Share

Bab 92. Menangislah Sepuasnya!

Benar! Aku baru sadar kalau Keenan memang tidak ada pembicaraan untuk segera menikah. Tidak seharusnya aku terlalu memikirkan semuanya sekarang.

“Dijalani saja hari demi hari … dilewati prosesnya satu per satu, Li. Jangan terlalu banyak mikir!” ujar Tante Iva.

“Iya, Tante,” sahutku sambil tersenyum.

Melihat Om Danendra mulai menikmati makanan, aku dan Tante Iva juga ikut makan.

“Wah … asyik sekali makan siang bersama orang tua mantan.” Tiba-tiba aku mendengar seseorang berkata dari arah belakang punggungku.

Melihat Om Danendra dan Tante Iva praktis menghentikan makannya, aku pun menoleh ke arah sumber suara.

“Dina?” Itu suara Tante Iva.

“Iya, saya Dina,” ringisnya.

“Bicara apa kamu, Di?” Om Danendra ikut menimbrung.

Dina meliring ke arahku dengan tatapan sinis sambil berkata, “Di mana-mana, orang kalau ditinggal mantan itu pasti sedih, Om. Nah, ini … malah makan-makan sama orang tua mantan, padahal sudah punya pria lain di dalam hidupnya.”

“Jaga ucapan kamu, Di! Om dan Tante yang meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status