All Chapters of Across : Bayar Aku! (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
35 Chapters
Menolak Pernikahan
Mobil yang Agha kendarai, berjalan masuk melewati sebuah pagar tinggi, setelah sebelumnya dia membunyikan klakson mobilnya itu beberapa kali hingga pagar tersebut terbuka. Joya sedikit memajukan tubuhnya, dengan lirikan matanya yang bergerak ke arah Taman yang ada di kanan dan kiri jalan yang dilalui mobil milik Agha.Jantungnya semakin berdegup kencang, saat mobil milik Agha itu berhenti. “Turunlah!” tukas Agha, Joya melirik ke arahnya yang tengah melepaskan sabuk pengaman di tubuhnya.Joya menarik napas sedalam mungkin, beberapa kali telapak tangannya bergerak mengusap dadanya sendiri, tatkala Agha sudah keluar dari mobil lalu membuka pintu belakang, meraih tas milik Joya yang tergeletak di jok belakang. “Apa kau tidak ingin turun?” ucap Agha, dia melirik ke arah Joya yang masih duduk dengan wajah tertunduk, sebelum ia menutup kembali pintu mobil.Embusan napas Joya, kuat keluar dari bibirnya, ketika ia sendiri menampar kedua pipi
Read more
Pembicaraan Malam
Joya membuka kedua matanya, keningnya mengerut tatkala ia merasakan lengannya tengah merangkul sesuatu. Dengan sigap, ia beranjak duduk diikuti lirikan matanya yang menyebar ke sosok laki-laki yang berbaring lelap di ranjang yang sama dengannya. “A-apa kami?” tukas Joya gelagapan sambil menyingkap selimut yang menutupi kakinya.“Dia … Dia tidak melakukan apa pun padaku, bukan?” sambung Joya sekali lagi, dengan kedua tangannya yang meraba-raba tubuhnya sendiri.“Apa kau tahu, aku baru saja hendak tertidur.”Joya meneguk ludahnya, ia menarik napas sebelum menoleh ke arah Agha yang telah beranjak duduk di sampingnya. “Kenapa kau tidur di sampingku? Apa kau, mencoba untuk mencari keuntungan dengan tubuhku?” tukas Joya, yang membuat kedua mata Agha membesar menatapnya.“Aku sudah berulang kali membangunkanmu, tapi kau tidur seperti mayat … Lagi pula, ini ranjangku!” sahut Agha dengan memukul-mukul kasur.
Read more
Memasak Untuknya
Joya berdiri di belakang Agha yang membuka pintu kulkas dengan kedua tangannya, “apa ada bahan yang kau butuhkan?” tanya Agha, sambil melirik ke arah Joya yang sedikit menggerakkan wajahnya melewati lengan Agha. “Ini kulkas atau warung? Lengkap sekali,” gumam Joya, yang masih takjub menatap isi kulkas di hadapannya. Agha menurunkan lengannya hingga mengapit leher Joya. “Apa kau ingin membunuhku?” tukas Joya dengan memukul-mukul punggung Agha. “Jaga bicaramu! Rumah ini terlalu luas, hingga kau mungkin tak sadar sedang diperhatikan,” bisik Agha yang dengan sekejap membuat Joya mengatup bibirnya. Agha menghela napas dengan mengangkat kembali lengannya, “aku lapar. Aku, hanya memakan masakan rumah yang sehat,” ucapnya sambil berbalik meninggalkan Joya yang masih terdiam di depan kulkas. Joya terpaku, kepalanya penuh dengan m
Read more
Permintaan atau Perintah?
“Apa yang kau lakukan di sana, Joya?” tanya Agha sambil melirik ke arah Joya yang tengah mengangkat tumpukan piring kotor ke wastafel.“Aku, ingin mencucinya-”“Biarkan para Asisten yang melakukannya,” ucap Agha memotong perkataannya.“Asisten?”Agha menghela napas sambil kembali melanjutkan langkahnya, “mereka yang berkerja untuk membereskan semua keperluan rumah. Jika kau tidak cepat menyusulku, aku akan meninggalkanmu di sini,” sahut Agha, tanpa sedikit pun menoleh ke belakang.Apa yang dia sebutkan itu … Pembantu?Joya meninggalkan piring yang ada di tangannya ke wastafel, “tunggu aku!” pungkasnya sembari berlari menyusul Agha yang meninggalkannya.“Berapa jumlah keluargamu yang tinggal di rumah ini? Apa rumah ini, tidak terlalu luas menurutmu?” tanya Joya, ketika langkah kakinya berdampingan jalan di samping Agha.“Anggota keluarga hanya lima,
Read more
Perintah Darinya
“Kau mengatakan apa?” Joya balik bertanya dengan membalas tatapan Agha.“Aku ingin menciummu? Tidak masalah jika aku harus membayarnya,” jawab Agha sambil meletakkan kembali remot di tangannya ke sofa.“Apa kau-”“Tidak ada peraturan, kalau kita tidak boleh bersentuhan fisik, bukan?” tukas Agha yang dengan cepat memotong perkataan Agha.“Itulah kenapa … Itulah kenapa, aku menginginkan su-” Perkataan Joya terpotong, ia beranjak berdiri dengan kembali meletakkan mangkuk berisi berondong jagung ke atas sofa. “Orangtuamu, belum melihat wajahku, bukan? Kau, bisa mencari perempuan lain … Aku, akan meminjamkan identitasku padanya-”“Jika melakukan suatu perkerjaan, lakukan secara profesional … Bagaimana mungkin, sepasang suami-istri, merasa canggung saat mereka bersentuhan, bukan? Aku, ingin kau terbiasa dengan setiap sentuhan yang aku lakukan,” sahut Agha yang kembali memotong perka
