Share

Bab 98. Kamar yang Terasa Asing

Tidak sedetik pun Mama berhenti dan membalikkan badan untuk membalas sapaanku.

Papa menepuk bahuku seakan ingin berkata agar aku bersabar saja. Sedangkan aku hanya duduk di sofa sambil tersenyum tipis.

Aku sudah bisa menduga dan mempersiapkan hati untuk sikap Mama ini. Meskipun demikian, rasanya seperti ada yang mencubit hatiku. Kehadiranku seakan tidak diharapkan di rumah ini.

Ah, baiklah … aku hanya akan fokus pada pekerjaan saja. Bukankah tujuanku datang ke Bali untuk bekerja?

“Mamamu urusan Papa. Jangan terlalu dipikirkan!” ujar Papa.

“Iya, Pa. Santai saja,” jawabku berusaha menenangkan. Tidak lupa aku juga tersenyum seakan semua baik-baik saja.

“Tidak perlu pura-pura sama Papa. Papa ini orang tua kamu. Bersikaplah realita!” ujar Papa lagi.

Tidak ingin memperpanjang pembahasan tentang Mama, aku memilih untuk tersenyum saja.

“Apa aku masih bisa masuk kamar?” tanyaku.

“Bicara apa kamu ini? Tentu saja bisa. Masuklah dulu! Bersihkan tubuhmu dan keluarlah satu jam lagi! Kita pergi ke k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status