Share

Bab 95. Aku Sudah Yakin

“Bagaimana kalau aku keberatan?” tanyaku hati-hati.

“Maka aku harus memikirkan cara lain untuk melakukan pekerjaan ini atau mungkin aku harus beralih pada bisnis yang lain,” jawab Keenan. Raut wajahnya terlihat biasa saja.

Aku tidak tahu, apakah Keenan merasa sedih atau hanya bercanda dengan ucapannya. Lagi pula, tidak mungkin aku memaksa Keenan meninggalkan bisnis yang sudah ditekuninya sejak lama, bukan? Keenan sudah menjalankan bisnis ini sebelum bertemu denganku. Ditambah, bisnis ini sudah mulai berkembang. Sayang kalau harus ditinggal begitu saja.

“Ah, aku hanya bercanda. Kamu tidak perlu meninggalkan bisnis ini.” Aku memaksakan diri untuk tersenyum sambil mengibaskan tangan.

“Serius juga tidak apa-apa. Ini yang dikatakan sebagai proses komunikasi.” Keenan berkata. Kali ini wajahnya baru terlihat serius.

“Aku akan mengikuti prosesnya saja. Kalau kita memang harus berjauhan maka aku akan menjalaninya,” jawabku. Kali ini aku terpaksa mengatakan yang tidak sebenarnya. Maksudku … tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status