All Chapters of My Crazy Teacher: Chapter 11 - Chapter 20
48 Chapters
Chapter.11
[ Jangan Di angkat : "Sayang jangan lupa bawakan makan siang untukku nanti. Aku tunggu diruanganku." ] Naya melotot geli membaca pesan dari guru gila nya itu. Oh ayolah bahkan sekarang gurunya itu sedang mengajar, bagaimana bisa sempat sempat nya mengiriminya pesan apalagi dengan panggilan sayang? Dasar sinting, pikirnya. [ Jangan di angkat : "Sayang, kamu mengabaikanku? Ah apa perlu aku ingatkan tentang perjanjian itu?" ] [ Jangan di angkat : "Kamu bermain ponsel disaat jam pelajaran tapi tidak membalas pesanku? Ah apa aku harus menghummu?" ] [ Naya : "Baik pak." ] Pak Arka tersenyum senang setelah mendapat balasan pesan dari Naya walupun hanya kata singkat. [ Jangan di angkat : "Jangan menekuk wajahmu seperti itu,apalagi memanyunkan bibirmu. Kamu ingin merasakannya lagi?" ] "Apa?!" teriak Naya tanpa sadar setelah membaca isi pesan dari guru gilanya itu. membuat semua murid langsung menoleh kearah nya. "Ada apa, Nayena Lim?" tanya pak Arka seolah tidak tahu apa apa. Naya mena
Read more
Chapter.12
"Nay!" teriak Jihan saat melihat Naya yang baru saja keluar dari kelas. Jihan bersama Sina, Dahya dan Yuna berlari menghampiri nya "Pulang bareng yuk? Sekalian kita mau nongkrong bentar di cafe baru deket sekolah." "Tenang katanya Yuna yang mau traktir," sahut Dahya karena Naya itu anti buang buang uang hanya untuk nongkrong. "Iya Nay, sebagai ucapan terima kasih karena kalian mau terima aku jadi temen kalian," kini Yuna mulai bersuara. "Hmm iya boleh.." Belum sempat gadis itu membalas ucapan temannya, Ponselnya sudah lebih dulu bergetar. [ Guru Gila Mesum : "Pulang denganku. Tunggu aku di parkiran. Tidak ada penolakan! Ingat kamu masih ada perjanjian denganku." ] Gadis itu sudah mengganti username gurunya itu sejak kejadian tadi siang. "Kenapa Nay? Ada masalah?" tanya Jihan menyadari perubahan ekspresi sahabatnya itu. "Mm sorry sepertinya aku tidak bisa ikut. Ibuku baru saja mengirimiku pesan katanya aku harus pulang sekarang. Kedai sedang ramai." "Yah padahal kita udah lama
Read more
Chapter 13
"Malam ini kamu menginap disini," Kalimat itu masih berputar di kepala Naya, guru gila nya itu memang benar benar gila. Dengan gampang nya dia menyuruh murid nya untuk menginap? Astaga benar benar guru gila. "Kenapa masih diam? Cepat makan makananmu," perintah pak Arka pada Naya yang hanya diam menatap ayam goreng yang sudah di pesan tadi. "Pak, saya ingin pulang. Ibu saya pasti khawatir saya tidak pulang. Ibu saya hanya tinggal sendiri di rumah jadi biarkan saja pulang." Pak Arka meletakkan sendok yang baru saja ia gunakan, tangannya kini menyila didepan dadanya "Sekali aku bilang tidak ya tidak. Kamu lupa? Kamu masih terikat perjanjian denganku. Ini belum ada 24 jam, perjanjian itu akan berakhir besok jam 12 siang " jelas Pak Arka. "Tapi pak bagaimana dengan ibu saya ? Dia pasti mencari saya." "Kamu bisa menghubunginya, bilang saja kamu menginap di apartmentku," jawab pak Arka santai sambil melanjutkan acara makannya. "Apa? Apa katanya? Benar benar gila! Yang benar saja, ibuku
Read more
Chapter 14
