Share

Bab 88

Kania terisak. Mata itu memerah. Mungkin ini pertama kalinya ia mencurahkan semua isi hatinya selama ini pada ibunya. Untuk pertama kalinya ia mengatakan keinginannya.

Aku, Mbak Lisa, Mas Bayu dan Mas Reyhan hanya bisa melihat saja. Sedang Keysa terlihat masih nampak shock dan tak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami untuk menyela pembicaraan mereka berdua. Raut wajah Kania yang kecewa karena perlakuan dan sikap ibunya masih terpampang Jelas. Membuatku merasa iba mendengar ceritanya.

***

Kania meringis, wajahnya kini tampak sayu dengan mata yang berkaca-kaca. Ia menggigit bibir bawahnya. Sikapnya terlihat tidak nyaman saat menceritakan luka lama yang tersimpan dalam hatinya itu.

Beberapa saat berlalu dalam kebungkaman. Aku melirik Mas Bayu yang kini fokus memandang Kania. Entah apa yang dipikirkannya saat ini, karena sepertinya ia nampak begitu tertarik dengan kisah masa lalu Kania.

Kania memejamkan matanya sejenak, angin lembut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status