All Chapters of Pendekar Mayat Bertuah.: Chapter 181 - Chapter 190
255 Chapters
Tewasnya Prabu Jayantaka
Tidak cuma itu saja, disaat mereka berdua mulai menyantap hidangannya itu sang Prabu pun juga menawarkan minuman yang telah dimasuki racun maculata itu pada Pangeran Cayapata."Minumlah air ramuan ini Cayapata, biar tubuhmu terasa segar," ujarnya, dan sontak saja hal itu pun langsung membuat hati sang Pangeran sedikit terkejut. Lalu dengan segera diapun menolak halus pemberian dari Ayahandanya itu.''Tidak Ayahanda Prabu, saya masih belum terbiasa minum air herbal seperti ini, lain kali saja," jawab Pangeran Cayapata seraya kembali menggeser teko berbentuk naga itu."Ya sudah kalau begitu biar aku sendiri saja yang minum," balas sang Prabu.Lalu dengan tanpa ragu lagi Prabu Jayantaka pun langsung menenggak minuman herbal beracun itu.Glek, glek, glek ...Kembali tiga tegukan masuk ke kerongkongan sang Prabu. Seperti yang sudah-sudah meskipun sudah banyak racun maculata yang masuk ke dalam perutnya tapi tanda-tanda orang yang keracunan nampak
Read more
Petaka di Karmajaya
"Sepertinya ini tidak ada orang yang melihat, yah sebaiknya aku harus segera menghubungi Paman Dipasena untuk mengabarkan masalah ini," ujar Pangeran Cayapata. Lalu sebelum meninggalkan ruangan itu nampak sang Pangeran menutupi tubuh Ayahandanya itu dengan menggunakan kain.Begitulah akhirnya Pangeran Cayapata pun bergegas menemui sang Paman yaitu Rakryan Dipasena untuk menyampaikan perihal kematian Ayahandanya Prabu Jayantaka, dan sudah bisa dipastikan maka sang Paman pun langsung menyambut berita itu dengan suka cita."Apa aku bilang, semua ide-ide ku berhasil kan ...?!" ujar tanya Dipasena terlihat begitu bangganya."Ya Paman, terus mengenai jasad Ayahanda Prabu bagaimana ini selanjutnya?" tanya Pangeran Cayapata meminta arahan dari sang Paman."Jasad Gusti Prabu biarkan saja tetap berada di dalam ruangan itu," ujar Dipasena yang langsung dipotong oleh Pangeran Cayapata."Lha terus ini mayat saktinya?" tanya Pangeran Cayapata sembari menunjuk pe
Read more
Berkunjung ke Suargaloka
Hingga pada puncaknya Prabu Cayapata dan Patih Arya Dipasena bersepakat untuk membuat sebuah fitnah yang terbilang cukup keji untuk ditujukan pada sang Pendekar sakti tersebut, yakni dia difitnah telah melakukan tindakan rudapaksa pada salah seorang perempuan desa yang memang sudah dipersiapkan untuk menjebaknya.Kejadian itu bermula pada saat Patih Arya Dipasena mengusulkan pada sang Raja agar supaya menugaskan Biswara untuk mengantarkan sebuah hadiah pada salah seorang Tumenggung yang dianggap paling patuh dengan Kerajaan, sebuah pekerjaan yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang Pendekar hebat sekelas Biswara, namun karena itu memang hanya sebuah strategi maka hal yang terbilang tidak patut pun tetap dijalankan, dan untuk Biswara sendiri dikarenakan dia memang terkenal sebagai seorang ksatria maka tidak ada alasan baginya untuk menolak tugas dari Raja yang juga sekaligus jadi Kakak iparnya itu.Kemudian dimalam hari tepatnya setelah dia selesai menghadap pada sa
Read more
Kelicikan Dipasena Berlanjut