"Hah! Beneran kamu Nay?!!" teriak Jihan kaget setelah Naya menceritakan semua nya, hubungannya dengan pak Arka ah lebih tepat nya perjanjian konyol itu. Naya terpaksa bercerita buat minta perlindungan teman temannya karena setelah kejadian semalam Naya benar benar masih takut. "Beneran psycho tuh guru," geram Dahya kesal. "You got me feeling like a psycho psycho." sahut Sina bernyanyi. BUGH.... "Akh sakit, Han," rintih Sina saat Jihan memukul lengannya. "Jangan bercanda." "Cihh ternyata tampang tidak mencerminkan perilakunya," lanjut Dahya. "Apa tidak sebaiknya kamu lapor pada kepala sekolah saja, Nay? ?" sahut Yuna. "Tidak semudah itu. Aku pernah melaporkannya soal hasil ulangan tapi semua justru kacau. Dia bisa memutar balikkan fakta. Kalian jangan bilang siapa siapa ya tentang ini ? Aku benar benar takut," Naya menunduk takut, sebentar lagi bel masuk sekolah. "Kita tidak bisa menolong mu Nay karena kita beda kelas. Jadi bagaimana ini?" "Apa kita minta pindah kelas?" "Tida
Read more
Chapter 15
Kini Naya duduk canggung di meja makan bersama gurunya dan seorang wanita paruh baya. Sang kepala keluarga sedang berada di luar negri jadi sepertinya ini keberuntungan untuk Arka karena jika ada papa nya sudah bisa dipastikan akan ada percekcokan mengingat papa nya itu selalu saja mendesak nya untuk dijodohkan dengan anak teman nya. "Naya ayo di makan, kamu suka udang ? Ini makanlah, Mama tadi memasak udang asam manis kamu pasti suka. Kamu tidak ada alergi udang kan?" Naya mengangguk ragu "Sudah cukup tante, saya bisa sendiri," sahut Naya merasa tak enak karena ibu Arka mengambilkan makan untuk nya. "Mama, panggil aku mama. Kamu kan kekasih Arka jadi kamu juga anak mama. Sudah cepat makanlah." "Iya tan, eh mama." "Kamu sangat cantik Nay, Mama rasa mama langsung menyukaimu." UHUK UHUK... "Oh astaga minumlah," Pak Arka memberi minum untuk Naya yang duduk disampingnya "gapapa?" tanya nya khawatir. Bisa Naya lihat raut wajah khawatir gurunya sedekat ini. Ini pertama kalinya guru gi
Read more
Chapter 16
"Terima kasih bu untuk makanannya. Saya permisi pulang dulu karena sudah malam." "Iya, terima kasih nak Arka sudah membantu kami." "Tidak apa-apa, bu. Ibu bisa menghubungi saya kapanpun jika membutuhkan bantuan. Saya pulang dulu." "Kenapa diam?" bisik ibu Naya menyenggol lengan Naya yang sedari tadi hanya berdiri diam disampingnya. "Cepat antar sampai depan." Naya menghela nafasnya panjang "Saya antar sampai depan pak." "Pak Arka, terima kasih atas bantuannya tadi. saya akan mengganti uang bapak nanti saat saya sudah lulus sekolah dan bekerja," ucap Naya setelah mereka sampai didepan mobil Pak Arka. "Kenapa harus mengganti? Memangnya aku bilang kamu harus menggantinya?" "Eh? Tidak pak walau bagaimanapun saya akan tetap mengganti." "Baiklah, kamu tahu bukan, menunggumu lulus dan bekerja akan membutuhkan waktu lama?Jadi aku tidak yakin kamu bisa mengembalikan uang ku mengingat mungkin bunga nya akan bertambah banyak nanti." "Apa? Bapak menggunakan bunga untuk uang tadi?" "Hmm,
Read more
Chapter 17
Sesampainya di kelas, Naya melihat Juna yang sudah duduk tenang di bangku nya sambil membaca buku. "Oke Nay kamu gaboleh sedih lagi. Ingat kamu harus fokus." Dengan tenang, Gadis itu berjalan menuju bangku nya, lebih tepat bangku lama nya. setelah duduk, dia mengeluAarkan buku buku nya untuk belajar sebelum ujian dimulai. Juna yang menyadari kedatangannya mengerutkan keningnya bingung. "Naya," panggilnya pelan namun tampaknya Gadis itu pura pura tidak mendengar dan lebih memilih fokus pada bukunya. Karena beberapa kali panggilannya tidak dijawab, akhirnya Juna beranjak berdiri didepan meja Naya. "Kamu pindah ke bangkumu lagi?" Tanyanya yang kini sudah berdiri tepat didepan bangku Naya. "Juna? Kamu mengagetkanku saja," seru Naya dengan tawa renyah nya, membuat Juna semakin mengerutkan kening nya bingung. "Aku sudah memanggilmu berulang kali tapi tampaknya kamu terlalu fokus dengan buku mu. Kamu pindah ke bangku lama mu lagi ? Bagaimana jika pak..." "Tidak. Tidak apa-apa, aku rasa
