Share

Memakai Topeng?

Acara pesta yang sengaja dibuat Ken telah berjalan dengan lancar. Para tamu dan kolega yang Ken undang juga telah silih-berganti berdatangan.

Namun, bukan tamu-tamu itu yang Ken tunggu. Melainkan sosok tunangan Kiara.

 Ken akan membuat malam ini menjadi malam yang membuat Kiara akan menyetujui kontrak pernikahan yang telah Ken buat.

Ken tidak peduli jika nantinya kenyataan pahit itu akan menyakiti Kiara. Ken hanya ingin menutup tuntutan orang tuanya dengan pernikahan palsu itu.

"Semua sudah sesuai rencana?" tanya Ken pada sosok yang berada di belakangnya.

"Sudah, Bos. Nona Kiara juga sebentar lagi memasuki ruang utama," jelas David. Ken membalas dengan mengangguk pelan.

"Apa ada lagi, Bos?" tanya David sopan. "Bawa Kiara kemari dulu," perintah Ken datar.

"Baik Bos Ken."

David langsung berbalik untuk meninggalkan ruangan yang di khususkan untuk Ken.

Kiara telah memakai dress cantik pilihannya dan tentunya sesuai dengan seleranya.

Bibir Kiara tidak bisa merekahkan senyum cerianya seperti ketika dirinya selalu menjadi bintang utama dalam setiap pesta keluarga Mauren.

Pesta dengan hiasan indah di setiap sudut ruangan  mewah itu tidak bisa membuat  Kiara bahagia. Netra Kiara melihat ke kanan, lalu ke kiri.

Bukannya melihat tamu.

Melainkan melihat beberapa bodyguard Ken telah berjaga mengelilingi dirinya tanpa alasan yang jelas.

Apa-apaan ini?

Kiara merasa kesal. Tapi, apa boleh buat. Kiara hanya bisa menuruti apapun yang dilakukan Ken padanya.

"Hei, kenapa naik lift lagi?" tanya Kiara kesal, saat dirinya diperintah salah satu bodyguard Ken.

"Maaf, Nona. Kami hanya diperintahkan pak David." Bodyguard itu langsung mengubah mode diam setelah menjawab pertanyaan Kiara.

"Tuan dan bawahannya sama-sama gila," umpat Kiara pelan. Namun umpatan itu masih bisa terdengar oleh bodyguard Ken.

Kiara mengikuti gerakkan kaki beberapa bodyguard yang menjaganya sedari tadi. Kiara sudah malas bertanya ini-itu, karena pada akhirnya Kiara tidak akan bisa melakukan apapun.

"Nona silahkan masuk." Salah satu bodyguard itu membukakan pintu untuk Kiara dan menyuruhnya untuk masuk terlebih dulu.

"Lalu, kalian?" Kiara mengernyit seraya menunjuk kearah para bodyguard tersebut.

"Tugas kami di sini, Nona." Kiara menghela napas beratnya. Lalu di persekian detik, Kiara mengangguk dan mulai memasuki kamar tersebut.

Eh, kenapa jadi  gelap?  

Ruangan itu tiba-tiba menjadi gelap.Tubuh Kiara bergetar. Kakinya mulai melangkah perlahan meskipun Kiara tidak bisa melihat apapun.

Sekuat tenaga Kiara berteriak memanggil pemilik kamar tersebut meskipun pada akhirnya tidak ada satupun jawaban yang Kiara dengar.

"Permisi, adakah orang di sini?"

"Jawablah jika kamu mendengar suaraku," teriak Kiara kembali. Air mata Kiara terus-menerus mengalir menahan rasa takutnya.

Kiara sangat membenci gelap. Kiara takut jika hantu memang ternyata ada dan menangkapnya.

Kiara bisa melawan seluruh manusia di dunia ini, tapi tidak untuk hantu. Kiara sangat takut.

Beraninya para bodyguard jelek itu menyuruhku masuk  ke ruangan gelap ini!

Meskipun tubuh Kiara masih ketakutan dan bergetar hebat. Kiara masih sempat-sempatnya mengumpat para bodyguard Ken yang Kiara pikir telah menjebak dirinya.

Saat kaki Kiara masih perlahan melangkahkan kakinya. Tubuhnya tiba-tiba tertabrak sesuatu yang sangat keras. Hingga membuat Kiara mengaduh kesakitan.

"Aduh, sakit." Kiara mengulas dahinya yang kesakitan. Tangan Kiara menyentuh benda yang membuatnya kesakitan. Tapi, Kiara merasa aneh dengan tekstur benda tersebut.

Yang Kiara sentuh merupakan dada berotot milik Ken. Anggota badan yang selalu membuat para wanita Ken terpanah.

"Apa ini? Kenapa bentuknya seperti ini?"

