Semua Bab MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK! : Bab 31 - Bab 40
63 Bab
Episode 30
Punya banyak anak!Sepertinya, aku tidak kuat. Eh, eh. Tidak. Aku kuat kok. Aku tak bisa menolak proses cetak anak bersama Edmund, dia sangat perkasa walau sangat kejam seperti monster, aku curiga dia keturunan megalodon.“Aku harus mencuci kemejamu.” Cepat-cepat aku turun dari pangkuannya. Jangan sekarang deh, nanti aku ketagihan dan tidak bisa berhenti. Otak mesumku sedang dalam mode on sekarang.“Em,” panggil Edmund lembut. Aku hanya terdiam sambil menelan ludah berkali-kali, dia benar-benar bos kejam yang tidak tahu sama sekali dengan namaku dan juga tak peduli sekarang memanggil namaku? Apa ini tanda-tanda akhir bulan?Aku melarikan diri tanpa melihat ke belakang.Kurang-kurangi mengumpatinya. Aneh rasanya bila aku tergila-gila pada sentuhannya, tapi mengumpatinya setiap saat. Edmund yang membuatku suka mengumpat setiap saat, padahal aku anak yang manis, setidaknya di mata mommy dan daddy aku selalu jadi anak manis.Ah, tapi siapa suruh dia menyebalkan?Aku sedang mengucek bagia
Baca selengkapnya
Episode 31
Tubuhku seakan dibawa terbang ke langit ketujuh. Tidak ingat rasanya berapa kali kami melakukannya. Andai beruntung, kami mungkin akan mendapatkan adik untuk Elijah.“Em, berbalik. Aku masih belum ingin berhenti.”Gila! Dia ini manusia, bukan? Aku menganga, Edmund maniak gila. Bisa-bisa tak ada lagi lahar putih yang keluar tapi hanya angin, dan lututnya bisa copot.“Edmund. Kamu tidak khawatir?”“Tidak ada yang kukhawatirkan. Jangan cemaskan itu. Cepat berbalik dan tatap aku. Aku perlu menindihmu sekarang.” Fuck! Walau aku suka dengan semua sentuhan dan kenikmatan yang dia berikan. Otak mesum Emerlad tentu saja akan menerima semuanya dengan senang hati.Huft. Dia dan hasratnya yang menggila. Ini memang luar biasa. Meski mengeluh pun, aku tidak menolak karena aku juga menginginkannya dan tidak mempermaslaahkannya.Aku yang tertelungkup usai bercinta dua jam lalu, segera berbalik. Menyambut Edmund kembali dengan gaya bercintanya yang senang berubah-ubah.Aku suka!“Edmund, apa kamu suda
Baca selengkapnya
Episode 32
EdmundIni waktu yang tepat untuk menghubungi Emerald. Aku percaya diri bahwa saat ini, dia tengah mencariku ke sana kemari di seluruh penjuru rumah.“Edmund? Kamu di mana?” Suara menggemaskannya semakin imut saat sedang dalam mode panik. Aku menghela napas panjang, dasar gadis bodoh tak pernah ikut olimpiade!“Kemarilah sekarang," ucapku tanpa basa-basi.“Hah? Apa? Sejak kapan kamu pulang?”“Jangan banyak bertanya. Cepat ke sini. Kukirimkan lokasiku sekarang.”“Edmund—”Panggilan kuakhiri sepihak. Itu kulakukan agar tidak mendengar alasannya yang panjang bla bla bla. Kepalaku sakit mendengarnya. Kukirimkan lokasi terkini padanya. Berdiri sedikit gelisah sambil melihat keluar jendela.Kali ini ponselku bergetar. Dari para pengawal yang masih ada di rumah Emerald.“Tuan, Nona Emerld sudah pergi dengan terburu-buru dan menolak kami antarkan.”Sekali ceroboh, tetaplah ceroboh. Aku memintanya datang, bukan berarti dia harus bertindak terburu-buru seperti itu. Lagi-lagi aku menghela napas
Baca selengkapnya
Episode 33