"Benar cuma itu saja? Tidak ada yang lain?" tanya Putri Nirmalasari nampak kurang yakin dengan ucapan suaminya itu. "Benar Dinda Nirmalasari istriku ... pokoknya setelah selesai mengantarkan hadiah itu aku akan langsung pulang," jawab Biswara nampak berusaha meyakinkan istrinya tersebut. Keesokan harinya seperti apa yang sudah ia katakan tadi malam, nampak setelah selesai melakukan sarapan pagi bersama sang istri Biswara pun segera berpamitan untuk berangkat ke Desa Pengging mengantarkan hadiah kepada Tumenggung Sutojoyo. Namun sebelum itu yakni satu minggu sebelum hari Biswara diperintah mengantarkan hadiah itu, nampak Prabu Cayapata terlihat sedang ngobrol dengan Mahapatihnya Arya Dipasena. "Gimana Paman Dipasena, apakah Paman sudah memiliki rencana untuk melenyapkan Biswara dari Istana Karmajaya ini?" tanya Prabu Cayapata. "Inilah yang juga sedang saya pikirkan Nanda Prabu, karena melenyapkan Biswara tidaklah lebih mudah dibanding melenyapk
Read more
Suratmi Wanita Umpan
"Suruh lah Biswara untuk melakukan bepergian ke luar daerah dan nanti ditengah-tengah perjalanan kita suruh perempuan yang kita sewa itu untuk berpura-pura minta tolong pada Biswara," ujar Patih Arya Dipasena terlihat begitu bersemangat."Lalu setelah itu kita suruh perempuan yang kita jadikan umpan itu mengajak ke suatu tempat dan suruh dia untuk buka baju ditempat itu, dan kemudian setelah itu suruh juga dia untuk berteriak sekeras-kerasnya untuk minta tolong seolah-olah dia itu telah jadi korban rudapaksa oleh Biswara, baru setelah itu secara ramai-ramai kita suruh orang-orang menggerebek tempat tersebut, dan jangan lupa kita bekali juga Biswara itu beberapa orang Prajurit yang nantinya juga akan ikut memberi kesaksian sewaktu dia diadili di kerajaan," ujar Patih Arya Dipasena menjelaskan alur dari gagasannya itu."Ya ya, boleh juga ide Paman ini," timpal sang Prabu Cayapata sambil manggut-manggut, dan sepertinya Raja Karmajaya itu nampak puas dengan ide yang digaga
Read more
Biswara masuk perangkap
Waktu pun terus bergulir, setelah cukup lama terguncang-guncang di dalam kereta akhirnya rombongan Biswara itu pun hampir keluar dari hutan tarik, dan itu artinya Biswara dan rombongannya sudah hampir bertemu dengan orang yang hendak mencegatnya, yakni Suratmi dan komplotannya.Memang benar, nampak dari kejauhan Prajurit yang bertindak menjadi kusir itu sudah mulai melihat ada sosok orang yang berdiri di tengah jalan sambil merentangkan kedua tangannya dan sepertinya orang itu bermaksud menghadang perjalanan mereka.'Itu rupanya orangnya, heh!' gumam Prajurit yang menjadi Kusir itu, memang sebenarnya semua Prajurit yang bertugas mengawal itu sudah pada mengetahui dengan apa yang akan terjadi, jadi kalau saat ini mereka terlihat tidak tahu itu tidak lain hanyalah bagian dari akting yang sedang mereka peragakan."Gusti Biswara ... itu di depan sepertinya ada orang yang menghadang perjalanan kita ...!" seru Prajurit yang bertugas jadi Kusir itu."Laki-laki a
Read more
Tuduhan keji untuk Biswara
"Ayo Tuan ikut saya masuk ke dalam kamar," ajak Suratmi dengan mengulurkan tangan kanannya untuk  menggandeng tangan Biswara, sedangkan tangan kirinya nampak mulai menarik ikatan tali bajunya, dan selanjutnya begitu tali bajunya itu terlepas maka dari arah depan perempuan itu sudah terlihat seperti orang yang sedang bugil, dikarenakan memang baju yang dikenakan itu hanya merupakan sebuah jubah lebar yang hanya dia ikat di bagian dada dan perutnya saja.Meskipun sudah mulai curiga namun Biswara terus mengikuti langkah perempuan itu, dan sejauh ini dia pun masih belum menyadari kalau perempuan itu sudah seperti orang yang sudah tidak memakai baju lagi melainkan hanya seperti orang yang menaruh kain yang diselimutkan saja.Sementara itu diluar nampak Bregul dan beberapa temannya yang berjumlah sekitar dua puluhan sudah berada mengitari rumahnya itu, dengan berjalan mengendap-endap mereka mulai mendekat ke rumah itu.Lalu setelah mereka benar-benar berada di de
