Share

26. Maling-maling yang Mati

Tanjung sigap berlari masuk. Tujuannya adalah Serina yang berdiri santai di samping Narumi. Diraihnya kedua bahu Serina dan ia periksa apakah wanita itu terluka.

“Kau baik-baik saja?”

Serina diam dan sama sekali tidak berminat menjawab pertanyaannya. Ia malah mengedikkan sebelah bahu, lalu menunjuk gunungan mayat itu dengan dagunya.

Tanjung mengikuti arah tunjuk Serina. Melihat para mayat bersimbah darah itu dengan kengerian. “Siapa mereka?”

Serina tidak menjawab lagi.

“Ketika ibumu membuka pintu kamar, mayat-mayat ini sudah ada di depan pintu kamar. Aku sudah menghubungi polisi, katanya mereka akan ke sini sebentar lagi.” Harun menyimpan ponselnya di belakang saku celana. Sepertinya dia sudah bersiap berangkat ke kantor ketika menemukan kumpulan mayat itu berserakan di depan pintu kamarnya.

Tanjung mengamati wajah-wajah yang pucat itu, Tak perlu waktu lama untuk mengenalinya. Mereka adalah peliharaan-peliharaan Narumi, algojo sekaligus anjing-anjingnya.

“Apa yang Ibu lakukan?” Dia b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status