Share

Bab 153

"Andai saja Aisyah tidak mengancam mama dan tetap bersikap menjadi gadis yang penurut dan patuh, pasti saat ini ia masih hidup."

Ucapan Tante Nur seketika membuat kerongkonganku tercekat. Aku tidak menyangka jika ia benar-benar melakukan kejahatan sebesar itu. Tapi untuk apa ia melenyapkan nyawa Aisyah, bukankah selama sisa hidup gadis itu, Tante Nur seakan telah memberi neraka dunia padanya?

Entahlah. Kurasa untuk mendengar alasannya, aku harus menguatkan hati.

***

Mataku masih fokus memandang sosok wanita paruh baya yang kini duduk berlutut dalam rangkulan putrinya. Ada rasa haru menggelitik hatiku kala melihat mereka berdua yang duduk saling memeluk di sana.

Ruangan ini sudah tidak setegang tadi. Itu bisa terlihat dari pengawal Mas Reyhan yang sudah sedikit menurunkan kewaspadaannya. Bahkan pria bernama Togar itu kulihat duduk bersandar di dinding dengan mata yang masih terarah pada momen haru ibu dan anak itu.

Tangan Erika mengelus lembut punggung ibunya seakan mengatakan bahwa i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status