Share

Ulah Yati C

"Mbak Rini, jangan dengarkan ocehan Yati. Tenang, ya, jangan dimasukan hati omongan yang tadi. Kita percaya Mbak Rini nggak melakukan apa yang diucapkan Yati." Seorang Ibu paruh baya menasihati ku.

Kuurai pelukan Mas Bayu. "Mbak Rini, yang sabar, ya! Yati memang begitu orangnya. Mulutnya suka ngawur kalo ngomong," sahut ibu-ibu yang lain.

"Biarin Johan kena azab, mati ditembak polisi. Kelakuannya itu meresahkan sekali," imbuh ibu-ibu lainnya.

Ternyata kejahatan Johan melegenda di kampung ini, sampai ibu-ibu ini berceloteh begitu. Aku tersenyum menanggapi para ibu-ibu yang turut takziah kemari.

Selesai dimandikan, jenazah Johan dibawa masuk hendak dikafani. Suara jerit tangis Yati terdengar menyayat kalbu.

"Mas Johan, jangan pergi, Mas. Jangan tinggalin aku, Mas. Lihatlah anak pembawa sial itu kesini, Mas. Dia mau merebut apa yang kita punya, Mas. Bangun Mas, beri pelajaran anak pembawa sial itu!" Jantungku hampir berhenti mendengar tangis ratapan Yu Yati yang menyebutku anak pemb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status