Semua Bab HELLO HUSBAND {INDONESIA}: Bab 231 - Bab 240
244 Bab
105
"Tunggu Raven sudah sembuh dan dirimu juga sudah benar-benar pulih. kita akan pulang bersama-sama untuk menjaga anak-anak kita," ucap Romeo yang menyentuh wajah Ruster dengan sentuhan lembut.Ruster menampakan senyuman di bibirnya."Iya, kita akan mengasuh anak-anak sampai kita tua bersama-sama.""Nah begitu dong, istriku kan wanita kuat dan tidak akan membuat kita berdua seperti tampang pengamen seperti ini."Ruster terkekeh renyah. ia mencubit pinggang Romeo ke sekian kalinya."Besok pagi harus rapi," ucap Ruster dengan ancamannya."Siap Ratu," balas Romeo yang menampakan wajah kesakitan akibat di cubit oleh Ruster di tempat yang sama lagi.***Di perusahan, Jack kalang kabut. ia mendapatkan informasi dari para bawahan. bahwa Liam Halminton kembali bertingkah dan kali ini akan lebih menyusahkan lagi daripada sebelumnya."Mati," batin Jack yang tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya kepada Raven. jika sampai Raven ta
Baca selengkapnya
EXTRA 106
"Aku tidak menjebakmu, seperti pikiranmu. karena aku sangat sayang padamu dan ingin menyelamatkan hidupmu. kau adalah satu-satunya anak lelaki paman Holland," jelas Raven dengan wajah seriusnya.Tetapi Devan Holland tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Raven padanya. ia dan Raven tidak cocok. karena raven lebih sayang sama Lius Versalius ketimbang dirinya yang setia di markas dan di rumah sakit."Ikut aku, aku akan menunjukan sesuatu padamu. tetapi kau harus merahasiakan dari Romeo dan kau bisa mengemudikan?" tanya Raven serius yang siap pergi dengan kondisi tubuh yang tidak baik.Devan Holland merasa tersindir dengan perkataan Raven."Tentu saja bisa, kau meremehkan aku karena aku cantik?" tanya Devan Holland yang tidak suka orang meremehkan penampilannya."Bukan, tapi tempat yang kita tujuh sangat beresiko tinggi. aku butuh orang mengemudi gila-gilaan seperti Romeo," balas Raven yang meraih jubah kedokteran milik Devan Holland yang terle
Baca selengkapnya
EXTRA 107
"Kita keluar!" perintah Raven yang langsung di ikuti oleh dua pengawal di balakang. begitu juga dengan Devan Holland yang langsung keluar untuk menjaga Raven Van Diora. ia takut di amuk sang ayah, jika pemimpin Van Diora sampai kenapa-napa."Yoi... kak Devan?" sahut Silver Jong yang menyapa Devan Holland dengan pakaian militer."Kau kenapa di sini?" tanya Devan Holland kaget."Tugas dari ayah," dusta Silver Jong.Devan Holland antara percaya dan tidak percaya. ia tahu anak nakal ini sering berbohong, sejak berteman baik dengan si keparat bernama Sehan Lin."Aku akan jaga-jaga di luar, kalian masuk aja duluan?" ucap Silver Jong yang menarik sesutu di antara tumpukan pasir dan sebuah pintu terbuka. lalu ada tangga terhubung ke bawah tanah.Raven segera memakai masker khusus yang di serahkan oleh Silver Jong dan Devan Holland masker biasa. karena ia sudah biasa dengan urusan seperti udara ruang bawah tanah. berbeda dengan Raven yang memiliki tu
Baca selengkapnya
EXTRA 108
Devan Holland yang panik, segera memopong Raven keluar dari dalam mobil. apa yang di lakukan oleh Devan Holland menarik banyak perhatian. termasuk sang ayah bernama James Holland yang memang ke rumah sakit untuk mencari keberadaan menantu tercintanya ituyang belum pulang-pulang dari pagi hingga membuat putrinya cemas tak kaluan."Devan?" gumam James Holland yang langsung mengejar anaknya yang mendorong bangsal yang di tepati ke ruangan khusus yang memang di persiapkan untuk keluarga Vollente atau Van Diora."Apa yang terjadi," tanya James Holland yang ikutan panik."Aku tidak tahu, Raven tetiba tidak sadarkan diri. saat menyetir mobil ke dalam pakiran," jelas Devan Jujur. karena ia juga tidak tahu Raven akan seperti ini.James Holland mengambil kendali untuk memeriksa tubuh Raven dan mendapatkan tubuh Raven mulai demam. rasa penasaran pada hati James Holland semakin kuat, ia segera melakukan pemeriksaan keseluruhan pada tubuh yang akan menjadi pemimpin ke
Baca selengkapnya
EXTRA 109
Devan Holland langsung mengerti, kenapa misi ini di berikan untuknya dan Raven yang biasa tidak pernah membocorkan semua data hasil penyelidikan. kini membocorkannya. "Apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkannya?" seru Romeo dengan air mata berlinang. James Holland menutup matanya sesat. ia tahu kalau menguras semua darah Romeo juga tidak akan bisa menyelamatkan Raven. tetapi masih ada satu cara, yaitu memanggil ayah kandung Shean Vollente ke Los Angels. maka kemungkinan besar akan menyelamatkan Raven. karena keduanya memiliki golongan darah yang sama dan sama-sama kena racun yang berjenis sama juga. "Aku mohon, aku akan membelikan apapun yang paman mau. asal Raven kembali," pinta Romeo memohon hingga berlutut di depan James Holland. "Aku tidak menginginkan apapun, hal yang paling aku inginkan tak bisa aku dapatkan. jadi percuma saja kau menawari aku," jelas James Holland yang masih mencintai Lily. Romeo terdiam ia tidak percaya dengan perk
