Semua Bab Dendam dan cinta: Bab 51 - Bab 60
76 Bab
Bab 51 Tahu
Arumi merasa sangat letih, setelah hampir setengah jam melakukan pergerakan dikedua kakinya."Cukup! Arum sangat letih" ujar Arumi, seraya mengelap wajahnya dengan sapu tangan."Oke, kita istirahat dulu selama lima belas menit" kata pelatih terapinya.Arumi secara perlahan meletakkan bokongnya di kursi yang ada di ruang terapi, matanya menatap kearah pintu. Dia merasa ada yang mengamatinya dari pintu sejak tadi."Ada apa?" tanya mamanya seraya menyerahkan botol minum kepada Arumi."Arumi merasa ada yang mengamati Arumi dari pintu itu Mas"' beritahu Arumi."Mama baru dari luar tadi, mama tidak melihat ada orang disana" ucap mamanya."Mungkin sudah pergi maa, tapi tadi Arumi merasa ada yang melihati Arumi dari pintu itu" Arumi tetap yakin, ada orang berada didepan pintu."Perasaan Arum saja itu, Mama baru saja dari toilet depan itu. Tidak ada siapa-siapa di depan pintu itu" kata Mamanya."Kenapa berhenti?" tanya Mamanya.
Baca selengkapnya
Bab 52 kecelakaan
 Setelah berhasil keluar dari perusahaan, Jesi bersembunyi dibelakang mobilnya."Bushett..! bisa ketemu orang itu disini, apa dia bekerja juga disini? ah...bisa gila aku. Mungkin dia hanya berkunjung saja" Jesi berbicara sendiri, ditempat persembunyiannya.Sedangkan Alex dan Leo, berdiri didepan gedung perusahaannya."Pak, apa bapak melihat gadis memakai baju warna biru dan rok hitam keluar dari dalam?" tanya Leo."Tidak ada Pak, mungkin kearah belakang Pak. Karena parkir belakang gedung sering digunakan karyawan" beritahu satpam."Apa dia kerja disini?" tanya Alex kepada Leo."Mungkin saja, ayo kita tanyakan kepada bagian HRD" kata Leo.Keduanya kembali masuk, Alex naik keruangannya. Sedangkan Leo menuju bagian HRD, untuk menanyakan informasi karyawan. Pintu ruang kerja Alex terbuka dengan kedatangan Leo, dengan membawa map berisi data-data karyawan baru yang direkrut oleh PT Citra Bahagia."I
Baca selengkapnya
Bab 53 Tidak tahu
 Jesi sampai di rumah sakit, dengan cepat Jesi berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit. Untuk mencari kamar tempat Rania dirawat.Dalam perjalanan, Jesi mendapatkan kabar. Bahwa Rania sudah selesai operasi Caesar, dari kabar yang disampaikan oleh Bude Maria. Rania selamat, begitu juga dengan baby boy yang dilahirkannya. Walaupun baby boy masih harus berada didalam inkubator, tetapi kondisinya dalam keadaan stabil. Setelah bertanya kepada suster, Jesi menemukan kamar inap Rania.Jesi membuka pintu kamar, Jesi langsung melihat kearah ranjang pasien. Terlihat Rania dalam keadaan mata terpejam, terlihat di keningnya ada perban yang menutupi luka. "Jesi" bude yang duduk disisi ranjang, menoleh kearah pintu yang terbuka."Bude" Jesi melangkahkan kakinya, mendekati ranjang. Tempat Rania terbaring. Bude Maria bangkit dari duduknya, menyuruh Jesi untuk duduk di kursi yang didudukinya tadi.Jes
Baca selengkapnya
Bab 54 Sedih
 Adam Samudra memeluk istrinya, terlihat dia tidak bisa menahan perasaannya. Isakan lembut terdengar dari dalam mulut Adam Samudra."Paa, ada apa?" Tanya istrinya dengan perasaan yang khawatir, karena Papa Alex. Tidak pernah sesedih saat ini."Kenapa mereka begitu maa? Apa kita sudah salah mendidik mereka?" tanya Papa Alex kepada istrinya.Mama Alex tidak mengerti apa yang dikatakan oleh suaminya, dia mengurai pelukan suaminya. Dan melihat mata suaminya sudah berembun, dan ada air mata yang hampir mengalir dari sudut bola mata pria yang terlihat sedih."Ada apa Paa? Ada yang belum Mama ketahui?" tanya istrinya.Akhirnya, papa Alex menceritakan semua. Apa yang didengarnya dari mulut Alex dan Leo. "Oh.. Tuhan!" betapa kaget Mama Alex, begitu suaminya selesai menceritakan apa yang didengarnya tadi.Mama Alex memutar badannya, dia duduk di sofa yang ada didalam ruang kerja papa Alex.Papa Alex bangkit, be
