All Chapters of I Win You (Indonesia): Chapter 21 - Chapter 30
60 Chapters
19. Mi Amor
CHAPTER 19Mi AmorJika ada pepatah yang mengatakan bahwa pasanganmu salah cerminan dirimu. Sepertinya pepatah itu cocok untuk diterapkan kepada Beck dan Sophie. Itu yang terlintas di dalam pikiran Charlotte saat ia berkomunikasi dengan kekasih Beck. Semua tempat yang direkomendasikan oleh Charlotte ditolak oleh Sophie dengan alasan tidak sesuai seleranya, padalah pilihannya adalah tempat-tempat yang berkelas. Charlotte jadi semakin penasaran seperti apa rupa dan juga penampilan gadis pilihan Beck yang sombong itu.Charlotte mengetuk pintu ruang kerja Beck dan segera memasuki ruangan itu meski tatapan Beck tampak kaku menyambutnya. Ia telah terbiasa diperlakukan oleh pria sialan itu yang menatapnya seolah ia adalah musuh hanya karena ia dianggap 'orang ibunya' padahal ia dan Lucy juga baru saja saling mengenal karena ibunya yang memaksa untuk menjadi sekretaris di perusahaan yang tidak seberapa besar. 
Read more
20. Kiss You, Now
Chapter 20Kiss You, Now"Kau yakin?" tanya Nick saat mereka tiba di basemen parkir sebuah hotel berbintang, tempat acara ulang tahun Sophie diadakan.Vanilla memutar bola matanya. "Semua orang berlebihan padaku," sungutnya."Baiklah, jika kau merasa kurang nyaman nanti jangan dipaksakan, oke?" kata Nick sambil melepas sabuk pengamannya.Ia bergegas turun dari super car-nya untuk membukakan pintu mobil untuk Vanilla. Mengulurkan tangannya seperti seorang pangeran menyambut seorang putri turun dari kereta kuda. "Terima kasih," desah Vanilla, pipinya memancarkan rona merah sementara senyum terus mengembang di bibirnya.Vanilla melepaskan telapak tangannya yang berada di dalam genggaman tangan Nick, ia tidak ingin membuat keributan karena tidak ada jaminan jika Beck tidak marah melihatnya terlalu dekat dengan seorang pria. Bukan berarti ia terlalu percaya diri te
Read more
21. Worried
Chapter 21Worried"Charlotte, kau di sini?" tanya Nick, ia tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya bertemu Charlotte di pesta ulang tahun kekasih Beck.Charlotte menyeringai. "Yeah, kau sendiri?" Niick mengedikkan bahunya. "Beck teman baikku di sekolah menengah atas," jawabnya. Ia merangkul pundak Vanilla. "Kenalkan, ini Vanilla. Kekasihku." Vanilla tersenyum dan mengangguk ramah ke arah Charlotte. "Hai." "Hai, aku Charlotte," sapa Charlotte tak kalah ramah sambil mengamati wajah Vanilla. Jadi ini namanya Vanilla? Lalu kenapa ia bersama Nick? Charlotte berdehem, ia menatap Nick dan Vanilla bergantian. "Begini Vanilla, bisakah aku meminjam kekasihmu sebentar?" Vanilla sekilas melirik Nick. "Kami bukan pasangan kekasih," ucapnya ragu-ragu meski sejujurnya ia menyesal setelah mengucapkan kalimat
Read more
22. Jealous but Stubborn
Chapter 22Jealous but StubbornSeharusnya Vanilla marah-marah kepada Nick, seharusnya Vanilla pergi meninggalkan pesta dan Nick mengejarnya. Seharusnya begitu. Sayangnya sikap Vanilla sangat tenang, tidak bereaksi apa-apa hingga acara ulang tahun Sophie berakhir dan Beck juga telah melamar Sophie dengan memberikan seikat bunga dan cincin berlian di akhir acara. Sikap Vanilla biasa saja, bahkan ketika mereka hendak kembali dari pesta dan Charlotte menghampiri dan memberikan kecupan selamat tinggal di pipi Nick, Vanilla juga tidak bereaksi apa-apa. Mungkin karena Charlotte juga mengecup pipi Vanilla sehingga membuat Vanilla tidak bereaksi. Namun, di dasar hati Nick, ia merasa sangat kecewa karena skema yang dibuat oleh Charlotte ternyata gagal total. "Apa kau tahu kapan Beck akan menikahi Sabun?" tanya Nick sekedar berbasa-basi karena si
Read more
23. Not Fucking Jokes
Chapter 23It's Not Fucking Jokes"Aku harus ke restoran pukul dua," ucap Vanilla sambil mengelus bulu-bulu di dagu Nick. Nick meraih telapak tangan Vanilla, mempermainkan jari gadis itu. "Kau baru saja tidur dua jam, Mi Amor." "Kau membuatku tidak tidur," gumam Vanilla, wajahnya bersemu merah mengingat bagaimana ia dan Nick menghabiskan sisa malam. Nick melirik jam digital yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya. "Ini masih pukul delapan, kau masih memiliki waktu untuk tidur."Jemari Vanilla mengelus dada Nick yang ditumbuhi bulu-bulu lebat. "Sebenarnya aku lapar, tapi mataku tidak bisa berkompromi," erangnya.Ia menyapukan bibirnya di dada Nick lalu membenamkan wajahnya di sana, menghirup aroma khas pria itu sambil lalu memejamkan matanya. Nick membelai kulit pundak Vanilla yang seelok batu pualam lalu perlahan me
Read more
24. Bigger
Chapter 24BiggerBeck dan Sophie masih meringkuk di atas tempat tidur dengan posisi saling membelakangi, Beck tampak masih terlelap dan bernapas secara pelan dan teratur. Sophie meraih ponselnya yang bergetar di atas nakas sambil matanya masih setengah terpejam."Ma, ini masih terlalu pagi," sungut Sophie menjawab panggilan telepon Nena."Selamat, akhirnya Beck melamarmu," ucap Nena.Sophie menggeser tubuhnya, mengangkat kepalanya sedikit untuk memastikan jika Beck masih terlelap. "Dari mana kau tahu? "Madia sosialmu memberitahu." "Oh, itu... Beck melamarku mendadak." "Itu bagus. Kapan kalian akan menikah?" Sophie menatap cincin yang melingkar di jari manisnya, ia menggeleng. "Kami belum membicarakannya." Nena terasa hambar. "Kedengarannya seperti kalian tidak serius."
