All Chapters of ISTRI SIMPANAN CEO: Chapter 11 - Chapter 20
50 Chapters
Dia Menantangku
Dengan sekuat tenaga gadis itu memberontak. Namun usahanya sia-sia karena ciuman Daffa begitu kuat. Daffa tidak peduli kalau gadis itu sulit untuk bernapas, yang ada dalam benaknya hanyalah ingin memberi pelajaran kepada gadis itu, agar tidak mengundang hasrat yang menggairahkan. Akan tetapi, Daffa pun sadar atas apa yang dilakukannya itu.  Dan tidak lama kemudian, akhirnya Daffa melepaskan ciumannya, sehingga Alma tidak lagi memberontaknya."Kalau sampai terjadi lagi seperti ini, aku tidak segan-segan untuk mencicipi daging mulusmu itu!" ancam Daffa menyeringai.Daffa langsung keluar dari kamar mandi, sementara Alma hanya bisa terdiam membisu akibat syok karena ulahnya Daffa. Ada sedikit rasa takut bercampur kesal terhadap laki-laki itu, namun hatinya lega karena Daffa tidak melakukan hal yang macam-macam kepada dirinya."Ya ampun! Ciuman ini!" kata Alma sembari meraba bibirnya yang sudah disentuh oleh Daffa. "Mimpi apa
Read more
Menikmati Rasa
"Kenapa gak dari tadi nutup matanya? Udah mau selesai dibaju, malah nutup mata! Gak kuat ya lihat body orang cantik macam aku? Cih, laki-laki ganjen seperti dirimu, mana mungkin bisa menahan hawa nafsu!" ledek Alma sembari memakai kaos oblongnya."Hey aku pria normal! Tentu saja tidak bisa nahan godaan! Memangnya kamu mau aku sentuh bolak-balik macam dadar gulung? Hah!" kata Daffa kesal setelah mendengar ledekan dari Alma."Ya-ya gak mau! Gak enak kalau disentuh sama pria ganjen seperti kamu! Wekk!" Alma langsung memalingkan wajahnya. Ia cepat-cepat menjauh dari sorotan Daffa.Daffa yang mendengar ocehan Alma, langsung mencoba mendekati Alma, "Kata siapa gak enak? Sini aku sentuh! Biar kamu merasakan sentuhanku yang begitu dahsyat!"Alma langsung menghindar ketika Daffa mendekatinya. Mereka seolah-olah seperti main kucing-kucingan. Dan seketika mereka lupa kalau diluar sana ada yang sedang menunggu untuk menjual dagangannya kepada Alma."Wekk! Gak kena!
Read more
Mulai merasa nyaman
Waktu sudah menunjukan pukul sembilan pagi, saat itu pula ponsel Daffa berdering terus tanpa henti. Meskipun suaranya tidak begitu kencang, tapi Daffa merasa enggan untuk meliriknya. Dan benar saja, ternyata yang menelepon Daffa adalah Karin, istrinya sendiri. Daffa benar-benar malas untuk mengangkatnya, dan pada akhirnya, ia langsung mematikan ponsel miliknya agar Karin tidak dapat menghubunginya lagi. "Kenapa dimatikan?" tanya Alma sembari membereskan mangkuk yang sudah kotor dan hendak mencucinya. "Gak penting!" jawab Daffa singkat. "Kalau kamu mau pulang, ya pulang saja! Barangkali pihak keluarga mencarimu, kan semalaman kamu tidak pulang," tutur Alma. "Tidak kok, santai saja. Lagian aku
Read more
Sekamar Lagi
Pagi itu, Tuan Dimas dan Nyonya Cristin sudah bersiap-siap untuk menuju ke ruang makan. Mereka hendak sarapan pagi, setelah selesai olahraga di taman belakang. Mereka berdua adalah orang tuanya Daffa. Seperti biasa, di atas meja makan sudah tersedia begitu banyak makanan yang telah dihidangkan oleh para asisten rumah tangga. Ada sekitar empat orang asisten yang tugasnya menyiapkan segala makanan untuk majikannya.  Sementara, Karin sang menantu masih terlelap dalam tidurnya. Meskipun ia serumah dengan mertuanya, Karin tidak pernah merasa malu akan sikapnya kepada sang mertua. Ia bersikap tidak pernah ada santunnya. Karena yang ada dibenaknya, Nyonya yang ada di rumah itu hanyalah dirinya sendiri.  "Jadi kita makan berdua lagi nih?" kata Tuan Dimas sembari menatap hidangan yang sudah diambilkan oleh istrinya.
Read more
Kau milikku Alma!
