Semua Bab Broken: Bab 141 - Bab 150
152 Bab
Terungkap
Hari terus berganti dan suasana rumah Vian semakin memburuk. Satu petunjuk pun tak ditemukan Reina lagi, selama ia berada di rumah Vian. Suasana yang semakin memburuk, membuat Reina berencana untuk segera meninggalkan rumah itu.“Udahlah, gak ada petunjuk apa pun juga selama gue tinggal di sini. Malahan suasana rumah ini yang makin gak enak. Gue jadi merasa bersalah sama Rein ama tante Nia,” pikir Reina sembari merapikan tempat tidurnya. Hari ini, seperti biasanya Reina menjenguk Yandi. Ia mulai merapikan kamarnya, dan segera bersiap untuk berangkat ke rumah sakit. “Oke, sebentar pas pulang gue ngomong aja ke om Vian.” Reina berencana memberitahu Vian, bahwa ia akan pulang ke rumahnya hari ini. Namun, ia berencana memberitahu pada Vian, saat ia menjemputnya dari rumah sakit.Setelah selesai bersiap, Reina segera berangkat bersama Vian. Keduanya berangkat, setelah Nia berangkat bekerja dan Rein pergi ke kampus. ***************Setibanya Reina di rumah sakit, Andi, Agus, Doni dan Rin
Baca selengkapnya
Everything That Happened Today
Air mata Rrina kini terjatuh tak tertahankan lagi. Gadis itu kini meluapkan semua hal yang sudah dipendamnya selama ini. Semua rasa bersalahnya pada sahabatnya Rein dan juga Yandi, orang yang ia sukai.Reina bahkan juga menceritakan bagaimana saat Ami merespons masalahnya dengan Rein. Ia juga menceritakan pada Yandi, betapa sedihnya ia melihat Rein yang pernah menjadi sahabatnya, kini sangat membencinya.Yandi yang terbaring lemah pun hanya bisa menggenggam erat tangan Reina dan menenangkan gadis itu. Ia mengelus pelan tangan gadis itu, dan menenangkannya. Seketika Reina tersadar bahwa ia sedang bersama dengan Yandi yang sedang terbaring lemah. “Eh... maaf. Gu—gue malah bikin nangis-nangis di depan lo, padahal lo lagi sakit,” ujar Reina merasa bersalah.“Gak papa. Gue malah senang kalau mau cerita semuanya ke gue. Gue gak ada masalah sama sekali, gue juga gak ngerasa terganggu. Malahan gue ngerasa senang, karena itu berarti lo percaya sama gue,” ucap Yandi lembut.Melihat air mata Re
Baca selengkapnya
The Puzzle Has Been Solved
Reina bergegas keluar rumah dan segera menemui bundanya. Saat dilihat Vian Reina sedang menuju ke arah pagar, Vian pun segera mengikuti gadis itu. Pria itu khawatir jika sesuatu terjadi lagi pada gadis itu.Rasa khawatir Vian, menuntunnya pada sesuatu hal yang tak terduga. Vian mendekati Reina dan menyamakan langkah kakinya. “Kamu mau ke mana ke mana sendirian, aja?” tanya Vian khawatir. “Oh... itu om. Hari ini bunda aku datang mau jemput aku, om,” jawab Reina ceria. Gadis itu berlagak seakan ia tak tahu apa pun. Ia bahkan mengajak Vian untuk menemui bundanya.Sesaat Vian sangat terkejut, saat Reina mengatakan bahwa bundanya ingin menjemputnya. “Ya udah, ayo,” ucap Vian bersemangat, dan keduanya pun berjalan bersama-sama hendak menemui Ami.Saat ini, Ami sedang menunggu putrinya sambil menutupi wajahnya. Ia takut, jika Vian atau Nia melihatnya berada di depan rumah mereka. Ami berniat untuk segera menjemput Reina dan membawa putri pulang bersamanya.“Bunda,” panggil Reina. Ami pun se
Baca selengkapnya
The Puzzle Has Been Solved (2)