Baca selengkapnya
Bab 55 Jangan cari lagi
  Kedua orangtua Andre masih berusaha untuk membujuk putranya untuk melupakan Arumi, tapi Andre tetap Keukeh dengan pendiriannya. Dia harus bisa mendapatkan maaf dari gadis yang masih mengisi hati dan perasaannya. "Boy, lupakan. Pergi keluar negeri, urus usaha kita di Thailand. Mungkin dengan kepergianmu kesana, kau bisa melupakan Arumi" ucap Papa Andre. "Berapa kali Andre katakan! Andre tidak akan pergi kemanapun juga, please...hargai keputusan Andre" ujar Andre dengan memohon kepada Papa dan Mamanya. "Baiklah, ayo Maa" Papa Andre, Carlos. Bangkit dari duduknya, dan beranjak keluar dari dalam rumah. "Paa" panggil istrinya, Mama Andre. Tetapi Papa Andre tidak mengindahkan panggilan tersebut, dia terus melangkah keluar menuju mobilnya. Melihat suaminya pergi, mama Andre mengikutinya. Terlebih dahulu menghampiri putranya tersebut. "Andre, kau satu-satunya putra kami. Ingat itu" kemudian Mama Andre pergi keluar, dan masuk ked
Baca selengkapnya
Bab 56 Menyesal?
 Jesi kaget, begitu melihat keberadaan Leo. Apalagi, saat melihat siapa orang yang harus ditemuinya."Kau!" Kaget Jesi."Kita jumpai lagi Nona" ujar Leo sembari berjalan mendekati Jesi."Alexander! Mana Pak Alexander?" tanya Jesi."Aku Alexander Bayu Samudra" Alex mengenalkan dirinya."Hahaha!" Jesi tertawa."Jangan main-main! Panggilkan Pak Alexander" ucap Jesi dengan suara dingin, dia muak melihat orang yang telah memperdaya sahabatnya. Berada dalam ruangan yang sama dengannya."Nona, orang yang didepanmu itu Pak Alexander Bayu. Pemilik perusahaan ini, temanmu mengenalnya dengan nama Bayu " Leo mengenalkan Alexander sebagai Bayu. "Oh Tuhan! Kau sudah merencanakan ini semua, kau tidak sungguh-sungguh mencintai Rania!" Jesi bangkit dari duduknya, tatapan matanya menatap wajah Alex dengan tajam. Dengan langkah lebar, Jesi mendekati Alexander. Satu langkah lagi dari Alexander, Jesi berhenti."Kau
Baca selengkapnya
Bab 57 Takut
 Didepan pintu, Jesi menghentikan langkahnya. Jesi membalikkan badannya, menghadap kearah Alex dan Leo."Aku sarankan, lupakan Rania. Biarkan dia bahagia dengan hidupnya sekarang, setelah dia berhasil mengusir namamu didalam hati dan pikirannya. Jangan kau datang lagi, menganggu hubungannya saat ini" kata Jesi, kemudian Jesi berlalu dari hadapan Alex dan Leo.Alex dan Leo menatap kepergian Jesi dengan perasaan yang kecewa, karena tidak berhasil mendapatkan informasi tentang keberadaan Rania."Aaarrgghhh...!" Alex melampiaskan rasa putus asa dan kemarahannya, dengan mengibaskan barang-barang yang ada diatas mejanya dengan sekuat tenaga tangannya. Sehingga barang itu berserakan diatas lantai."Lex! Cukup!" Leo menarik Alex, saat melihat kaki Alex sudah ingin menendang lemari kaca yang ada didalam ruang kerjanya."Jangan tahan aku, lepaskan!" Alex menghentakkan pegangan tangan Leo kelengannya.Pegangan tangan Leo terlepas, Alex ing
Baca selengkapnya
Bab 58 Ada yang ?