Ken menatap Kiara dalam kegelapan. Listrik ruangannya memang terjadi kesalahan hingga mengakibatkan seluruh aliran listrik di ruangan kamar Ken mati untuk sesaat.

Kiara masih meraba apa yang ia tabrak tadi. Hingga jemarinya sampai pada bentuk wajah Ken yang kekar.

Satu titik yang membuat Kiara terkejut adalah bibir tebal Ken. Kiara tercekat. Tubuhnya langsung terhempas kebelakang. Tapi, sayang... kaki Kiara terlilit oleh dress yang Kiara pakai.

"Hati-hati. Kamu sangat ceroboh." Suara itu terdengar jelas di telinga Kiara. Bahkan jemari kuat Ken juga Kiara rasakan dalam dekapan pinggangnya. Ada perasaan hangat dalam dekapan tangan Ken.

Tubuh Kiara menjadi kaku. Bibirnya bahkan sulit Kiara gerakkan untuk memanggil suara pria yang sedang memeluk Kiara saat ini.

"Tuan Ken?"  Kiara mendengar jelas pemilik suara itu adalah Ken. Tuan misterius yang telah membelinya dari pelelangan busuk itu.

Dalam hitungan detik. Lampu tiba-tiba menyala kembali. Tatapan kedua makhluk Tuhan itu saling menyatu. Bahkan mereka tidak sadar jika lampu telah menyala kembali.

Kiara langsung mengedipkan matanya berulang kali. Kiara ingin menyadarkan dirinya jika yang ia pandang adalah pria lain. Dan ini adalah suatu kesalahan dalam hubungannya dengan Jino.

"Ma--maaf, Tuan. Aku benar-benar tidak sengaja." Kiara langsung mencoba melepaskan dirinya dalam pelukan Ken. Tapi, Ken malah mendorong Kiara di atas tempat tidur.

Bruk

Kiara mengaduh kembali. Tubuhnya terhempas dengan begitu keras. Ken mengukung tubuh Kiara di bawahnya.

"Ad--ada apa, Tuan Ken?" tanya Kiara ketakutan. Kiara perlahan memundurkan tubuhnya menjahui Ken. Kiara sangat takut dengan tatapan Ken yang tak pernah Kiara pahami.

Ken yang mengetahui Kiara mulai memberi jarak padanya. Ken tidak tinggal diam. Tangan kekarnya langsung menarik tubuh Kiara kembali pada kungkungannya.

"Jangan lari lagi," kata Ken pelan.

Tubuh Ken seakan tidak bisa lepas dari wanita di sampingnya. Entah kenapa, Kiara malam ini sangat cantik membuat Ken tidak bisa berpaling menatap Kiara.

"Tu-tuan sepertinya anda  telah ditunggu ta ...." belum sempat Kiara melanjutkan kalimatnya. Kiara merasakan bibirnya tersentuh oleh bibir tebal Ken.

"Mmhm...."

Mata Kiara membulat sempurna. Kiara sangat terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Ken padanya. Ciuman pertama yang tidak tersentuh oleh siapapun termasuk, Jino. Kali ini, ciuman itu telah direnggut oleh Ken.

Ken benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya. Ken tidak tahu mengenai dirinya yang tiba-tiba sangat ingin bermain dan menikmati bibir lembut Kiara.

Sangat manis. Ken bergumam dalam hatinya menikmati setiap aksi yang ia berikan pada bibir Kiara. Kiara yang semula memberontak kini tubuhnya menerima tanpa Kiara ketahui.

Setelah beberapa menit berlalu. Dan pergulat bibir  mereka berhenti. Netra Ken menatap lekat netra Kiara. Sembari jemarinya mengusap sisa saliva Ken yang tertinggal di bibir Kiara.

"Lain kali berlatihlah. Balasanmu sangat buruk." Ken terkekeh dalam hati saat melihat  ekpresi kesal Kiara.

Kiara yang tidak terima dengan perkataan Ken. Kiara langsung memukul dada Ken dengan kesal. Dan langsung mendirikan tubuhnya menjauh dari Ken.

"Aku tidak membutuhkan latihan. Aku memang tidak pernah melakukan hal semacam itu kepada pria manapun," tandas Kiara dengan nada tinggi.

"Termasuk calon suamimu?" Kiara mengangguk cepat. Ken yang mendapat jawaban itu pun bersorak dalam hati. Meskipun wajahnya masih saja datar tanpa ekpresi apapun.

"Pakai ini. Akan ada pertunjukkan yang menarik untukmu, sebelum kamu melunasi hutangmu."

"Topeng? Untuk apa?" Kiara bertanya-tanya saat ia melihat topeng yang disodorkan oleh Ken padanya.

"Cepat pakai!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status