All Chapters of Sangkar Pernikahan: Chapter 61 - Chapter 70
157 Chapters
Kedatangan Ibu Langit ke Indonesia
“Iya, Ma. Langit pasti bakal jemput Mama di bandara kok.”Malam hari, Langit terlihat sibuk memberi tahu para maid untuk mempersiapkan kamar. Tidak lama lagi, mamanya, Aleta akan segera kembali dari luar negeri. Mamanya itu pulang karena mendapat kabar bahwa putranya akan segera menjadi seorang ayah. Mengetahui kabar itu, Aleta tidak menunda-nunda kepulangannya, dan memilih untuk mengambil tiket penerbagan pertama. “Ada apa?” tanya Renata kepada Langit. Wanita itu sejak tadi bersantai di ruang tengah sembari mengagumi kukunya yang baru saja habis dari perawatan. “Mama bakal pulang. Aku mau kalau semuanya sudah siap saat dia tiba di rumah,” jelas Langit sembari sibuk menatap layar ponselnya. “Apa?! Serius Tante b
Read more
Rasa Benci Aleta
Aleta tiba di rumah bersama Langit dan Renata. Para maid terlihat menyambut mereka. Aleta meminta pelayan mengambil barang-barangnya untuk dirapikan. Wanita itu berharap agar bisa berisitirahat terlebih dahulu. Ia masih lelah karena telah melakukan perjalanan panjang.Saat Aleta berjalan menuju ke ruang tengah, ia melihat sosok Danas yang tampak berdiri menyambutnya. Menantunya itu membungkuk sekali, memberikan rasa hormat terhadap Aleta. Namun, saat Aleta melihat kehadiran Danas, amarah tiba-tiba saja muncul di dalam dirinya.Wanita paruh baya itu mencoba menghirup dan mengembuskan napas perlahan. Ia berusaha keras agar bisa menenangkan diri. Sekalipun ia tahu kalau Danas telah mengandung anak dari putranya, bukan berarti wanita itu langsung bisa menerima keberadaan Danas. Padahal, dia sudah berulang kali mempersiapkan hatinya sebelum tiba di rumah. Namun, saa
Read more
Renata Mengadu Pada Aleta
Usai sarapan pagi bersama, Langit akhirnya langsung berangkat ke kantor, meninggalkan Danas dan Aleta berdua. Sarapan pagi yang dipenuhi suasana canggung itu berakhir dengan Aleta yang kembali ke kamarnya sedangkan Danas merapikan meja makan.  Saat matahari sudah semakin tinggi, Renata yang tidak sempat ikut sarapan pagi bersama akhirnya terbangun. Wanita itu memakan makanan yang secara khusus disisihkan untuk dirinya. Renata menguap beberapa kali karena rasa kantuk yang belum hilang, serta tubuhnya yang terasa kaku. Nanti setelah ia sarapan, barulah kesadaran wanita itu pulih sepenuhnya.  Renata menuju ruang tengah. Di sana, ia melihat Aleta yang menonton TV dengan ekspresi bosan. Wanita tua itu sepertinya tidak tahu ingin melakukan apa karena dirinya tidak memiliki kesibukan tertentu.  
Read more
Menceritakan Keburukan Danas
Ucapan dari Aleta terngiang di kepala Renata. Membuat wanita itu memendam kekesalan. Ia tak terima dengan perkataan Aleta.Renata harus mengalah dengan Danas? Itu adalah salah satu hal paling mustahil bagi Renata.Tidak ada kamus berhenti saat Renata sudah memulai sesuatu. Renata memaksa senyumnya saat Aleta menunjukkan salah satu tas keluaran terbaru dari brand ternama.Meski Renata tak mendapatkan jawaban yang diharapkan dari Aleta, ia tetap berusaha bersikap sopan dan baik kepada wanita yang melahirkan kekasihnya itu.Renata menunjuk tas dengan warna yang berbeda dari yang diambil oleh Aleta. "Ini saja Tante. Warnanya terlihat lebih anggun. Cocok dengan Tante, terlihat cantik dan Anggun," puji Renata.Wanita itu memang jag
Read more
Danas Memaksa Untuk Masak
Renata memasukkan kantong belanjanya ke dalam bagasi."Tante, biar aku saja yang memasukkannya," kata Renata sambil mengambil plastik dan paperbag yang dipegang oleh Aleta.Padahal sudah ada sopir yang dengan sigap siaga membantu mereka. Namun, Renata dengan sikap mencari perhatiannya melakukan itu semua."Renata biar sopir saja yang melakukannya," kata Aleta saat Renata dengan cepat membawa semua barang yang ada di tangannya ke dalam bagasi.Renata menoleh sedikit ke arahnya. Tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa kok, Tante."Aleta tambah terkagum saja dengan kebaikan Renata. Aleta melipat kedua tangannya di depan dada menunggu wanita itu. Saat Renata usai memasukkan barang-barang ke dalam bagasi ia lan
Read more
Beritahu Langit Yang Sebenarnya