 "Nak Yoseph!" Panggil Bude Maria, tetapi karena fokus menatap wanita dengan babynya, panggilan bude luput dari pendengaran Yoseph."Nak Yoseph!" Bude Maria mengulangi panggilannya seraya senyum kecil tercetak dibibirnya."Ya..ya... Bude" sahut Yoseph dengan ekspresi wajah dan suara yang gugup, karena dia takut. Apa yang dilakukannya ketahuan oleh Bude Maria."Ada apa? Bude manggil nggak dengar, apa ada yang menarik? Sehingga telingamu menjadi tuli?" tanya Bude Maria dengan menggodanya.Yoseph hanya bisa menampilkan senyum kikuk, jemari tangannya menggaruk-garuk tengkuknya. "Kau menyukainya?" tanya Bude Maria to the point."Siapa Bude?" tanya Yoseph ."Sarah?" ujar Bude Maria sembari tersenyum."Tidak Bude!" Ucap Yoseph dengan cepat.Lagi-lagi Bude Maria tersenyum, melihat penyangkalan rasa suka terhadap Sarah yang ditanyakan oleh bude Maria. Bukan tidak tahu, bahwa yang diamati oleh Yoseph bukan Sarah
Baca selengkapnya
Bab 59 Sakit
 Karena keinginan Arumi, akhirnya Alex dan Leo ikut jalan-jalan kepantai. Walaupun sebenarnya, Alex tidak ingin ikut. Sejak kejadian di kantor, Papa Alex tidak berbicara dengan Alex. Adam Samudra menganggap keberadaan Alex tidak ada, hanya Mamanya. Lita yang masih mau berbicara dengan Alex, walaupun berbicara seadanya saja."Lex, apa Om masih marah?" tanya Leo."Hemh" jawab Alex."Tante?" tanya Leo."Mama, masih mau sedikit berbicara. Papa, melihat wajahku saja sepertinya. Papa tidak mau " kata Alex."Sabar, kemarahan Om dan Tante tidak akan selamanya. Jika nanti, Rania sudah ditemukan. Kemarahan Om dan Tante pasti reda" kata Leo."Bagaimana dengan perkembangan pencarian Rania?" tanya Leo."Belum ada kabar, Jesi juga tidak pergi kemana-mana. Dia hanya kekantor dan pulang ke rumah" ucap Alex."Aku juga tidak bisa bantu banyak" kata Leo."Leo, bagaimana jika orang yang mencari keberadaan Andre saat itu ditarik
Baca selengkapnya
Bab 60 Mimpi buruk
  Hoek...Hoek..Hoek.. Tangisan baby Devan, membuat Rania sedih dan khawatir. Karena baby Devan tidak pernah menangis seperti saat ini. "Kasih susu Ran" ujar Bude Maria, saat dalam perjalanan menuju rumah sakit. Baby Devan kembali menangis. "Tidak mau Bude, baby Devan menolak untuk menyusu" ujar Rania, dibarengi suara sedih. "Apa AC mobil terlalu dingin mbak?" tanya Niko dari depan. "Tidak mungkin Niko, mbak saja keringatan ini" ujar Rania. "Sini Bude gendong" Bude Maria mengambil alih baby Devan dari tangan Rania. Hoek.. Hoek.. Baby Devan tetap terus menangis, walaupun sudah ganti yang menggendongnya.   "Dedek, sabar ya. Sebentar lagi kita sampai rumah sakit, apa yang sakit " ucap Niko. Sepertinya, baby Devan mendengar apa yang dikatakan oleh Niko. Baby Devan diam seketika. Bude Maria bersenandung sembari menggendong baby Devan, dan terlihat. Baby Devan merasa nyaman, da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status