Mendengar ucapan dari Daffa membuat Alma merinding. Akan tetapi, ia tidak peduli karena ia yakin Daffa bukan orang yang seperti itu. "Memangnya kamu berani melakukan hal itu? Pria ganjen seperti kamu, mana mungkin berbuat seperti itu pada wanita, betul kan?" kata Alma menyeringai. "Ya tapi—" Belum juga Daffa selesai bicara, Alma langsung menyelangnya, "Sudah lah tidak perlu dibahas! Nanti setanmu benar-benar mendengarkannya! Dan itu sangat berbahaya bagi pria ganjen sepertimu!" Daffa pun terkekeh-kekeh mendengar ucapan dari gadis itu. Mereka berdua segera mencari kamar yang sudah diberitahu oleh pihak staff hotel. Dan akhirnya, tanpa menunggu waktu yang lama, mereka m
Read more
Salah Sangka
Alma merutuki kekesalannya pada pria yang baru saja dikenalinya. Sampai-sampai gadis itu mendadak diam membisu dengan apa yang telah terjadi. Ia benar-benar tidak tahu apa yang seharusnya ia lakukan, sebab rasanya begitu beda dan terasa mengganjal dalam hati.Alma duduk di tepi ranjang sembari menatap telapak tanganya yang sudah berani memegang adik kecilnya Daffa. Ia tidak habis pikir, bisa-bisanya berani memegang area terlarang itu, tanpa ada rasa malu sedikitpun. Sementara, Daffa masih sibuk berbicara dengan staff hotel yang teleponnya sudah terhubung dengan pihak tersebut."Apa yang sudah terjadi? Ya ampun, ini sulit dipercaya!" kata Alma dalam hatinya.Alma mengingat kejadian-kejadian bersama Daffa mulai dari telanjang di depan Daffa, dan disentuh area sensitifnya oleh Daffa hingga membuat dirinya terbuai oleh hasratnya yang sudah membara. Dan kini dirinya malah berani membangunkan adik kecilnya Daffa yang
Read more
Harus Bertanggung Jawab
Daffa terus saja ngomel-ngomel karena Alma tak kunjung mau bertanggung jawab. Padahal, Daffa sadar kalau semua itu adalah salahnya sendiri."Ya terserah lah, itu kan bukan urusannya aku!" kata Alma menyunggingkan bibirnya."Bagaimana bisa kamu bilang seperti itu, sementara ini semua ulahnya kamu! Coba kalau kamu tidak menyentuhnya, pasti urusannya gak bakalan seperti ini!" kata Daffa geram."Ya terus aku harus bagaimana?" tanya Alma yang semakin jengkel."Apa aku harus mengajarimu, bagaimana cara menidurkan adik kecilku secara detail? Atau aku harus memesankan video tutorial, cara menidurkan barang berhargaku ini, biar kamu nonton sepuasnya?" kata Daffa menyengir licik."Tinggal pejamkan mata kamu, lalu tidur apa susahnya? Masa iya aku harus ngelonin barang milik kamu yang bentuknya seperti itu!" kata Alma sembari memicingkan matanya."Hey, memangnya kamu sudah melihat bentuk ya
Read more
Keburukkan Istri Daffa
Sebelumnya ...Di dalam kamar, Karin terlihat sedang serius membereskan alat-alat make-up dan beberapa keperluan pribadinya untuk dimasukan ke dalam tas mewahnya itu. Ia juga tidak lupa memasukan beberapa kartu ATM gold dan beserta beberapa uang tunai dan juga ponselnya.Sebelum berangkat, Karin juga tidak lupa untuk merapikan pakaian yang dikenakannya itu agar terlihat anggun dan modis. Setelah semuanya beres, ia pun segera keluar dari kamarnya.Namun, tampaknya Karin terlihat begitu tergesa-gesa, karena hari itu jadwalnya Karin untuk pergi ke rumah orang tuanya yang berada di kota Bandung. Ia tidak ingin terlambat sedikitpun walau hanya untuk menemui keluarganya.Setiap pulang ke rumahnya, Karin selalu membawakan sejumlah uang untuk kedua orangtuanya dalam jumlah yang cukup besar. Maka dari itu, ia takut jika hal ini diketahui oleh mertuanya, maka ia tidak bisa memegang uan
Read more
Mengetahuinya
Nyonya Cristin benar-benar geram dengan apa yang sudah dikatakan oleh putra semata wayangnya. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa memberikan sebuah perusahaan dengan cuma-cuma walau untuk besan sendiri. Nyonya Cristin sampai pusing tujuh keliling, atas tindakan sang putra karena sangat ceroboh dan mudah percaya sama orang lain. "Sayang, apa kamu sudah tidak waras? Bisa-bisanya ngasih perusahaan tanpa sepengetahuan mama dan papa? Apa kamu pikir, dengan memberi perusahaan kepada mertua kamu, terus kamu bisa membuat keluarga ini menjadi harmonis?" Nyonya Cristin terus saja ngomel-ngomel karena kesal kepada anak semata wayangnya. "Tidak, Mah. Tujuannya bukan seperti itu. Aku sengaja memberi kesempatan kepada ayahnya Karin, untuk mengelola perusahaan itu, karena aku lihat cara kerja ayahnya Karin sangat bagus. Dan aku sebagai men
Read more
Ibu Dan Anak Sama Saja
Daffa dan Alma masih menikmati suasana makan siangnya. Mereka saling melontarkan candaan dengan sangat gembira. Kebersamaan mereka berdua seakan terlihat sudah seperti layaknya sepasang kekasih, bahkan Alma semakin terlihat nyaman dengan adanya Daffa di sisinya.Apa yang Daffa rasakan saat bersama Alma, benar-benar melupakan segalanya, bahkan istrinya sendiri pun sudah tak diingat nya lagi. Yang ada dalam benaknya hanyalah Alma, Alma, dan Alma saja.*****Sementara di sisi lain, Karin sudah sampai di depan rumah orang tuanya. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumah. Dan tidak lama kemudian, ibunya yang bernama Desy itu datang menghampirinya dan langsung menyambut Karin dengan gembira."Karin!" teriak Bu Desy sembari menghampiri puterinya."Mama!" balas Karin dengan sumringah.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status