"Itu benar, Langit, Tante Aleta sudah memaksa Danas untuk berhenti, tapi istrimu itu tetap memasak." Renata menambahi. Membuat Langit menatap Danas kesal."Maafin, Mama, Langit. Mama tidak bisa menjaga istrimu dengan benar," ucap Aleta lagi berpura-pura bersedih.Langit menatap Danas. Tak ada bantahan dari wanita itu. Seakan membenarkan aduan dari Aleta dan Renata kepadanya. Langit mengusap wajahnya kasar. Ia tak habis pikir dengan Danas yang bersikap seperti itu."Danas apa kau sudah gila?" bentak Langit. "Kau harus memerhatikan kehamilanmu. Tidak bisakah kau sekali saja tidak membangkang, hah?!"Danas terdiam. Membuat Langit tambah murka dibuatnya. Padahal di sisi hati Langit yang lain mengharapkan kata bantahan dari Danas. Namun, melihat Danas terdiam seakan mengiyaka
Read more
Perhatian Jagad pada Danas
"Baiklah, lupakan mengenai Renata, mama mertuamu, dan Langit!" seru Davina membuat Danas menolehkan kepalanya kepada wanita itu. Danas menaikkan kedua alisnya. "Lebih baik hari ini kita pakai waktu kita yang berharga ini untuk bersenang-senang!" ujar Davina dengan sangat antusias. "Ini adalah waktu yang tepat untukmu kembali tersenyum, Danas. Lagipula ibu hamil tidak boleh stress. Kau harus bahagia agar anakmu merasa bahagia juga." Apa yang dikatakan oleh Davina memang benar. Danas seharusnya tidak boleh terlarut dalam kesedihan. Ia harus banyak tersenyum agar janin dalam kandungan juga bisa berkembang dengan baik. "Jadi, ke mana tujuan kita hari ini?" tanya Danas dengan nada bicara kembali ceria. Ia berusaha mengenyahkan masalah dalam rumah tangganya saat ini. "Kita shopping, berbelanja adalah salah satu hal menyenangkan yang bisa menghilangkan stress," kata Davina dengan sangat antusias. "Sepertinya kau sedang memiliki uang jajan yang banyak," go
Read more
Danas Gatal-gatal
Keadaan mall tempat mereka berbelanja semakin lama makin ramai pengunjung. Beberapa barang kebutuhan bayi sudah dipilihkan oleh Davina. Meski belum tahu jenis kelamin bayi yang ada di kandungan Davina.Tangan Davina penuh dengan kantong plastik belanjaan. Danas juga membawa beberapa kantong. Meski Davina yang berinisiatif memilihkan ini dan itu, tetap saja Danas merasa tidak enak.Davina menghela napas, sambil berpikir. “Apalagi yang ingin kau beli? Untuk anakmu. Soal warna bagaimana? Rasanya warna hijau belum aku beli untuk bajunya. Apakah bayinya perempuan?” cerocosnya.“Aku juga belum tahu bayinya perempuan atau lelaki. Tapi kau memilihkan banyak warna biru,” ujar Danas sambil berjalan keluar dari toko bayi yang kesekian dikunjungi hari ini. Sebelum keluar toko Danas melihat sepasang suami istri yang sedang berbelanja, rasanya senang sekali kalau belanja begini ditemani suami.Terbersit dalam benak Danas, kalau Langit akan melakukan hal
Read more
Danas Masuk RS Karena Alergi
Jagad seperti orang gila ketika sampai di depan ruang gawat darurat rumah sakit.  Menggendong Danas sambil berteriak. “Tolong, Suster! Perawat!” pekiknya. Tidak memerhatikan kalau pengunjung rumah sakit mulai ramai. Hingga hampir menabrak setiap orang yang lalu lalang di depan lobi rumah sakit.Seorang satpam menghampiri Jagad sambil membawa brankar.Jagad sedikit lega, ketika ada perawat dan satpam mendorong brankar itu ke dalam ruang IGD, Davina pun ikutan merasa bersalah, ada apa dengan Danas?Jagad yang merasa seorang dokter, ikutan masuk ke dalam bilik pertolongan pertama IGD. Tapi, seorang perawat mencegahnya. “Maaf, Pak, sampai di sini saja.”“Tapi ... tapi.” Jagad benar-benar panik, harus bicara apa? Istrinya juga bukan. Lalu? Apa haknya dia bisa masuk? “Dia sedang hamil!” seru Jagad. Tidak bisa meninggalkan Danas sendirian di bilik pemeriksaan itu.“Baik, Pak, nanti kami akan hati-
Read more
Dia malah harus banyak bergerak
Setelah kondisinya dipastikan sudah membaik, Danas akhirnya diizinkan untuk pulang ke rumah. Danas juga diberi obat untuk jaga-jaga oleh dokter. Kejadian hari ini membuat Danas merasa cukup lelah. Pasalnya, ia menyangka bahwa dirinya bisa bersenang-senang dengan sahabatnya. Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Selama hamil, Danas masih saja selalu mendapat kejutan. Wanita itu merasa tidak enak karena harus membuat orang-orang di sekelilingnya khawatir. Di perjalanan pulang pun, suasana di mobil terasa canggung karena kejadian di rumah sakit.Tiba di rumah, Langit memberi tahu Danas untuk segera beristirahat. Pria itu tidak ingin jika terjadi hal-hal yang dapat membuat Danas terpaksa ke rumah sakit lagi. “Kamu tidak usah memasak atau bekerja. Biarkan semua dilakukan oleh Bi Surti dan lainnya. Intinya, kamu harus lebih memperhatikan kondisimu sekarang,” kata Langit kepada Danas saat baru saja sampai di rumah. Danas hanya
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status