Wanita yang Menolak Lamaranku 28Sebuah undangan berwarna gold hitam terpampang di layar ponsel milik ayah mertua. Citra mengiriminya melalui pesan Whatsapp. Di sana tertera dengan jelas mempelai wanita bernama Citra dan mempelai laki-laki bernama Reiga. Di dalam undangan itu juga terdapat foto keduanya dalam balutan baju pengantin berwarna pink muda. Sepupuku itu memang cantik apalagi saat tersenyum lebar seperti itu. Ponsel di tanganku berdering, segera kuusap layar dan mengangkatnya. "Kamu sudah lihat undanganku, kan, Vir? Bagus dan elegan, bukan? Undangannya aja kayak gitu, sudah pasti pestanya sangat mewah. Kamu harus datang bersama suamimu untuk membuktikan kalau yang kamu bilang tentang Mas Malik itu salah."Belum sempat aku menjawab, telepon sudah diputus secara sepihak. Huft, Citra menelepon ku hanya untuk pamer."Cantik sekali istriku hari ini?" Mas Elang menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki lalu manggut-manggut. Aku memakai celana setelan longgar berwarna hijau
Wanita yang Menolak Lamaranku 29Citra memekik dan menutup mulutnya dengan kedua tangan saat melihat kotak kado yang kubungkus dengan kertas khusus di atasnya terdapat pita itu dibuka oleh Septi."Ya ampun, itu, kan gaun impian aku? Warna favoritku lagi. Ini punyaku, kan?" tanya Citra. Tangannya sudah terulur untuk mengambil alih dress itu dari tangan Septi. "Tadinya iya tapi sekarang sudah menjadi milik Septi karena kamu tadi sudah menolaknya. Kamu harus tahu, Cit, kalau aku beli gaun ini di butik ternama dan tentu saja tidak memproduksi barang yang sama dalam jumlah banyak," jawabku sambil mengusap pundak Septi. "Balikin! sini balikin! Gaun itu punyaku karena Vira membeli itu untuk hadiah pernikahanku. Ngerti!" kata Citra dengan nada tinggi sambil berusaha meraih gaun itu dari tangan Septi tetapi ternyata gadis itu juga nggak mau kalah. Ia berusaha menghindari Citra dan menyembunyikan gaun itu di balik punggungnya sehingga membuat Citra berang. "Cit, kamu tadi sudah tidak mau men
WANITA YANG MENOLAK LAMARANKU 30PoV CitraAku hampir tak berkedip melihat kedatangan laki-laki yang akan menjadi suamiku itu. Mas Malik terlihat sangat gagah dan tampan dengan jas berwarna hitam dan dalaman baju putih lengkap dengan dasi, tidak lupa sepatu hitam mengkilap menempel di kakinya. Ia benar-benar lelaki idaman yang selama ini ku impikan. Bukan hanya aku saja yang melongo melihat kedatangan pengantinku itu. Semua orang juga terpesona dengan Kharisma calon suamiku. Kini aku telah membuktikan pada semua orang terutama si Vira kalau aku bisa mendapatkan yang lebih dari si Elang yang pernah kutolak itu. Iya, kuakui suami Vira itu sekarang memang terlihat lebih tampan dari pada saat pertama kali datang ke sini dan Vira juga sekarang terlihat bersih wajahnya, tidak seperti dulu saat masih tinggal di sini. Namun, aku tidak peduli karena aku sudah punya Mas Malik yang mampu mengalihkan duniaku. Inilah yang disebut dengan jodoh aku yang cantik mendapat suami sempurna seperti Mas
Wanita yang Menolak Lamaranku 31Aku menatap lekat mata lelaki yang kini sudah sah menjadi suamiku ini. "Pinjam? Kamu menanyakan uang mahar yang sudah kamu berikan dan sekarang mau pinjam?" Aku mengulangi pertanyaannya. " Kamu bercanda, kan, Mas?" "Enggak, Sayang. Aku nggak bercanda sekarang katakan di mana uang itu?""Uang itu disimpan Ibu, Mas.""Loh kok ibumu yang simpan?" tanyanya dengan nada tinggi. "Itu, kan uang kamu kenapa menyuruh ibumu untuk menyimpannya?"Aku tersenyum lalu meraih tangannya. "Ibu menggunakan uang itu untuk bayar biaya pernikahan kita. Kamu tahu sendiri kan untuk pernikahan kita ini kami yang tanggung? Dan kamu janji akan menggantinya? Kami bahkan harus memakai gaji karyawan di kandang bebek. Biaya pernikahan kita ini lumayan mahal loh, Mas? Aku pemilih dekor yang terbaik serta MUA profesional dan tentu saja harganya bikin geleng-geleng kepala. Kamu lihat sendiri, kan, kalau hari ini aku terlihat sangat cantik bahkan melebihi kecantikan ratu manapun?""Oh