Read more
25. Your Fiance
Chapter 25Your Fiance"Mi Amor...." Nick duduk di tepi tempat tidur, ia mengusap pipi Vanilla menggunakan ibu jarinya. Vanilla membuka matanya perlahan, sedikit menggeliat kemudian mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Nick."Baby... selamat pagi," sapa Vanilla dengan suara serak."How your sleep?" Senyum mengembang di bibir Vanilla. "Sepertinya aku tidur seperti bayi. Kau akan bekerja?" Ia mengamati Nick yang telah rapi dibalut setelan jas mahal yang terlihat sangat pas di tubuh kekarnya. "Maafkan aku, ada pertemuan yang tidak bisa aku tinggalkan." Nick menatap wajah Vanilla yang masih tetap terlihat cantik meski rambutnya sedikit berantakan. Vanilla membalas tatapan Nick, ia sedikit mengerucutkan bibirnya. "Rasanya aku tidak ingin sendirian di sini," ucapnya dengan nada manja.
Read more
26. Making Love
Chapter 26Making **** "Aku merindukanmu, Mi Amor." Nick memeluk Vanilla, mengecup pipi gadis itu berulang kali seolah-olah ia telah meninggalkan Vanilla selama seratus tahun.Vanilla terkekeh. "Kita hanya terpisah beberapa jam." "Tapi, aku sungguh merindukanmu." Vanilla menarik bahunya sedikit condong ke belakang. "Apa yang kau bawa?" Ia melirik ke arah beberapa paper bag yang diletakkan oleh Nick di atas tempat tidur. "Oh." Nick melepaskan pelukannya dari tubuh Vanilla, ia beringsut mendekati tempat tidur diikuti oleh Vanilla. "Sebenarnya kau tidak memerlukan ini selama berada di dekatku. Tapi, aku tidak ingin terlihat buruk membiarkanmu hanya mengenakan kemejaku di rumah." Nick membuka salah satu paper bag dan mengeluarkan isinya. "Astaga...." Vanilla menggelengkan kepalanya mel
Read more
27. Making Family
Chapter 28Making FamilyNick mendorong tubuh Vanilla hingga terpojok ke dinding kaca, sementara bibir mereka terus bertaut. Satu lengan Nick melingkar di pinggang Vanilla dan satu telapak tangannya menahan tengkuk Vanilla untuk memperdalam ciuman mereka sementara lengan Vanilla melingkar di leher Nick. Cumbuan bibir mereka bergairah, liar, nakal, dan sama-sama menuntut."Mi Amor," geram Nick di antara cumbuan mereka. "Baby...." Vanilla mengerang, dadanya membusung merapat ke dada Nick. Nick mengakhiri ciuman mereka, napasnya terengah-engah. "Aku menginginkanmu, Mi Amor." Sama seperti Nick, napas Vanilla juga terengah-engah. "Aku tidak mau di sini." Nick terkekeh, ia menyatukan keningnya dengan kening Vanilla, menggeseknya dengan lembut. "Tentu saja tidak, kita akan melakukannya di tempat yang seharusnya." Tidak mungkin
Read more
28. Just Mine
Chapter 28Just MineMilikku.Satu kata itu menggema di otak Nick, berkali-kali hingga membuatnya nyaris kehilangan seluruh kewarasannya. Belum pernah ia merasa seperti ini setelah bercinta dengan wanita mana pun. Rasa posesif yang luar biasa yang membuatnya ketakutan hingga ia memerintahkan pegawainya menyiapkan helikopter dan membungkus tubuh Vanilla menggunakan selimut lalu mengangkut Vanilla yang masih terlelap pergi dari rumahnya. Bukan tanpa alasan, ia mengambil kesucian Vanilla dengan terburu-buru, padahal ia sama sekali tidak masalah jika harus menunggu sampai tiba waktunya Vanilla menjadi pengantinnya karena bermain-main saja sudah sangat menyenangkan selama beberapa hari ini.Namun, panggilan telepon Beck tadi pagi membuatnya tidak bisa lagi menunggu Vanilla hingga menjadi pengantinnya. Nick yakin, cepat atau lambat Beck akan mengacaukan hubungannya
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status