Share

Bab 81. Dingin

Keesokan harinya …

“Hola!” seruku dengan ceria begitu keluar kamar.

Tidak ada sahutan.

Aku mengernyit sambil perlahan melangkah ke arah meja makan. Cheryl ada di sana dan sedang menikmati sarapan. Kenapa tidak menyahut?

“Halo, Nona Cheryl! Selamat pagi!” sapaku lagi dengan suara lebih keras.

“Pagi. Makanlah!” ujar Cheryl.

“Mukanya kusut amat. Jangan-jangan nasi gorengnya keasinan lagi,” candaku.

“Ya sudah … jangan dimakan!” jawab Cheryl ketus.

“Dih, jahat …,” cibirku pura-pura marah.

“Biarin!” Cheryl masih saja menjawab dengan ketus.

Tidak ingin membuat suasana hatiku ikut menjadi buruk, aku pun duduk di hadapan Cheryl dan meraih piring berisi nasi goreng.

Semalam, setelah membereskan sebagian barang di kamarku, aku dan Keenan keluar dari kamar sambil melihat situasi. Sampai pulang, Cheryl dan Dokter Raffa masih diam. Entah ini sudah kali ke berapa mereka bertengkar, tetapi sepertinya Cheryl dan Dokter Raffa sama-sama tipe orang yang keras kepala.

Sebenarnya aku dan Keenan juga keras
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status