Read more
Chapter 18
"Pak Arka kenapa disini?" tanya Naya kaget saat melihat guru gila nya datang ke kedai. Ngomong-ngomong ini hari libur. "Kenapa? Menangnya gaboleh?" tanya pak Arka balik. "Iya," balas Naya singkat, Padat dan Jelas. "Apa? aku ini gurumu, harusnya kamu menyambut ku bukan malah begini." "Naya, loh kamu guru Naya kan?" tanya ibu Naya yang baru saja keluar dari kedai. "Selamat siang, saya Arka," sapa pak Arka sambil membungkuk sopan. "Ah maaf ibu lupa namamu nak. Oh ayo masuklah." "Ibu." Pak Arka tersenyum senang kearah Naya sebelum menyusul ibu Naya masuk kedalam kedai. "Nak Arka mau makan apa ?" tanya ibu Naya. "Tidak bu, saya sudah makan tadi hehe. Ngomong ngomong kenapa kedai sangat sepi? Ibu baru buka?" "Akhir-akhir ini kedai sangat sepi. Mungkin karena musim hujan jadi semua orang lebih memilih berdiam diri dirumah." "Kenapa tidak membuat pesan antar saja bu?" "Apa? Pak maaf tapi pesan antar tidak semudah itu. Lagi pula kita tidak mempunyai kendaraan. Ibu saya juga akan s
Read more
Chapter 19
"NAYA BERHENTI DI TEMPAT!" teriakan itu kembali menggema di koridor sekolah yang tampak sudah sepi karena bel masuk sudah berbunyi kurang lebih 30 menit yang lalu. Pak Arka dengan langkah besarnya menghampiri Naya yang berdiri tegak di sana. "Selamat pagi pak," sapa Naya dengan senyum manis nya. "Kamu terlambat?" Naya menelan ludah nya susah payah "M-maaf pak saya terlambat..." "Lari keliling lapangan utama 5x !" "Apa?" Naya berlari mengelilingi lapangan utama sekolah yang besar nya hampir sebesar lapangan sepak bola. Gurunya benar benar gila, ini kedua kalinya pak Arka menyuruhnya berlari dilapangan sialan ini. "Naya pasti terlambat." "Haha rasain tuh memang nya enak dihukum." Beberapa murid yang menyaksikan dari jendela kelas saling bersahutan. Ada yang senang Naya dihukum dan ada yang kasihan. Kalian pasti sudah tahu siapa yang senang dan siapa yang kasihan. Kebanyakan kubu cewek senang, dan kubu cowok merasa kasihan. "Kalian mau dihukum juga?" suara dingin itu langsung m
Read more
Chapter 20
Naya berjalan mondar mandir seperti setrikaan membuat pak Arka benar-benar pusing dibuatnya. Ngomong-ngomong mereka sedang terkunci diperpustakaan berdua, hanya berdua. "Tidak bisakah kamu duduk? Kamu membuatku pusing." "Bagaimana saya bisa duduk sedangkan kita sedang terkunci disini pak. Pak Arka lakukan sesuatu." "Apa yang harus aku lakukan?" "Hubungi seseorang. Mana ponsel bapak? Ponselku tertinggal di tas yang ada dikelas." "Ponselku mati habis daya," balas pak Arka santai sambil memperlihatkan ponsel nya yang mati. Sebenarnya ponsel nya tidak mati karena habis daya, dia sengaja mematikan ponselnya agar bisa berduaan dengan Naya disini, Licik memang. "Huff terus kita harus bagaimana pak ? Ibuku pasti khawatir. Apa bapak bisa memanjat? Kita bisa keluar lewat jendela atas." "Aduh kaki ku sakit Nay sepertinya susah berjalan. Ini karena mu tadi terlalu keras menendang kakiku," ucap pak Arka dengan nada seolah kesakitan. Tadi setelah keluar dari kolong meja, Naya langsung menend
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status