Read more
Menyerahkan Harga Diri
“Aku, tidak ingin memberikan kesan buruk kepada keluargamu. Aku, tidak akan melarikan diri … Aku, berjanji,” ucap Joya dengan menundukkan kepalanya.Agha masih mengunci bibirnya, lirikannya terus mengikuti Joya yang berlari membuka pintu kamar mandi setelah sebelumnya dia berjongkok meraih seragam miliknya yang tergeletak di lantai. Agha melirik ke arah jam yang berada di meja yang ada di samping ranjangnya, “kepolosannya itu, semakin membuatku bersemangat untuk mempermainkannya,” gumam Agha yang turut berjalan mengikuti Joya memasuki kamar mandi.Joya terperanjat, tubuhnya mematung … Menatap Agha yang tiba-tiba masuk begitu saja. Dia, menggenggam kuat celana dalam yang baru saja ia lepaskan, “kenapa? Kau, masuk begitu saja?”“Jam berapa, kau masuk sekolah?”“Ja-jam setengah delapan,” sahut Joya yang sedikit gelagapan, ketika Agha terus melangkah mendekatinya.“Keluargaku, baru mulai beraktivitas ja
Read more
Dia yang Membayarku
“Singkat sekali,” tukas Agha dengan melirik ke arah Joya yang telah membuang pandangannya.“Kalau tidak terburu-buru, aku akan terlambat. Aku tidak ingin berurusan dengan guru yang galak itu,” sahut Joya, sambil berjalan dengan menarik lengan Agha.Agha melirik ke arah pundak Joya, bibirnya masih terdiam dengan melirik ke arah samping … Tepatnya, ke arah beberapa pelayan yang mengintip mereka dari kejauhan. “Apa kau, tidak ingin sarapan terlebih dahulu?” tanya Agha, dia kembali melirik ke arah Joya yang menghentikan langkahnya.“Aku, hanya makan saat siang dan juga malam. Uangku, tidak cukup untuk makan tiga kali sehari. Namun, jika kau ingin sarapan terlebih dahulu … Tidak apa-apa. Aku, akan memesan wo-jek untuk pergi ke kos,” balas Joya sambil melepaskan rangkulannya di lengan Agha.“Untuk seseorang yang jarang makan, tubuhmu memiliki banyak sekali bagian yang empuk.”Joya sedikit terperanjat, ket
Read more
Pengajuan Taruhan
Joya duduk, dengan memangku wajahnya di meja. Matanya jatuh menerawang, pada papan tulis putih di hadapannya. “Joya, kenapa kau memakai pakaian olahraga?” tanya Ana, guru Biologi yang mengajar.Joya mengangkat pandangan matanya membalas tatapan Ana, “aku hanya memiliki satu seragam putih abu-abu, seragamku basah … Jadi mau tidak mau, aku harus memakai baju olahraga,” jawab Joya yang kembali menundukkan pandangannya, ketika suara bisikan dari beberapa teman sekelasnya mengusik telinga.“Jangan diulangi lagi lain kali-”Joya menganggukkan kepalanya, “baik, Bu,” tukas Joya yang kembali memangku wajahnya.______________.Joya duduk dengan menatap Mira yang tengah melayani pembeli. Joya sendiri ingin membantunya, tapi Mira melarangnya. Dia meraih tas sekolahnya, ketika suara nada dering terdengar dari tas tersebut. Joya meraih, lalu meletakkan kontak ponsel yang diberikan oleh Agha pagi tadi.
Read more
Jamuan Makan Malam
“Apa yang harus aku lakukan?” Kening Joya mengerut, membalas tatapan Agha.“Tidak ada, hanya berbaring saja!”“Kau-”Agha mengangkat jarinya ke hadapan Joya, “tidak boleh memprotes apa pun,” tukas Agha yang mengarahkan jari telunjuknya ke kening Joya.‘Cincin berlian? Seperti apa, cincin berlian yang asli itu?’ gumam Joya di dalam hati, sembari membaringkan tubuhnya di ranjang mengikuti apa yang Agha perintahkan.Kedua mata Joya sedikit membesar, tatkala dia merasakan sesuatu menelusup ke dalam celananya. “A-” perkataan Joya terhenti oleh lirikan Agha ke arahnya.Dia semakin mengatup bibirnya, ketika Agha mengangkat jari telunjuknya ke bibirnya sendiri. Jantungnya semakin berdebar, saat usapan itu semakin turun yang membuat kedua kaki Joya tanpa sadar melebar … Seakan memberikan jalan kepada usapan kecil itu. “Berkata jujurlah, apa yang kau rasakan pagi tadi? Apa kau membenci sentuh
Read more
Permintaan Menjauh
“Apa kau bisa memakannya?” tanya Joya, kepada Agha yang tengah menyendoki sambal ke dalam piringnya. “Jangan memaksa dirimu! Kalau kau sakit, aku bagaimana?” tukas Joya, dia meraih sendok dan juga garpu, mengambil sambal yang ada di piring Agha.“Apa maksudmu? Melarang dia memakan makanan kesukaannya?”“Kau bertunangan dengannya sejak lama, tapi tidak sadar dengan apa yang menjadi ketidaksukaannya?” ucap Joya memotong perkataan Talita kepadanya.“Lancang sekali kau membentak Putriku!”Joya menghela napas, “apanya yang membentak? Bahkan ucapanku, tidak lebih pedas dari sambal ini. Mungkin,” sahut Joya kepada perempuan yang duduk di samping Talita.“Inilah kenapa, pendidikan itu penting,” tukas Laila, mengikuti pembicaraan.Joya menarik napas, dia meraih gelas berisikan air lalu meminumnya, “Mama,” ucap Joya, dengan meletakkan kembali gelas.“Mama?”J
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status