Read more
Ketabahan Putri Nirmalasari
Lalu kemudian berangkatlah mereka beramai-ramai kembali menuju ke Istana Karmajaya, dengan masing-masing menaiki kuda. Dan selama perjalanan balik ke Istana itu nampak Biswara kembali merenungi semua peristiwa yang dialaminya saat ini.'Oh Shang Yang Widhi ... benarkah ini takdir yang memang harus aku jalani ...? Haruskah aku menanggung beban hukuman dari perbuatan yang tidak pernah aku lakukan samasekali ...? Kalau lah ini memang sudah jadi bagian takdirmu untukku, aku rela Shang Yang Widhi ... aku pasrahkan semuanya padamu  ...' ujar Biswara meratap dalam hati.Sementara itu sebuah suasana hati yang tidak sama, nampak diperlihatkan oleh ke empat orang yang membawanya itu, yakni Darto, Darso, Bregul dan Suratmi. Meskipun tidak mengungkapkannya dengan ucapan maupun tingkah laku namun cerianya wajah dengan sesekali diiringi senyum sumringah cukup menggambarkan kebahagiaan yang sedang mereka rasakan.Gambaran hadiah besar dari Prabu Cayapata dan Patih Arya Di
Read more
Putusan tanpa pengadilan
Malam pun mulai tiba, sementara itu Putri Nirmalasari rupanya juga sudah mengetahui kalau saat ini suaminya itu sedang berada di dalam penjara, karena ternyata tadi sehabis menjebloskan Biswara ke dalam penjara rupanya Patih Arya Dipasena dan Prabu Cayapata datang menemuinya untuk memberi tahu dengan apa yang diperbuat oleh suaminya itu.Namun Sang Putri yang memang sudah mengenali sifat dan perilaku suaminya tidak percaya sama sekali dengan apa yang disampaikan oleh Raja dan Patihnya itu. Dia yang saat itu sedang termenung di dalam kamar langsung terkejut begitu melihat suaminya tiba-tiba muncul dari balik pintu yang memang tidak dia kunci."Kanda Biswara ..." seru Putri Nirmalasari sambil beranjak dari duduknya dan kemudian langsung memeluk tubuh sang suami."Kakang aku sudah mendengar semua tentang peristiwa apa yang telah Kakang alami," ujar Putri Nirmalasari."Lalu apakah Dinda Nirmalasari mempercayainya?" tanya Biswara."tidak Kand
Read more
Tewasnya Biswara dan lahirnya Santana
Keesokan harinya seperti apa yang telah diputuskan oleh Gusti Prabu Cayapata, bahwa untuk menghukum mati Biswara tidaklah harus melalui proses pengadilan, dan memang akan dilakukan pada hari itu juga.Suasana pagi itu nampak tidak terlalu cerah, awan yang tidak terlalu tebal nampak tersebar merata di angkasa hingga membuat matahari hanya memantulkan sinar yang redup, seolah ikut merasakan duka yang tengah dirasakan oleh beberapa orang Kerajaan Karmajaya yang masih memiliki simpati atas apa yang sedang menimpa pada diri Biswara.Semenjak kepemimpinan Raja Cayapata memang bisa dibilang hampir seluruh penghuni Kerajaan Karmajaya itu adalah golongan orang-orang yang juga memiliki mental yang sama dengan Rajanya itu, maka begitu kabar tentang perbuatan cabul yang dituduhkan kepada Biswara itu tersebar hanya beberapa orang saja yang tidak mempercayainya, sedangkan untuk kebanyakan orang nampak ikut percaya dan bahkan mendukung dengan hukuman mati yang diberikan Prabu Cayapat
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
26
DMCA.com Protection Status