Lima tahun itu lama bagi Emerald, tapi singkat untuk Edmund yang berulang kali merasa bahwa dirinya benar-benar menjadi seorang ayah, untuk kedua buah cintanya dengan Emerald.“Ruby!”Meski tidak bisa membedakan mana suara yang pantas untuk menegur putra atau putrinya, Edmund tahu bahwa putri kecilnya itu tidak peduli.Pria itu bahkan baru sadar, sejatinya, Ruby-lah yang menjiplak dirinya. Bukan lagi Elijah di lima tahun lalu.Entah karena terlalu lembek pada adiknya, Elikah jadi mudah ditindas oleh Ruby.“Apa yang kamu lakukan, hah?” Edmund masih bertanya, walau tahu bahwa Ruby baru saja memukul kepala abangnya dengan penggaris tiga puluh sentimeter.“Edde tidak lihat? Kupukul kepalanya karena dia bertanya padaku dengan suara keras.” Sangat tidak punya rasa takut sama sekali, Ruby menantang tatapan ayahnya. Edmund bahkan lupa menyuruh Ruby untuk minta maaf, karena mendengar suara lain yang memekik di pagi buta.Suara Emerald.“El, Ruby! Cepat keluar! Sarapan kalian siap dan sudah saat
Baca selengkapnya
Episode 34
Sepanjang perjalanan mengantar Elijah, Edmund diam tanpa kata. Otaknya berpikir keras bagaimana caranya, agar putri mereka, setidaknya, jadi gadis yang memang gadis.Ruby terlalu kasar. Terkadang arogan. Meski masih lima tahun, Edmund tidak ingin sikapnya diturunkan habis pada putrinya tanpa didikan yang lebih keras.“Edde, aku sudah sampai.”Mendadak Edmund menginjak rem. Terlewat beberapa puluh meter. Dia memundurkan mobilnya. Mengabaikan tatapan putra sulungnya yang diliputi kecemasan serta keheranan.“Edde sakit, ya?” Sebelum membuka pintu, Elijah bertanya. Tahu bahwa kepala ayahnya pasti sakit karena adiknya, Ruby.“Tidak. Edde baik-baik saja. Masuk lah. Kamu sudah hampir terlambat.”Karena raut keruh yang diperlihatkan Edmund sedikit menakutkan, Elijah segera turun tanpa bertanya lagi.Bahkan lambaian dan ucapan selamat tinggalnya diabaikan oleh Edmund.“Edde selalu kesal pada Ruby. Kenapa, ya? Padahal dia,‘kan masih kecil.”Edmund sebenarnya akan segera berangkat ke kantor, tap
Baca selengkapnya
Episode 35
Saat nyaris hampir jam makan malam, Emerald pulang diantar oleh Cain dan Sonia.Awalnya, Emerald menolak karena hanya ada Cain yang akan mengantarnya. Ternyata dengan mengertinya, Sonia ikut untuk mengantarkan Emerald dan Ruby sampai ke rumah.Tidak ada kecurigaan apa pun dari Emerald, ketika pasangan itu turun mengantarkannya dan Ruby sampai ke depan rumahnya.Alasannya, Lark ingin mengantarkan Ruby.Edmund yang baru terbangun dari tidurnya bersama Elijah, panik saat Ruby dan Emerald belum kembali padahal sudah hampir lewat jam makan malam. Dia memang sesuai dugaan. Tidak memeriksa ponselnya.Tepat ketika dia dan Elijah ingin masuk mobil dan membuka pintu garasi samping, mereka bertemu.Edmund pria yang cepat sekali paham akan situasi. Langsung mengerti bahwa pria yang akan bekerjasama dengannya itu adalah suami dari wanita yang pagi-pagi mencari Emerald ke rumah.Kedua wanita di depannya itu berteman. Rupanya.“Ruby?” Elijah yang selalu ramah pada adiknya itu berlari menghampiri Rub
Baca selengkapnya
Episode 36
Emerald tersenyum. Terserah apa yang mau dikatakan Sonia mengenai hal itu, dia akan mengiyakannya saja.“Ya, begitu lah kira-kira.”Sonia tertawa. “Wah, wah ... ternyata sesederhana itu, meski tampak penuh misteri di antara kalian.”Emerald semakin tidak suka, bukan lagi tidak nyaman, ketika Sonia coba semakin memprovokasinya.“Sebaiknya, kita bawa ini ke depan dan mulai menghabiskannya sambil membicarakan hal lain yang terdengar lebih menyenangkan.” Emerald mulai menunjukkan keengganannya, meski tidak kentara.Saat mereka sudah kembali ke ruang tamu, Lark sudah ada di antara para suami. Bahkan Ruby juga.Kedua bocah itu bermain di sofa kosong yang tersisa.“Lho? Ruby? Kenapa sudah bangun?” Emerald keheranan. Biasanya, Ruby tidak pernah terbangun saat sudah tertidur di malam hari. Jarang sekali terjadi, kecuali jika dibangunkan.“Aku teringat Lark. Bermimpi sedang bermain. Lalu terbangun dan Lark ada di kamar Elijah.” Kecerian Ruby begitu alami. Menunjukkan kegembiraannya berteman den