Semua teka-teki dari beribu pertanyaan di kepala Reina kini telah terpecahkan. Namun, ia tak menyangka jika semuanya sangat menyakitkan. Rasa sakit itu bukan hanya semata-mata karena kebohongan Ami. Semenjak mendengar pertengkaran Vian dan Nia, Reina sudah tahu bahwa selama ini Ami telah membohongi dirinya tentang ayahnya yang susah meninggal.Reina memang merasa kecewa dan sedih. Namun, setelah ia mendengar perdebatan bundanya dan Vian, ia merasa sangat sakit hati dengan sikap bundanya. Reina yang terlanjur sakit hati pun memilih untuk menjauh dari Vian dan Ami. Ia berlari sekuat mungkin menjauhi mereka, tanpa tahu ke mana ia harus terus berlari.Kaki Reina terus melangkah dan melangkah, dan tanpa sadar ia berlari menuju tempat yang tak asing. Ya, tempat itu adalah tempat yang sering dikunjunginya. Tanpa sadar, Reina terus melangkahkan kakinya menuju tempat pemakaman umum. Suatu tempat yang sering ia kunjungi, ketika ia merindukan sosok seorang ayah.“Ayah?” Tubuh Reina terasa lem
Baca selengkapnya
Cara Ami
“Reina...” teriak Ami, namun putrinya tak menghiraukannyaHari ini seharusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi Ami, karena hari ini ia bisa segara menjemput putrinya. Ia pun bisa kembali berkumpul bersama putrinya tanpa harus berpisah lagi. Hari ini, Ami sengaja berhenti dari pekerjaannya. Ia memilih berhenti agar ia bisa mengurus putrinya yang sedang sakit. Meski Yani dan Yeri tak setuju, namun mereka tak bisa menahan Ami. Mereka pun harus melepaskan Ami, agar ia bisa merawat putrinya. Selain itu, mereka saat ini mulai mengalami masalah keuangan. Melepaskan Ami di kondisi sekarang adalah salah satu pilihan untuk mengurangi pengeluaran. Semenjak kedua orang tua mereka berada di tahanan, pekerjaan mereka pun tak ada yang mengurusnya. Baik Yani maupun Yandi, keduanya sama-sama tak berminat melanjutkan pekerjaan orang tua mereka. Belum lagi, mereka harus membayar tagihan rumah sakit Yandi.Yani adalah satu-satunya anggota keluarga yang susah bekerja selain kedua orang tuanya. Yand
Baca selengkapnya
Tempat Bercerita
Kaki Reina terus melangkah menjauhi rumahnya. Semakin lama, semakin jauh ia melangkah. Namun, gadis itu bahkan tak tahu ia harus terus melangkahkan kakinya ke mana. Reina terus berjalan tanpa henti. Tubuh serasa lesu. Tenaganya habis terkuras setelah banyak meneteskan air mata. Pikirannya pun menjadi sangat kacau.Tit.... Tit....“Ha?” Reina terkejut dengan suara klakson mobil yang begitu dekat dengannya. “Reina, lo—lo habis kenapa?” tanya Andi khawatir setelah melihat mata Reina yang sembab. “Gak papa, kok,” jawab Reina dengan suaranya yang serak.“Tuh... tuh... suara lo serak kayak gitu, masih aja bilang gak papa.” Perkataan Reina tak mencerminkan keadaannya yang terlihat jelas tak baik-baik saja. “Lagian lo mau ke mana, sih?” tanya Andi.“Gak tahu,” jawab Reina. Andi pun merasa aneh dengan jawaban gadis itu. Namun satu hal yang biasa ia pastikan, bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja. “Ya udah. Kalau gitu, mendingan lo naik, deh. Entar gue antarin lo ke mana, aja,” ujar And
Baca selengkapnya
Tempat Bercerita (2)
Suasana yang canggung kini telah pergi dan diganti dengan suasana sedih. Air mata Reina banjir malam itu. Gadis itu hanya bersandar pada Yandi dan terus meneteskan air matanya.Yandi tak tahan melihat Reina terus-terusan meneteskan air matanya. Ia berusaha memikirkan sebuah cara. Namun, ia pun tak bisa menemukan cara yang tepat.Permasalahan dalam keluarga adalah permasalahan yang sering dialaminya. Namun, ia bukanlah orang yang suka mencari jalan keluar. Ia adalah orang yang sering membantah dan melawan. Sehingga sulit baginya untuk membantu Reina menemukan jalan keluar untuk masalahnya.“Eh... sorry, sorry. Gue malah nangis gak jelas lagi,” ucap Reina segera menghapus air matanya. “Gak papa kali. Gak perlu minta. Gue malah senang kalau lo mau cerita,” ucap Yandi lembut.“Eh... tapi kayaknya lo gak bisa di sini lama-lama, deh. Soalnya ini udah mau jam sepuluh,” ucap Yandi merasa tak enak hati. Tanpa sadar mereka menghabiskan cukup banyak waktu dan kini waktu hampir menunjukkan pukul