Wanita yang menolak lamaran ku 32"heh ternyata kamu sudah tidak perawan, ya, Cit?" tanya Mas Malik saat kami selesai melakukan hubungan suami istri dan Entah dari mana ia bisa menyimpulkan seperti itu. Aku melotot dan pura-pura kaget. "Kenapa? Benar, kan, kalau kamu memang sudah tidak perawan? Tuh lihat tidak ada noda di sprei kamu? Tapi nggak masalah karena keperawanan bukanlah hal yang utama bagiku." lelaki itu memegang tanganku. Aku mengusap dada perlahan, lega. Aku pikir ia akan marah-marah padaku kalau ia tahu semuanya. Tetapi ternyata aku memang tidak salah pilih orang dia benar-benar baik. Bahkan saat tahu aku tidak perawan saja ia tidak mempermasalahkan. "Kamu enggak marah, Mas, kalau aku sudah enggak perawan?" tanya aku menunduk. Lelaki berhidung mancung Itu tersenyum dan mengangguk. "Kenapa? Apakah kamu sendiri juga sudah tidak perjaka? Kalau begitu kita imbang lah ya? Aku ini cantik, Mas. Wajar jika aku pernah punya pacar sebelumnya dan hal seperti itu sudah biasa
Wanita yang Menolak Lamaranku 33"Serius kamu mau mengajak aku ke rumahmu dengan naik motor?" tanyaku dengan dahi mengernyit."Iya, Sayang. Rumahku itu jauh loh dari sini nggak mungkin jalan kaki. Kalau kamu mau yang lebih romantis lebih irit pakai sepeda ontel juga bisa. Memangnya sepeda ontel nya ada? Nggak ada, kan? Ya udah pakai aja apa yang ada." Mas Malik tersenyum. Ada apa ini? Jangan-jangan apa yang dibilang Vira waktu ditelepon itu benar kalau sebenarnya Mas Malik ini bukan orang kaya. Tapi Vira bilang lelaki itu namanya Reiga. Aku memejamkan mata perlahan mencoba untuk mengingat-ingat sesuatu. "Hei kenapa malah melamun? Mana kuncinya?" Mas Malik menepuk pundakku."Mas, apa boleh aku melihat Kartu Tanda penduduk milikmu?" tanyaku. Aku harus tahu siapa namanya dengan jelas. Iya, saat menikah kemarin, aku tidak membaca dengan cermat dan langsung tanda tangan saja. Bahkan, aku hanya melirik sekilas saja karena sudah terlanjur percaya. Meski awalnya keberatan, akhirnya suamiku
Wanita yang Menolak Lamaranku 34Mau tidak mau aku harus ikut naik motor juga karena yang namanya seorang istri harus ikut ke mana pun suami pergi dan apa pun kendaraan yang ditunggangi nya. Kuabaikan kekhawatiran yang melanda. Ini yang namanya harapan tidak sesuai kenyataan. Aku sudah membayangkan kalau saat ke rumah suamiku naik mobil mewah full AC sambil mendengarkan alunan musik yang syahdu yang diputar sehingga aku bisa menikmati sambil memejamkan mata, tetapi kenyataannya malah naik motor dengan alasan romantis.Ih romantis dari mana coba? Apakah saat naik motor kehujanan itu yang disebut romantis? Atau mungkin aku memeluknya dari belakang dan merebahkan kepala di punggungnya yang lebar kemudian rambutku terombang-ambing terkena angin seperti yang ku saksikan dalam film-film itu? Oh tidak, bukan romantis seperti itu yang kuinginkan. "Jangan lupa helmnya dipasang yang benar," kata Mas Malik. Ia memperhatikanku dengan seksama lalu melihat ke sisi bawah helm untuk memeriksa apaka
Wanita yang Menolak Lamaranku 35Kamera on"Hai, Guys. Ketemu lagi sama aku Citra Puspita yang cantiknya cetar membahana, no edit, no filter karena memang sudah cantik sejak lahir. Sekarang aku akan menunjukkan rumah suamiku yang sekarang menjadi rumahku juga, yes, Ikutin terus, ya, dan jangan lupa siapkan celemek untuk tempat iler nanti, hahahaha."Aku mengarahkan kamera ponsel ke wajahku setelah itu beralih menuju ruangan. Saat ini aku sedang melakukan live di instagram untuk memberi tahu pada orang-orang kalau aku adalah wanita paling beruntung di dunia. "Ini adalah ruang tamu. Besar dan mewah, bukan? Sofanya lembut banget. Kalau udah duduk di sini, jangan lupa ambil remote control dan hidupkan televisi untuk menikmati tayangan favorit kita. Seperti ini." Aku merebahkan tubuh di sofa lalu menyender sambil mendemonstrasikan cara pegang remote. "Sekarang kita ke kamar, yuk, untuk melihat Seperti apa kamar pengantinku." Aku memutar handle pintu dan memasuki ruangan, seketika bau har