Share

Bab 92. Situasi yang Tidak Menyenangkan

Ayah Rindu mendekat. Dia memandang Wuri lekat-lekat. Wajah gadis muda itu tidak asing buatnya.

"Sore, Om." Wuri menyapa sambil tersenyum.

"Ya ... Sore. Rindu masih mau coklatnya? Ayah tambah dua, ya?" Ayah Rindu mengambil dua coklat lagi dari rak dan menaruh di keranjang yang dipegang Rindu.

"Kak ... eh ... aku lupa nama kakak." Rindu terlihat berpikir sambil memandang Wuri.

"Wuri. Prawuri. Panggil saja Kak Wuri," jawab Wuri.

"Kalau ini ..." Rindu menunjuk Felipe. Dia mendongak melihat Felipe yang tinggi lebih tinggi dari ayahnya.

"Namaku Felipe." Felipe tersenyum.

"Namanya bagus, cocok sama kakaknya yang ganteng. Pacar Kak Wuri, ya?" Rindu mencondongkan badan ke dekat Wuri setengah berbisik. Wuri tertawa dan mengangguk. Rindu tersenyum lebar.

"Nama kamu Wuri? Prawuri?" Ayah Rindu memandang Wuri.

"Iya, Om," jawab Wuri.

"Aku Rudy. Senang bertemu lagi. Kamu tinggal di mana?" Rudy menelisik setiap bagian wajah Wuri.

"Ga terlalu jauh dari sini. Rindu boleh kalau mau main ke rumah Kakak, n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status