Baca selengkapnya
Tak Ingin Hancur
Hidup Rein sebagai anak tunggal dan satu-satunya anak kesayangan Vian hancur begitu saja dalam waktu singkat. Hidupnya terasa begitu gelap semenjak mengetahui semua kebenaran tentang kedua orang tuanya.Sejak saat itu, Rein hanya mengurung dirinya di kamar. Ia bahkan tak makan maupun minum sama sekali. Kondisi tubuhnya pun semakin melemah.Suasana rumah itu pun menjadi sangat gelap. Semenjak semuanya terbongkar, tak ada lagi percakapan yang terjadi, selain pertengkaran Nia dan Vian.Nia terus saja meminta Vian untuk tak kembali kepada Ami. Sesekali ia juga memaksa Vian untuk tak menemui Reina. Namun Vian tetap menolak semua permintaan sang istri.Semua pertengkaran itu selalu saja didengar oleh Rein. Pertengkaran itu membuatnya tak ingin menginjakkan kakinya di tempat lain, selain kamarnya. Ia yang selalu berada di dalam kamarnya pun membuat Vian khawatir. Vian selalu mendatangi kamarnya, namun gadis itu selalu mengusir Vian. Hal yang sama pun terjadi pada Nia. Rein sangat marah besa
Baca selengkapnya
Tak Ingin Hancur (2)
“Reina! Keluar lo, gue belum selesai ngomong!” teriak Rein gigih. Meski Reina sudah meninggalkan, namun ia tak menyerah. Reina pun kembali menemuinya. “Ada apaan lagi?” tanya Reina.“Gue mau tahu, ya. Lo harus jauh-jauh dati papi gue!” ujar Rein sembari menunjuk Reina.Reina memutar bola matanya dan menggeleng pelan kepalanya. “Lo paham kata-kata gue tadi?!” tanya Reina geram. “Gue rasa udah jelas, ya. Jadi gak perlu ulangin lagi.”“Gak! Gue gak terima, gue gak mau dan gak sudi lo ngerrbut semua milik gue!” balas Reina.“Gue gak pernah rebut milik lo, ya! Mau Yandi atau pun papi, lo gue kan udah bilang, gue udah bilang kalau gue gak ngerebut mereka,” jelas Reina. “Lagian om Vian bukan cuma papi lo, doang! Jadi lo gak bisa ngelarang gue!” tegas Reina.“Gue gak mau hidup gue hancur karena lo!” teriak Rein.“Gue gak pernah ngehancurin hidup lo, ya! Harusnya gue yang marah-marah ke lo dan lo, karena mami itu udah hancurin hidup gue!” balas Reina. “Asal lo tahu, gara-gara mami lo, gue jad
Baca selengkapnya
Start a New Life
Keputusan Ami untuk membiarkan Reina tetap berhubungan dengan Ayahnya adalah sebuah keputusan besar. Namun ia sadar, bahwa putrinya tak akan pernah bahagia jika ia terus melarangnya. Ia pun sadar bahwa Reina tak akan tinggal diam saja, jika ia terus melarangnya. Sehingga ia merasa apa pun larangan yang ia beri, itu tak akan membuat putrinya berhenti menemui ayahnya.Keputusan Ami untuk tetap membiarkan Vian berhubungan dengan putrinya lagi, membuat Vian merasa senang. Namun, di sisi lain ia pun merasa sedih. Saat memeluk Reina, Vian menyadari bahwa ia mengharapkan sesuatu yang lebih dari itu. Ia sebenarnya tak hanya ingin membuat Ami menghilangkan larangannya itu. Sebenarnya Vian dan Ami menginginkan hal yang sama. Jauh di dalam lubuk hati mereka, ada suatu keinginan yang tertahan sejak lama dan kini harus dikubur mereka sedalam-dalam.Tak hanya Ami, Vian pun sangat ingin rumah tangga mereka telah hancur dulu, bisa kembali lagi. Namun, itu semua susah tak mungkin lagi. Sejak Vian
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status