga tidak berani seagresif asisten maniak yang sebelumnya itu.Kevin merasa kemungkinan itu sangat besar.Shiera berbalik dengan gugup dan berkata, "Aku baru ingat ada barangku yang terjatuh, lebih baik aku naik lift staf saja!"Setelah berbohong, dia berencana langsung kabur."Menyuruhmu masuk, ya masuk!" ucap Alex dengan nada dingin.Shiera "..."Bos besar sudah angkat bicara, Shiera juga tidak bisa melawan. Hanya bisa mengikutinya masuk ke dalam lift.Lift pun naik secara perlahan-lahan, Shiera berdiri di sebelah kiri Alex, bagian belakang punggung Shiera langsung menempel di lift, sebisa mungkin dia menyempitkan dirinya sendiri.Alex menatap Shiera sambil mengerutkan kening, "Pergilah ke departemen keuangan untuk mengambil laporannya kemari.""Baik," jawab Shiera dengan tubuh berdiri tegak.Setelah lift terbuka tepat di lantai departemen keua
Dengan berharap satpam itu tidak akan mengkhianati mereka, jika Tuan Kevin bertanya mengenai hal ini, kemungkinan dia belum tahu tentang yang sebenarnya?Shiera tidak yakin dengan pemikirannya lalu dia menolehkan pandangannya ke Kevin, tetapi sepasang mata Kevin terlalu tajam, tidak ada bedanya Kevin dengan Tuan Alex.Shiera juga tidak tahu kenapa Kevin menanyakan hal ini secara detail!Kevin menjentikan abu rokok lalu berkata, "Tuan Alex memberimu liontin yang hari itu tercecer di kamar? Sekarang di mana?"Liontin?Liontin itu pemberian neneknya, sebelumnya liontin itu memang terpasang di lehernya.Setelah kejadian malam itu, Shiera tidak berani memakainya lagi, dia langsung menyimpannya ke dalam kotak penyimpanan barang berharga miliknya.Shiera gugup sampai tangannya berkeringat, "Aku kira barang tersebut milik penyewa sebelumnya dan tidak penting, jadi aku juga sudah lupa menaruhnya di mana!"Dia tidak berani berbohong pada Kevin kalau dia telah memberikannya pada resepsionis hotel
Setelah hari itu, Alex tidak menanyakan apa pun selama sebulan dan Shiera mengira kalau masalah itu sudah benar-benar berakhir.Namun, sekarang rasanya makin sulit untuk dihadapi.Shiera merasa tertekan antara harus memenuhi permintaan Alex atau tidak.Alex yang melihatnya tidak berbicara, hanya memandangnya dengan tatapan dingin, "Bagaimana? Kamu tidak mau pergi?"Shiera benar-benar tidak mau pergi.Akan tetapi di bawah tatapan karisma Alex, dia sama sekali tidak ada keberanian untuk mengatakan 'tidak'.Tidak menunggu Shiera menjawab, Alex kembali berkata, "Berdasarkan kemampuanmu saat ini, kamu hanya tinggal menunggu untuk dipromosikan menjadi asisten pertama."Shiera mengangkat kepalanya, matanya menunjukkan ekspresi terkejut.Jadi, selama ini Tuan Alex membuatnya belajar di bawah ajaran Kevin untuk menaikkan posisinya?Gaji asisten pertama empat kali lebih besar dari gajinya saat ini. Memikirkan biaya KPR yang membuatnya tercekik, tidak diragukan lagi hal ini adalah godaan menarik
Shiera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Belum aku berikan."Shiera selalu menggunakan liontin itu dan akan banyak orang yang melihatnya, apalagi sekarang musim panas. Dia takut kalau Kevin akan menyelidiki setiap pegawai perusahaan.Rachel lalu berkata, "Sudah pasti jangan diberikan dong!""Tapi Tuan Kevin orang yang gigih," jawab Shiera sambil memikirkan sikap Kevin saat menanyakan benda itu.Rachel menggila.Kalimat 'Jangan kamu kasih!', dia juga hanya sembarang mengatakannya.Siapa yang tidak tahu kemampuan Kevin? Semua orang di perusahaan bisa melihatnya dengan jelas.Selama Tuan Alex ingin menyelidiki sesuatu, dia akan menyuruh Kevin dan kinerja pria itu tidak akan pernah mengecewakan Tuan Alex.Sekarang, kalau masalah ini dipercayakan kepada Kevin, sudah pasti dia akan curiga.Akan tetapi kalau barang ini diserahkan ...."Sangat menyebalkan!" kata Rachel yang sekarang sangat terganggu.Kepala Shiera juga terasa sakit. Dia tidak bisa menunggu untuk kembali ke masa lalu dan me
Suara Alex yang dalam terdengar dari seberang telepon, "Bawakan aku sebuah dokumen dari Perumahan Taman Eden, bawakan juga dasi ungu yang ada di lemari.""Baik," jawab Shiera dengan nada hormat, sambil menekan tombol lantai terdekat di lift.Panggilan berakhir bertepatan dengan pintu lift yang terbuka. Shiera berkata kepada Rachel, "Berikan kunci mobilmu. Aku akan pergi ke Perumahan Taman Eden.""Benar-benar Tuan Alex itu. Dia menyuruhmu pergi ke Perumahan Taman Eden kapan saja tapi tidak memberimu kendaraan!"Sambil mengeluh Rachel mencari kunci mobil yang ada di dalam tasnya dan memberikannya kepada Shiera.Shiera mengambil kunci mobil dan berkata, "Hanya untuk mengambil barang, uang ganti bensin akan aku berikan semua untuk kamu!""Biaya bensin dan angkot itu beda," gumam Rachel.Dia hanya tidak puas dengan sistem penggantian biaya perusahaan milik Alex, dimana saat Rachel yang mengatakannya, akan terdengar seperti perusahaan yang kikir.Shiera tersenyum dan berkata, "Kalau begitu a