Baca selengkapnya
Extra 110
Melihat keduanya masih diam, Lius berjalan selangkah ke depan. Devan langsung mengakui apa yang terjadi barusan.BukSatu tinju melayang di wajah Devan Holland.Tanpa kata-kata Lius berjalan ke arah Romeo. satu kali pukulan juga di terima oleh Romeo. Tidak ingin menghabiskan banyak waktu, Lius memilih mencari ruangan Raven dan ia melakukan serangkaian pemeriksaan. Lalu matanya melihat ke arah Raven yang tertidur dengan tenang.Devan dan Romeo masih di luar menunggu dengan was-was.Kali ini Lius tidak marah, ia hanya berjalan keluar dan hal ini membuat keduanya terheran.Romeo memilih kembali ke dalam kamar yang merupakan kamar Ruster, tetapi ia tidak menemukan Ruster di manapun.Panik, itu lah yang di rasakan oleh Romeo. ia mencari istrinya di semua tempat dan terakhir mengingat kamar raven. tebakan Romeo benar, ia melihat Ruster duduk di samping Raven dan mengenggam jemari Raven yang dingin."Apa yang terjadi," tanya Ruster me
Baca selengkapnya
Extra 111
Kedua ayah hanya menatapi kedua anak kembar dengan tatapan kaget, bagaimana tidak, di usia yang masih belum 10 tahun, keduanya sudah akan masuk kuliah. "Daddy, kita mau pergi main-main dengan paman Zeus. boleh ya?" pinta Karlos memohon kepada Raven. "Ayolah Daddy, kita tidak akan nakal dan membuat Daddy cemas. boleh ya," pinta Raph kepada Romeo. Romeo melirik ke arah Raven dan begitu juga dengan Raven. keduanya saling menghela nafas panjang. bagaimanapun mereka sangat susah untuk memgatakan tidak kepada kedua anak kembar yang kini mulai tumbuh besar. "Janji jangan melakukan hal macam-macam yang membahayakan nyawa?" ucap Romeo pada akhrinya. "Tentu saja," jawab keduanya bersamaan. Raven mengelus kepala putra kesayangnya dan memeluknya dengan cinta. "Belajar yang cepat, agar bisa mengantikan daddy di masa depan. daddy capek kerja," ucap Raven kepada Karlos yang akan mengantikan dirinya di masa depan.  Karlos menatapi
Baca selengkapnya
Extra 112
"Lapar dalam arti apa?" tanya Raven yang berpura-pura bodoh. ia tahu Ruster meminta hal lain. Ruster yang kesal, langsung memukul wajah Raven dengan lembut. "Jangan pura-pura bodoh," seru Ruster yang dengan nada sedikit marahnya.  Kemarahan Ruster di tangkapi dengan tawa oleh Raven. "Kau mulai jadi wanita binar," balas Raven yang menatapi Ruster dengan tatapan penuh nafsu. "Binar untuk suami sendiri, tidak salah kan?" balas Ruster yang mengedipkan salah satu mata dan mengigit bibir bawahnya. "Ya, tidak salah. justru sangat menyenangkan. aku suka itu," ucap Raven yang langsung menahan tengkuk Ruster. lalu mencium bibir Ruster semakin dalam di sertai dengan pangutan. Klekkk... Pintu terbuka dan Resti merasa bersalah. ia tidak tahu kedua tuannya sedang bermestraan di dalam ruangan kerja. "Ma-maaf... saya tidak sengaja," ujar Resti jujur.  Raven hanya mendengus kesal. sedangkan Ruster berusaha mera
Baca selengkapnya
Extra 113
Jika orang yang sedang senyum itu adalah Romeo. mereka berdua tidak akan kaget seperti ini. tapi orang ini adalah Raven. maka di pastikan bencana akan datang dalam waktu dekat.Takut mendapatkan kemarahan, keduanya segera pamit dengan alasan mau fitting baju pegantin untuk acara bagian malam.Ruster sebenarnya sedikit terkejut dengan keputusan keduanya. yang tetiba pergi begitu tergesah-gesah.Sedangkan Raven masih duduk santai dengan kedua mata menatapi isi undangan pernikahan yang telalu simpel dan elegan.Jika di pikir-pikir, ia dan Romeo tidak pernah memakai kertas undangan untuk pernikahan Ruster. sesaat Raven merasa ia menajdi pria menyedihkan di dunia. untuk kertas seperti ini saja tidak mampu ia persiapkan untuk undangan tamu, saat menikahi Ruster."Sedang melihat apa?" tanya Ruster yang penasaran dengan sikap Raven yang diam sejak tadi."Melihat kertas undangan ini, begitu simple dan elegan. jika di pikir-pikir, aku dan Romeo tidak
Baca selengkapnya
114
Ruster yang jengkel dengan kelakuan keduan suaminya.  Ia memilih duduk di kursi lain daripada duduk di kursi yang membuatnya susah memilih. salah-salah di antara kedua suaminya akan bertengakr karena menganggap dirinya piluh kasih.Raven dan Romeo langsung pindah tempat duduk, melihat Ruster memilih duduk di tempat lain. daripada duduk di kursi yang mereka berdua tawarkan.Keduanya mengelus paha Ruster secara bersamaan sebagai arti lain.Ruster melototkan kedua matanya.Kedua pria kembar tersenyum lebar tanpa merasakan kesalahan.Ruster ingin mengumpat kedua suaminya kurang ajar. Tapi ia sudah terlena dengan sentuhan liar kedua suaminya yang semakin naik ke atas pahanya.Kryukkkk KryukkkkSuara perut Romeo yang super nyaring,  membuat dahi Raven berkerut dalam. Lagi-lagi kesenangannya terhenti oleh ulah Romoe."Maaf," ucap Romeo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status