Baca selengkapnya
Episode 37
“Edmund Bryan,” tegas Emerald. Menekan suaranya dan lengan suaminya yang masih tegak di sisi ranjang mereka. Dia ingin Edmund berhenti bicara buruk seperti itu.Edmund melepas penekanan di lengannya dengan helaan napas kecewa. Banyak penyebab yang membuatnya emosi hari ini. Terutama Ruby.Ruby memeluk Emerald dengan erat, meski terasa bergetar. Bocah itu akhirnya mencapai kata ‘lelah’ dan tertidur dengan sendirinya.Emerald menyelimuti, meninabobokan sejenak, mengecup kening dan akhirnya turun dari ranjang. Setelah mengamati dan memastikan bahwa putrinya benar-benar terlelap, dia keluar kamar. Menemui Edmund.Pria itu ada di ruang kerjanya. Duduk di kursi putar kebanggaannya, sambil bersandar punggung dan kepala. Kedua matanya terpejam.Emerald mendekat. Berjinjit dengan sangat hati-hati, lalu berdiri di dekat kepala Edmund. Perlahan, dia mengusap kening dan mengecup lembut di sana.“Ruby sudah tidur?” Dengan mata yang masih terpejam, Edmund bertanya. Tangannya meraba dan mendapatkan
Baca selengkapnya
Episode 38
“Elijah Bryan!” Emerald membentak. Membuat Elijah tersentak. Kismis jadi berjatuhan ke meja. Tidak lagi ada dipinggiran piring.Antara sedih dan sakit hati, Emerald menggeleng agar tidak marah.Jangan marah.Jangan marah.Elijah wajar bertanya karena sikap Ruby yang seperti itu.“El, kamu dan Ruby dilahirkan dari rahim yang sama. Milik Emme. Apa sekarang kamu mengerti?”Elijah melihat Emerald menunjuk dan mengusap perutnya. Menandakan bahwa kedua anaknya pernah ada di sana bersama dengannya.Kepala Elijah mengangguk pelan. Walau tidak sepenuhnya bisa menerima, setidaknya, Elijah mengerti maksud dari ucapan Emerald.“Ada pelajaran apa hari ini?” Emerald melirik lorong. Belum ada tanda-tanda Edmund dan Ruby akan kembali ke ruang makan.“Oh, eh itu ...” Elijah segera memeriksa tasnya, “Matematika, olahraga, menggambar dan sejarah.”“Buka buka matematikamu ...” Emerald ingat bahwa dia tidak akan mampu di bidang itu, tapi ini pasti perhitungan dasar untuk anak delapan tahun, “oke. Coba tan
Baca selengkapnya
Episode 39
“Hai, Ed.” Sonia menyambut senang. Gerakan tubuhnya seakan ingin melempar tubuh ke arah Edmund, lalu menempelkan pipi satu sama lain.“Tetap di situ.” Edmund mengacungkan telunjuknya. Mata menyipit dan kening mengerut.Matilda Geofran ingin terbahak, tapi menahan diri. Apa Edmund sadar bahwa Sonia itu istri Cain Mackenzie yang akan berperan penting untuk perusahaannya?Sepertinya sadar. Tapi, dasar Edmund Bryan, dia pasti tidak peduli siapa pun itu jika tidak dinasihati. Diberitahu bahwa wanita itu bisa memberi pengaruh buruk terhadap keberlangsungan kerjasama di antara mereka.“Bisa kita bicara?” Sonia masih ramah. Melirik Matilda seolah wanita itu pengganggu untuk mereka.Dan dasar Matilda, selama belum diusir oleh Edmund, dia akan tegak berdiri di tempatnya.“Ya, bicara lah.” Edmund tetap di tempat. Berdiri tegak dengan kedua tangan berada di saku celana kerjanya.Sonia masih tersenyum, sampai giginya terasa kering. Bersabar menghadapi Edmund adalah kunci dari segalanya. Bukannya b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status