Share

Bab 88. Pembicaraan Serius

“Iya, tidak apa-apa, Om. Masih ada kesempatan untuk kami saling mengenal dan sama-sama belajar.” Lilian berkata.

Papa dan Lilian masih saja terus berbicara seolah-olah aku tidak mendengar pembicaraan mereka.

Tidak, aku tidak sedang marah atau cemburu. Aku justru merasa senang karena saat ini suasana sudah mencair. Aku merasa lega. Akan tetapi, aku hanya sedang pura-pura marah.

“Kamu tidak sedang cemburu dengan Papa, ‘kan?” tanya Papa.

“Tidak, Pa. Aku hanya penasaran, bagaimana Papa tahu kalau Lilian menyukai warna biru?” tanyaku.

Ok, aku benar-benar penasaran karena beberapa kali Lilian selalu memilih warna putih untuk benda-benda yang dibelinya.

“Hm, bagaimana ya? Antara firasat dan sekilas melihat saja,” jawab Papa semakin membuatku penasaran, “padahal Papa baru bertemu Lilian lho, Kee.”

Aku melirik ke arah Lilian yang hanya tertawa untuk menanggapi.

“Kalau sudah menyangkut firasat, sepertinya aku memang kalah dengan yang lebih pengalaman,” ujarku pasrah.

Aku bisa mendengar suara Pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status